Friday, May 10, 2024
24.7 C
Jayapura

Komnas HAM Putus Komunikasi Dengan Kurir Egianus

Isu Pembebasan Pilot Bukan Hal Baru

JAYAPURA – Komnas HAM Papua mengaku, sudah satu bulan lebih pihaknya tak lagi berkomunikasi dengan kurir maupun mitra yang terlibat dalam penyanderaan Pilot Susi Air, Philip Mark Merthens, yang disandera kelompok bersenjata pada Februari.

Kepala Komnas HAM Papua Frits Ramandey mengatakan, kendati komunikasi sudah terputus. Namun ia memiliki keyakinan bahwa Pilot asal Selandia Baru itu diperlakukan secara manusiawi oleh kelompok Egianus.

“Satu bulan lebih kami tidak lagi menjalin komunikasi dengan Mitra maupun kurir tentang keberadaan pilot yang disandera. Namun sebelum hilang komunikasi, kami mendapatkan informasi bahwa Pilot sedang bersama Egianus dan kelompoknya serta diperlakukan secara baik,” kata Frits kepada Cenderawasih Pos, Minggu (11/11).

Baca Juga :  Penyarahan DPA Pemprov Papua Pegunungan, Wartawan Dilarang Meliput

Selain diperlakukan dengan baik, Frits mengaku dari informasi yang didapatnya. Pilot juga sudah berkomunikasi dengan isteri, anak dan keluarganya.  “Yang pasti, kondisi pilot dalam keadaan baik,” tegas Frits.

Sementara itu, menyangkut upaya pembebasan Pilot dari tangan Egianus. Frits mengatakan bahwa  pertemuan para tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat sudah dilakukan berulang kali. Pertemuan yang dilakukan baik di Nduga, Jayapura maupun di luar.

“Segala cara sudah dilakukan untuk pembebasan Pilot, bahkan pertemuan juga sudah dilakukan dengan kurirnya egianus. Termasuk pertemuan di Markas Egianus sendiri pasca penyanderaan pilot. Bahkan, Kapolda sudah membentuk tim negosiator yang dipimpin oleh Pj Bupati Nduga. Hanya saja, upaya upaya tersebut belum juga terwujud,” terangnya.

Baca Juga :  548 Warga Terdampak, 4 Orang Meninggal Dunia

Menyangkut isu pilot akan dibebaskan di PNG, Frist menyebut bahwa isu tersebut sudah mencuat sejak dua bulan lalu. Namun hingga kini tidak juga terwujud.

“Soal isu Pilot asal Selandia Baru mau dibebaskan di wilayah PNG, itu bukanlah isu baru. Melainkan sudah dua bulan yang lalu ada upaya membawa pilot sampai ke PNG, tapi kemudian dibantah Egianus,” tegas Frits.

Sebagaimana kata Frits, dianggap rumit jika kemudian Egianus membawa Pilot tersebut dari Nduga ke PNG. Kalau pun lewat Pegunungan Bintang jalurnya terlalu jauh, namun jalur yang paling dekat adalah melalui Yalimo lalu ke PNG.

Isu Pembebasan Pilot Bukan Hal Baru

JAYAPURA – Komnas HAM Papua mengaku, sudah satu bulan lebih pihaknya tak lagi berkomunikasi dengan kurir maupun mitra yang terlibat dalam penyanderaan Pilot Susi Air, Philip Mark Merthens, yang disandera kelompok bersenjata pada Februari.

Kepala Komnas HAM Papua Frits Ramandey mengatakan, kendati komunikasi sudah terputus. Namun ia memiliki keyakinan bahwa Pilot asal Selandia Baru itu diperlakukan secara manusiawi oleh kelompok Egianus.

“Satu bulan lebih kami tidak lagi menjalin komunikasi dengan Mitra maupun kurir tentang keberadaan pilot yang disandera. Namun sebelum hilang komunikasi, kami mendapatkan informasi bahwa Pilot sedang bersama Egianus dan kelompoknya serta diperlakukan secara baik,” kata Frits kepada Cenderawasih Pos, Minggu (11/11).

Baca Juga :  Bantah Adanya Uang Rp 5 M Untuk Bebaskan Pilot

Selain diperlakukan dengan baik, Frits mengaku dari informasi yang didapatnya. Pilot juga sudah berkomunikasi dengan isteri, anak dan keluarganya.  “Yang pasti, kondisi pilot dalam keadaan baik,” tegas Frits.

Sementara itu, menyangkut upaya pembebasan Pilot dari tangan Egianus. Frits mengatakan bahwa  pertemuan para tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat sudah dilakukan berulang kali. Pertemuan yang dilakukan baik di Nduga, Jayapura maupun di luar.

“Segala cara sudah dilakukan untuk pembebasan Pilot, bahkan pertemuan juga sudah dilakukan dengan kurirnya egianus. Termasuk pertemuan di Markas Egianus sendiri pasca penyanderaan pilot. Bahkan, Kapolda sudah membentuk tim negosiator yang dipimpin oleh Pj Bupati Nduga. Hanya saja, upaya upaya tersebut belum juga terwujud,” terangnya.

Baca Juga :  PON Bisa Dihadiri Penonton Secara Terbatas

Menyangkut isu pilot akan dibebaskan di PNG, Frist menyebut bahwa isu tersebut sudah mencuat sejak dua bulan lalu. Namun hingga kini tidak juga terwujud.

“Soal isu Pilot asal Selandia Baru mau dibebaskan di wilayah PNG, itu bukanlah isu baru. Melainkan sudah dua bulan yang lalu ada upaya membawa pilot sampai ke PNG, tapi kemudian dibantah Egianus,” tegas Frits.

Sebagaimana kata Frits, dianggap rumit jika kemudian Egianus membawa Pilot tersebut dari Nduga ke PNG. Kalau pun lewat Pegunungan Bintang jalurnya terlalu jauh, namun jalur yang paling dekat adalah melalui Yalimo lalu ke PNG.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya