Monday, December 23, 2024
32.7 C
Jayapura

Terancam KKB Warga Pilih Ekodus Tinggalkan Paro

JAYAPURA – Ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Separatis Teroris (KST) pasca pembakaran pesawat Susi Air beberapa hari lalu rupanya ikut dirasakan warga setempat.

Aparat keamanan menyampaikan bahwa ada sejumlah warga Paro yang memilih eksodus meninggalkan Distrik Paro menuju Keneyam. Ini tak lepas dari cara – cara KKB yang keras tidak manusiawi.

Apalagi Distrik Paro merupakan satu basis dari kelompok Egianus Kogoya pimpinan KKB daerah Nduga. Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa didampingi oleh Wakapolda Papua Brigjen Pol Ramdani Hidayat,  Danpas Brimob III Korbrimob Polri Brigjen. Pol. Gatot Haribowo dan Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring memberikan keterangan pers terkait perkembangan penanganan para pengungsi.

Pangdam Mustafa menyampaikan bahwa pada prinsipnya TNI Polri bekerja atas kepentingan negara. TNI Polri  terus melibatkan para Tokoh Agama, Tokoh Adat dan tokoh masyarakat beserta pemerintah daerah yang bertujuan hanya satu, yaitu menyelamatkan nyawa manusia yang merupakan aspek kemanusiaan.

“Dalam waktu beberapa hari lalu sampai sekarang kami telah melaksanakan operasi kemanusiaan yaitu menolong saudara-saudara kita yang melaksanakan eskodus dari Paro menuju Kenyam dan mengenai Pesawat Susi Air yang terbakar, terdapat isu-isu yang beredar bahwa ada 15 orang yang diancam oleh Egianus Kagoya, namun semuanya sudah dapat dievakuasi dengan selamat,” beber Mustafa Saleh di Polres Mimika, Jumat (10/2).

Baca Juga :  TPID Terus Berupaya Kontrol Inflasi 

Hanya diakui di tengah proses evakuasi warga sipil ini masiha da PR lain yakni bagaimana mencari posisi pilot, Kapt  Philips Marthens yang hingga kini belum ditemukan. Panngdam menduga pilot tersebut kini tengah disandera kelompok Egianus. “Kami masih menelusuri dan  terus melakukan pencarian sesuai dengan kondisi di lapangan,” jelas Mayjen Muhammad Saleh Mustafa.

  Sementara itu Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelamatan nyawa manusia, bahwkan sampai berjalan kaki dari wilayah Paro menuju ke Distrik Kenyam.

“Masyarakat yang keluar ini karena takut terancam akibat aksi teror yang dilakukan oleh kelompok Egianus Kogoya yaitu dengan membakar pesawat dan diduga juga Egianus Kogoya membawa pilot Pesawat Susi Air,” jelas Danrem 172/PWY.

Kata J.O masyarakat yang dibawa keluar dari Paro ini adalah yang sakit, ada yang tidak kuat berjalan  bahkan ada anak kecil yang sudah kelelahan berjalan sekitar dua hari di hutan. “Sehingga Bapak Bupati meminta bantuan kepada TNI-Polri untuk menyelamatkan mereka sebagai wujud rasa kemanusiaan. Sekali lagi ini tidak ada operasi TNI sebab yang  dilakukan di wilayah Paro adalah bagaimana mengamankan dan menyelamatkan masyarakat lebih dulu,” kata J.O.

Baca Juga :  Sidang Lukas Enembe Hadirkan Tiga Saksi Ahli

Lalu ia membantah jika ada yang menyatakan bahwa keberadaan TNI Polri untuk mengancam membunuh masyarakat dan membuat masyarakat takut dan lari keluar dari Paro. “Semua itu tidak benar. Jika ada pihak-pihak yang menyatakan seperti itu, maka itu adalah upaya provokasi gerombolan KST dan simpatisannya. Demikian pula, selama kepemimpinan bupati kali ini juga tidak ada yang namanya pemerkosaan dan pembunuhan masyarakat sipil,” tegas Danrem.

Jadi jika ada kelompok-kelompok yang menyatakan hal tersebut, maka itulah upaya provokasi dan memutar balikkan fakta menurut Sembiring. “Kami hadir untuk mengamankan warga yang ketakutan dan akan menggandeng para tokoh untuk menyelamatkan sang pilot dan sekali lagi taka da operasi khusus untuk ini,” tutupnya. (ade/rel/wen)

JAYAPURA – Ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Kelompok Separatis Teroris (KST) pasca pembakaran pesawat Susi Air beberapa hari lalu rupanya ikut dirasakan warga setempat.

Aparat keamanan menyampaikan bahwa ada sejumlah warga Paro yang memilih eksodus meninggalkan Distrik Paro menuju Keneyam. Ini tak lepas dari cara – cara KKB yang keras tidak manusiawi.

Apalagi Distrik Paro merupakan satu basis dari kelompok Egianus Kogoya pimpinan KKB daerah Nduga. Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa didampingi oleh Wakapolda Papua Brigjen Pol Ramdani Hidayat,  Danpas Brimob III Korbrimob Polri Brigjen. Pol. Gatot Haribowo dan Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring memberikan keterangan pers terkait perkembangan penanganan para pengungsi.

Pangdam Mustafa menyampaikan bahwa pada prinsipnya TNI Polri bekerja atas kepentingan negara. TNI Polri  terus melibatkan para Tokoh Agama, Tokoh Adat dan tokoh masyarakat beserta pemerintah daerah yang bertujuan hanya satu, yaitu menyelamatkan nyawa manusia yang merupakan aspek kemanusiaan.

“Dalam waktu beberapa hari lalu sampai sekarang kami telah melaksanakan operasi kemanusiaan yaitu menolong saudara-saudara kita yang melaksanakan eskodus dari Paro menuju Kenyam dan mengenai Pesawat Susi Air yang terbakar, terdapat isu-isu yang beredar bahwa ada 15 orang yang diancam oleh Egianus Kagoya, namun semuanya sudah dapat dievakuasi dengan selamat,” beber Mustafa Saleh di Polres Mimika, Jumat (10/2).

Baca Juga :  Tidak Bisa dengan Hanya Melemparkan Statmen Kosong

Hanya diakui di tengah proses evakuasi warga sipil ini masiha da PR lain yakni bagaimana mencari posisi pilot, Kapt  Philips Marthens yang hingga kini belum ditemukan. Panngdam menduga pilot tersebut kini tengah disandera kelompok Egianus. “Kami masih menelusuri dan  terus melakukan pencarian sesuai dengan kondisi di lapangan,” jelas Mayjen Muhammad Saleh Mustafa.

  Sementara itu Danrem 172/PWY Brigjen TNI J.O. Sembiring menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelamatan nyawa manusia, bahwkan sampai berjalan kaki dari wilayah Paro menuju ke Distrik Kenyam.

“Masyarakat yang keluar ini karena takut terancam akibat aksi teror yang dilakukan oleh kelompok Egianus Kogoya yaitu dengan membakar pesawat dan diduga juga Egianus Kogoya membawa pilot Pesawat Susi Air,” jelas Danrem 172/PWY.

Kata J.O masyarakat yang dibawa keluar dari Paro ini adalah yang sakit, ada yang tidak kuat berjalan  bahkan ada anak kecil yang sudah kelelahan berjalan sekitar dua hari di hutan. “Sehingga Bapak Bupati meminta bantuan kepada TNI-Polri untuk menyelamatkan mereka sebagai wujud rasa kemanusiaan. Sekali lagi ini tidak ada operasi TNI sebab yang  dilakukan di wilayah Paro adalah bagaimana mengamankan dan menyelamatkan masyarakat lebih dulu,” kata J.O.

Baca Juga :  Kontingen Korpri Papua Ikut Kompetisi Lokal

Lalu ia membantah jika ada yang menyatakan bahwa keberadaan TNI Polri untuk mengancam membunuh masyarakat dan membuat masyarakat takut dan lari keluar dari Paro. “Semua itu tidak benar. Jika ada pihak-pihak yang menyatakan seperti itu, maka itu adalah upaya provokasi gerombolan KST dan simpatisannya. Demikian pula, selama kepemimpinan bupati kali ini juga tidak ada yang namanya pemerkosaan dan pembunuhan masyarakat sipil,” tegas Danrem.

Jadi jika ada kelompok-kelompok yang menyatakan hal tersebut, maka itulah upaya provokasi dan memutar balikkan fakta menurut Sembiring. “Kami hadir untuk mengamankan warga yang ketakutan dan akan menggandeng para tokoh untuk menyelamatkan sang pilot dan sekali lagi taka da operasi khusus untuk ini,” tutupnya. (ade/rel/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya