JAYAPURA-Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memastikan bahwa klaim Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terkait pencurian dua senjata api milik anggota Polri di Puncak Jaya adalah informasi yang tidak benar alias hoaks. Pernyataan ini disampaikan sebagai tanggapan atas klaim Sebby Sambom melalui salah satu media online, Jumat (24/1) pagi.
Sebby Sambom, mengklaim bahwa Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM), sebelumnya telah menyita dua senjata api jenis pistol Glock dari anggota polisi yang ditembak mati di Puncak Jaya pada Rabu (22/1).
Sebby juga mengklaim bahwa kedua senjata tersebut kini menjadi aset perang yang disimpan di markas TPNPB.
Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, dengan tegas menyatakan bahwa informasi tersebut adalah propaganda yang bertujuan untuk menciptakan keresahan di masyarakat.
Kami memastikan bahwa klaim pencurian senjata api oleh KKB ini adalah informasi yang tidak benar. Ini bagian dari propaganda yang sengaja disebarkan untuk memengaruhi opini publik dan menciptakan ketakutan di masyarakat,” ujar Brigjen Faizal kepada media, Jumat (24/1).
JAYAPURA-Kepolisian Republik Indonesia (Polri) memastikan bahwa klaim Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terkait pencurian dua senjata api milik anggota Polri di Puncak Jaya adalah informasi yang tidak benar alias hoaks. Pernyataan ini disampaikan sebagai tanggapan atas klaim Sebby Sambom melalui salah satu media online, Jumat (24/1) pagi.
Sebby Sambom, mengklaim bahwa Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM), sebelumnya telah menyita dua senjata api jenis pistol Glock dari anggota polisi yang ditembak mati di Puncak Jaya pada Rabu (22/1).
Sebby juga mengklaim bahwa kedua senjata tersebut kini menjadi aset perang yang disimpan di markas TPNPB.
Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, dengan tegas menyatakan bahwa informasi tersebut adalah propaganda yang bertujuan untuk menciptakan keresahan di masyarakat.
Kami memastikan bahwa klaim pencurian senjata api oleh KKB ini adalah informasi yang tidak benar. Ini bagian dari propaganda yang sengaja disebarkan untuk memengaruhi opini publik dan menciptakan ketakutan di masyarakat,” ujar Brigjen Faizal kepada media, Jumat (24/1).
