Thursday, May 9, 2024
23.7 C
Jayapura

Tak Hanya Fokus Belajar Akademik, Tapi juga Belajar Etika dan Tanggung jawab

  Tidak saja bisa mendapatkan ijazah tapi mereka harus mengenyam pendidikan yang berkualitas agar bisa bersaing lebih banyak lagi, tidak saja di tingkat nasional,  bahkan tingkat internasional.

   Itu hanya dapat ditempuh salah satunya dengan menyambut kerjasama dengan pihak Genius, apalagi sekolah itu mempunyai visi dan misi  besar,  mempercepat pengembangan SDM anak anak Indonesia Timur. Frans Pekey kemudian mengirim puluhan anak anak Port Numbay ini ke sekolah Genius.

   Hasilnya memang sudah terlihat  perbedaannya. Di usia SMP dan SMA misalnya, anak-anak ini sudah punya konsep mengembangkan penelitian ilmiah di bidang sains dan lebih spesifik lagi ke dalam bidang kesehatan dan pertanian.

   Dalam kunjungan Kamis (19/3), lalu itu, Frans Pekey berkesempatan berinteraksi dengan anak anak itu. Sejumlah anak-anak ini,  mengungkapkan pengalaman mereka selama belajar di Genius. Ya, sesuai namanya, sekolah Genius, anak-anak tersebut terlihat cukup Genius, walau masih pemula.

Baca Juga :  Kapolres Perintahkan Penjual Miras Ilegal Dikejar

  Salah satu siswa bernama Grace,  mengungkapkan pengalamannya selama bergabung di Genius. Sekolah yang berbasis riset itu sempat membuatnya ketar-ketir. Karena menurut dia, berbicara riset, tapi tidak mengetahui apa itu riset. Namun berkat bimbingan guru dan kemauan belajar yang kuat, lambat laun dia mengaku mulai tertarik dengan riset.

   Begitu juga beberapa rekan lainnya, sama-sama berbicara tentang riset. Uniknya riset-riset yang mulai dikembangkan itu diambil dari persoalan umum di Papua. Mulai dari masalah kesehatan, pertanian, persoalan kelangkaan BBM dan masih banyak lagi. Bahkan salah satu siswa sempat mengemukanan materi risetnya yang akan mengembangkan BBM dari kelapa hutan.

   Selain karena kelapa hutan sebagai bahan baku yang cukup tersedia, setidaknya ini menjadi langkah awal dari konsep berpikirnya, bagaimana mengatasi persoalan kelangkaan dan mahalnya BBM di Papua. Memang bicara mengenai riset ini bukan perkara mudah dan proses yang cepat, tapi itu membutuhkan waktu dan proses panjang. Tapi tidak ada salahnya jika itu dimulai dari sekarang.

Baca Juga :  Banyak Situs Sejarah yang Diteliti, Situs Megalitik Srobu Paling Kompleks

   “Jadi kami beruntung sekolah disini, sekolah berbasis riset, awalnya itu berpikir sesuatu yang sangat sulit dan sulit. Tetapi setelah kami belajar ternyata ini terus mendorong kami untuk terus berinovasi melalui riset ini,” ujar Grace.

  Tidak saja bisa mendapatkan ijazah tapi mereka harus mengenyam pendidikan yang berkualitas agar bisa bersaing lebih banyak lagi, tidak saja di tingkat nasional,  bahkan tingkat internasional.

   Itu hanya dapat ditempuh salah satunya dengan menyambut kerjasama dengan pihak Genius, apalagi sekolah itu mempunyai visi dan misi  besar,  mempercepat pengembangan SDM anak anak Indonesia Timur. Frans Pekey kemudian mengirim puluhan anak anak Port Numbay ini ke sekolah Genius.

   Hasilnya memang sudah terlihat  perbedaannya. Di usia SMP dan SMA misalnya, anak-anak ini sudah punya konsep mengembangkan penelitian ilmiah di bidang sains dan lebih spesifik lagi ke dalam bidang kesehatan dan pertanian.

   Dalam kunjungan Kamis (19/3), lalu itu, Frans Pekey berkesempatan berinteraksi dengan anak anak itu. Sejumlah anak-anak ini,  mengungkapkan pengalaman mereka selama belajar di Genius. Ya, sesuai namanya, sekolah Genius, anak-anak tersebut terlihat cukup Genius, walau masih pemula.

Baca Juga :  Cek Mulai Kepengurusan Inti, Keterwakilan Perempuan dan Alamat

  Salah satu siswa bernama Grace,  mengungkapkan pengalamannya selama bergabung di Genius. Sekolah yang berbasis riset itu sempat membuatnya ketar-ketir. Karena menurut dia, berbicara riset, tapi tidak mengetahui apa itu riset. Namun berkat bimbingan guru dan kemauan belajar yang kuat, lambat laun dia mengaku mulai tertarik dengan riset.

   Begitu juga beberapa rekan lainnya, sama-sama berbicara tentang riset. Uniknya riset-riset yang mulai dikembangkan itu diambil dari persoalan umum di Papua. Mulai dari masalah kesehatan, pertanian, persoalan kelangkaan BBM dan masih banyak lagi. Bahkan salah satu siswa sempat mengemukanan materi risetnya yang akan mengembangkan BBM dari kelapa hutan.

   Selain karena kelapa hutan sebagai bahan baku yang cukup tersedia, setidaknya ini menjadi langkah awal dari konsep berpikirnya, bagaimana mengatasi persoalan kelangkaan dan mahalnya BBM di Papua. Memang bicara mengenai riset ini bukan perkara mudah dan proses yang cepat, tapi itu membutuhkan waktu dan proses panjang. Tapi tidak ada salahnya jika itu dimulai dari sekarang.

Baca Juga :  Kedepankan Keberagaman Personel agar Sesuai Tema Acara 

   “Jadi kami beruntung sekolah disini, sekolah berbasis riset, awalnya itu berpikir sesuatu yang sangat sulit dan sulit. Tetapi setelah kami belajar ternyata ini terus mendorong kami untuk terus berinovasi melalui riset ini,” ujar Grace.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya