Tuesday, April 30, 2024
26.7 C
Jayapura

Kehilangan Banyak Pelanggan, Pendapatan Kini Turun Drastis

Mendengar Keluhan para Sopir Angkot yang Mangkal di Terminal Mesran

Maraknya jasa angkutan online belakangan ini, secara perlahan menggerus pendapatan dari para sopir angkutan konvensional. Ada yang beralih mengikuti perkembangan tehnologi dengan jasa angkutan online, tapi banyak juga  yang tetap bertahan dengan  angkutan kota yang dimiliknya.  Beberapa sopir angkot curhat, tentang kondisi mereka hari ini.

Laporan Robert Mboik – Jayapura

Puluhan angkutan kota terlihat berjajar, mangkal  di terminal Mesran Jayapura. Para sopir tidak mau gambling dengan wara wiri cari penumpang di tengah kondisi banyak  liburan seperti belakangan ini.   Selain sepinya penumpang angkot, juga  pendapatan harian mereka yang semakin lesu menjadi perhitungan untuk menghemat biaya operasional, terutama BBMnya,

   Lagi-lagi salah satu  karena  kehadiran angkutan online, seperti maxim, grab dan lain sebagainya menjadi penyebab utama mereka seperti kehilangan banyak penumpang. Setiap hari sebagian besar waktu para sopir ini memilih nongkrong di area terminal dari pada wara wiri yang tak tentu dapat penumpang di pinggir jalan.

  Puluhan mobil angkot Kota Jayapura terutama yang mangkal di terminal Mesran, tampak berjejer rapi menyebar hingga disudut-sudut terminal Mesran. Dulunya mereka pernah berjaya, sebagai satu-satunya moda transportasi dalam kota. Tapi itu hanya cerita kenangan yang terjadi di era tahun  80-an sampai awal tahun  2000-an.

Baca Juga :  Kapolda Berziarah ke Makam Para Pahlawan

  Semakin kesini, perkembangan teknologi makin maju termasuk sarana telekomunikasi, internet semuanya berbasis online. Perkembangan tehnologi informasi  ini jelas membuat perubahan baru, salah satu yang paling terkena dampak adalah moda transportasi konvensional. Mereka terpaksa bersaing dengan teknologi yang berkembang di masa kini.

   Senin (1/4) Cenderawasih Pos mewawancarai beberapa sopir angkutan kota di terminal Mesran Kota Jayapura.  Salah satu yang diwawancarai, Ardi, mengatakan, selain banyaknya kehadiran grab dan taksi online Maxim,  masyarakat juga kini sudah memiliki masing-masing angkutan pribadi seperti roda dua.  Sehingga minat masyarakat umum untuk menggunakan angkot sudah semakin sedikit.

  Hal lain yang mempengaruhi berkurangnya minat konsumen terhadap mobil angkot,  misalnya pengaturan kewajiban masuk ke Terminal bagi angkutan kota yang menyebabkan para penumpang harus berganti mobil. Artinya sekali jalan harus menggunakan 2 angkutan kota sehingga biayanya juga semakin tinggi.  Sementara jika menggunakan taksi online mereka lebih mudah sekali dan tanpa harus masuk terminal.

   “Kalau taksinya langsung,  penumpang pasti tidak pusing,  selain murah dia tidak harus kita ganti kendaraan.  Misalnya dari terminal Entrop dia mau ke APO ketika masuk ke Terminal pasti harus menggunakan atau ganti dua angkot,” ujar Ardi.

Baca Juga :  Manfaatkan Barang Bekas untuk Membuat Pohon Natal

   Dia mengaku sehari pendapatan bersihnya hanya mencapai Rp 50.000 sampai Rp 70.000. Berbeda sekali sebelumnya sehari mereka bisa mendapatkan Rp 200.000. Itu dihitung di luar biaya pengeluaran bensin makan minum dan setoran.

   Sementara itu sopir angkut lainnya   bernama Fajar, Sopir angkot jurusan B1, mengeluh hal yang sama terutama terkait kehadiran kendaraan taksi online.  Dia mengaku banyak kehilangan pelanggan setelah munculnya taksi online, karena harga yang ditawarkan jauh lebih murah dari angkutan kota konvensional.

   “Misalnya kalau kami antar ke Abe itu Rp 100.000 tetapi ketika Maxim ini ada mereka hanya kasih Rp 60.000 yang pasti lebih banyak ke mereka,” katanya.

   Dia juga mengaku sedikit kesulitan apalagi pada saat kondisi sedang libur sekolah.  Jika tidak mereka biasanya berharap pada pemasukan dari anak-anak sekolah.  Sehingga ketika sekolah atau aktivitas pemerintahan libu,r maka mereka juga lebih banyak berdiam diri di terminal.

   “Jadi kami hanya berharap ada pengaturan yang lebih adil untuk kami dan mereka yang online.  Karena kalau tidak kami hanya seperti ini main game duduk di sini sepertinya ini,” pungkasnya. (*/tri).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Mendengar Keluhan para Sopir Angkot yang Mangkal di Terminal Mesran

Maraknya jasa angkutan online belakangan ini, secara perlahan menggerus pendapatan dari para sopir angkutan konvensional. Ada yang beralih mengikuti perkembangan tehnologi dengan jasa angkutan online, tapi banyak juga  yang tetap bertahan dengan  angkutan kota yang dimiliknya.  Beberapa sopir angkot curhat, tentang kondisi mereka hari ini.

Laporan Robert Mboik – Jayapura

Puluhan angkutan kota terlihat berjajar, mangkal  di terminal Mesran Jayapura. Para sopir tidak mau gambling dengan wara wiri cari penumpang di tengah kondisi banyak  liburan seperti belakangan ini.   Selain sepinya penumpang angkot, juga  pendapatan harian mereka yang semakin lesu menjadi perhitungan untuk menghemat biaya operasional, terutama BBMnya,

   Lagi-lagi salah satu  karena  kehadiran angkutan online, seperti maxim, grab dan lain sebagainya menjadi penyebab utama mereka seperti kehilangan banyak penumpang. Setiap hari sebagian besar waktu para sopir ini memilih nongkrong di area terminal dari pada wara wiri yang tak tentu dapat penumpang di pinggir jalan.

  Puluhan mobil angkot Kota Jayapura terutama yang mangkal di terminal Mesran, tampak berjejer rapi menyebar hingga disudut-sudut terminal Mesran. Dulunya mereka pernah berjaya, sebagai satu-satunya moda transportasi dalam kota. Tapi itu hanya cerita kenangan yang terjadi di era tahun  80-an sampai awal tahun  2000-an.

Baca Juga :  Dihub Tertibkan Kendaraan Pribadi Masuk Terminal Pasar Wamanggu 

  Semakin kesini, perkembangan teknologi makin maju termasuk sarana telekomunikasi, internet semuanya berbasis online. Perkembangan tehnologi informasi  ini jelas membuat perubahan baru, salah satu yang paling terkena dampak adalah moda transportasi konvensional. Mereka terpaksa bersaing dengan teknologi yang berkembang di masa kini.

   Senin (1/4) Cenderawasih Pos mewawancarai beberapa sopir angkutan kota di terminal Mesran Kota Jayapura.  Salah satu yang diwawancarai, Ardi, mengatakan, selain banyaknya kehadiran grab dan taksi online Maxim,  masyarakat juga kini sudah memiliki masing-masing angkutan pribadi seperti roda dua.  Sehingga minat masyarakat umum untuk menggunakan angkot sudah semakin sedikit.

  Hal lain yang mempengaruhi berkurangnya minat konsumen terhadap mobil angkot,  misalnya pengaturan kewajiban masuk ke Terminal bagi angkutan kota yang menyebabkan para penumpang harus berganti mobil. Artinya sekali jalan harus menggunakan 2 angkutan kota sehingga biayanya juga semakin tinggi.  Sementara jika menggunakan taksi online mereka lebih mudah sekali dan tanpa harus masuk terminal.

   “Kalau taksinya langsung,  penumpang pasti tidak pusing,  selain murah dia tidak harus kita ganti kendaraan.  Misalnya dari terminal Entrop dia mau ke APO ketika masuk ke Terminal pasti harus menggunakan atau ganti dua angkot,” ujar Ardi.

Baca Juga :  AKBP Victor Dean Mackbon Gantikan Kapolres Rapper

   Dia mengaku sehari pendapatan bersihnya hanya mencapai Rp 50.000 sampai Rp 70.000. Berbeda sekali sebelumnya sehari mereka bisa mendapatkan Rp 200.000. Itu dihitung di luar biaya pengeluaran bensin makan minum dan setoran.

   Sementara itu sopir angkut lainnya   bernama Fajar, Sopir angkot jurusan B1, mengeluh hal yang sama terutama terkait kehadiran kendaraan taksi online.  Dia mengaku banyak kehilangan pelanggan setelah munculnya taksi online, karena harga yang ditawarkan jauh lebih murah dari angkutan kota konvensional.

   “Misalnya kalau kami antar ke Abe itu Rp 100.000 tetapi ketika Maxim ini ada mereka hanya kasih Rp 60.000 yang pasti lebih banyak ke mereka,” katanya.

   Dia juga mengaku sedikit kesulitan apalagi pada saat kondisi sedang libur sekolah.  Jika tidak mereka biasanya berharap pada pemasukan dari anak-anak sekolah.  Sehingga ketika sekolah atau aktivitas pemerintahan libu,r maka mereka juga lebih banyak berdiam diri di terminal.

   “Jadi kami hanya berharap ada pengaturan yang lebih adil untuk kami dan mereka yang online.  Karena kalau tidak kami hanya seperti ini main game duduk di sini sepertinya ini,” pungkasnya. (*/tri).

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya