Tujuan dari kegiatan tersebut, kata dia, untuk mewaspadai segala bentuk aktifitas mencurigakan dari para bandar, pengedar, kurir atau pihak-pihak tak bertanggung jawab yang hendak masuk dan meracuni pikiran anak dan remaja dengan narkoba dan miras.
Guru-guru di sekolah itu seperti sudah kebal dengan kondisi sekolah yang seperti itu. Tetapi mereka terus berusaha untuk berteriak, meminta perhatian dari pemerintah dan juga aparat keamanan mengenai kondisi ini.
Kepala SMA Negeri 4 Kota Jayapura Anton DJoko mengatakan opsi untuk membangun sekolah baru di wilayah Jayapura Selatan memang menjadi salah satu opsi yang harus dilakukan oleh pemerintah, terutama untuk mengurangi membludaknya siswa lulusan SMP di sekolah itu.
Kepala Bidang SMA/SMK pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pemkot Nur Jaya mengatakan roh dari sekolah kejuruan ada pada link and match, yaitu adanya keterikatan antara sekolah dan dunia usaha dan industri.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Penjabat Wali Kota Jayapura, L. Christian Sohilait, didampingi Ketua YPK Joni Y. Betaubun. Kepada awak media Christian mengatakan kegiatan tersebut sangat positif. Karena dengan adanya kurikulum merdeka belajar, kepala sekolah tidak hanya mengurus soal administrasi, tapi dituntut sebagai penggerak pendidikan pada satuan pendidikan yang dipimpin.
Dia mengatakan salah satu upaya pihaknya untuk mengatasi persoalan itu dengan melakukan rehabilitasi sekolah-sekolah. Misalnya dengan pembangunan atau penambahan ruang kelas baru. Namun demikian hal itu tidak serta-merta bisa dilakukan di semua sekolah. Sebab, hal itu juga tidak menjadi satu-satunya solusi untuk mengurangi banyaknya siswa di suatu sekolah.
Salah satu Pemateri Jheyz Poatu menyatakan penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman generasi muda tentang risiko HIV/AIDS, metode pencegahan yang efektif, serta urgensi memberikan dukungan kepada individu yang terjangkit, sehingga pentingnya edukasi dini dalam upaya memerangi penyebaran HIV/AIDS.
Diakui, Festival Biak Pintar (FBP) yang dikemas sebagai suatu event untuk mengangkat sejumlah ekosistem pendidikan, maupun keberhasilan, prestasi siswa dan guru maupun sekolah adalah hal yang perlu mendapatkan perhatian dan apresiasi.
Dikatakan, Pemerintah Kota Jayapura menginginkan agar anak-anak yang ada di semua sekolah di kota Jayapura di semua jenjang pendidikan yang ada, memiliki dasar kepramukaan dan mereka memiliki pengetahuan yang sangat baik pula dan pada akhirnya kegiatan pramuka tentunya dapat memberikan dampak tersendiri bagi perubahan peserta didik itu sendiri.
Dikatakan jika tahun ajaran 2025/2026 mendatang, siswa yang mendaftar tidak bertambah maka sekolah terancam tutup. Pasalnya, jumlah siswa yang ada di sekolah tersebut saat ini tinggal 80an orang. Sementara, suatu sekolah layak beroperasi jika jumlah siswanya diatas 60 orang. Apalagi, siswa yang banyak saat ini adalah siswa kelas XII. "Iya, terancam tutup kalau siswanya dibawah 60 orang. Tapi. Sekarang masih 80-an orang," katanya.