JAYAPURA – Ramai di media sosial terkait pembahasan efek samping vaksin AstraZeneca belakangan ini. Bahkan, sebuah laporan investigasi situs berita asal Inggris The Telegraph mengungkap farmasi AstraZeneca telah mengakui vaksin COVID-19 yang mereka kembangkan bersama Universitas Oxford, dapat menimbulkan efek samping berupa sindrom trombosis dengan trombositopenia (TTS).
Sekretaris Dinas Kesehatan Papua, dr Aaron Rumainum menyebut ketika vaksin itu sudah dilaunching artinya ia tidak bermasalah lagi atau sudah bebas. Baik dari Inggris tempat dimana vaksin tersebut berasal ataupun dari Indonesia sendiri.
“Sejauh ini kami belum menerima laporan ataupun keluhan efek samping dari masyarakat terkait vaksin AstraZeneca. Sebab penggunaannya sangat sedikit,”ucap dr Aaron kepada Cenderawasih Pos, Senin (6/5) kemarin.
Aaron mengklaim jika vaksin AstraZeneca jarang digunakan di Papua sewaktu masa Covid. Kalaupun digunakan, itu hanya pada orang orang tertentu terutama mereka yang berasal dari Jawa.
“Penggunaan vaksin AstraZeneca hanya pada orang orang tertentu terutama orang orang dari jawa, kenapa demikian ? karena sebelumnya suntikan pertama mereka sudah menggunakan AstraZeneca, sehingga suntikan selanjutnya juga menggunakan yang sama,” jelasnya.
Namun lanjut dr Aaron, untuk di Papua sendiri penggunaan vaksin AstraZeneca jarang sekali. Paling banyak menggunakan vaksin sinovac, vaksin pfizer, dan moderna.
“Setahu saya efek samping dari vaksin AstraZeneca adalah radang jantung itupun jarang serta nyeri di tempat suntikan, namun efek sampingnya tidak sekeras moderna,” pungkasnya. (fia/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos