Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Manfaatkan Barang Bekas untuk Membuat Pohon Natal

JAYAPURA-Ratusan Pohon natal dari peserta lomba memenuhi lokasi gerbang natal di Taman Imbi Kota Jayapura, Jumat (1/12). Menariknya pohon natal tersebut terbuat dari bahan daur ulang sampah dan barang bekas.

  Setiap pohon natal masing masing berukuran tinggi 2 meter. Berbagai macam kreasi dibuat oleh peserta, mulai dari botol minuman bekas, sendal jepit hingga plastik, serta bahan daur ulang sampah lainnya yang dikreasi menjadi pohon natal oleh peserta lomba.

  Salah satunya dari SD YPPK St Petrus Argapura. Mereka membuat pohon natal yang terbuat dari gelas air vit. Bahan dasar lainnya, serbuk kayu, serta kayu balok ukuran 5×5 cm. Menariknya gelas platik tersebut dibelah menjadi dua bagian, dan disusun sedemikian rupa hingga menjadi sebuah pohon natal yang begitu indah.

  “Barang bekas ini kita kumpul, dengan jumlah sekitar 250 gelas platik, Gelas platik ini kita belah, kemudian ditaburkan serbuk kayu lalu disemprotkan menggunakan piloks,” terang Amanda Kristiani salah saru guru SD YPPK St. Petrus Argapura.

Baca Juga :  Jaksa Minta Majelis Hakim Tolak Eksespsi Viktor Yeimo

  Dikatakan bahan gelas vit yang digunakan untuk phon natal tersebut sebanyak 250 buah. Sementara proses pengerjaan hingga menjdi sebuah pohon natal selama kurang lebih tiga minggu.

  “Kita kerja secara tim, Semua guru guru SD YPPK St. Petrus dan Paulus Argapura,” ungkapnya.

  Amanda mengaku, pihaknya ikut lomba karena termotivasi dengan lingkungan yang tampak dipenuhi sampah plastik, terutama gelas vit. “Kita semua harapkan agar dengan semangat natal ini kita bisa menjaga lingkungan kita untuk tetap bersih,” ucapnya.

  Sementara itu Sebinus Nere salah satu peserta lomba pembuat pohon natal dengan desain menggunakan bahan bekas plastik, pipa paralon dan kawat besi, menjadi pohon natal dengan konsep pohon ketapang.

  Sebinus menjelaskan pohon natal milik kelompoknya itu didesain menggunakan plastik bekas. Dengan jumlah plasik yang digunakan sebanyak 570 plastik.

Baca Juga :  Gerakan Literasi Zakat dan Wakaf Provinsi Papua

Kita kumpul plastik ini memang membutuhkan waktu lama, hampir tiga minggu kemudian kita desain dalam bentuk pohon ketapang, ” terangnya.

  Selain plastik bekas, tapi juga pipa paralon, dan juga kawat besi. “Untuk pohon utamanya kita pake pipa plastik, sementara ranting dan daunnya ini kita gunakan kawat, dan plastik bekas belanjaan,” jelasnya.

  Sebinus mengaku dirinya bersama anggota kelompoknya itu mengaku bangga mengikuti lomba tersebut. Hal itu terinspiraai dengan melihat banyaknya sampah rumah tangga yang berserakan. Sehingga dengan dibukanya lomba tersebut oleh pemerintah merekapun mendaftarkan diri untuk terlibat membuat pohon natal dari bahan daur ulang sampah.

  “Kalau kita lihat sampah plastik di Kota Jayapura paling banyak, sehingga kita temotivasi mengikuti lomba ini dan mengambil konsep pohon natal dari plastik bekas belanjaan, atau kantong kresek,” ungkapnya. (rel/tri)

JAYAPURA-Ratusan Pohon natal dari peserta lomba memenuhi lokasi gerbang natal di Taman Imbi Kota Jayapura, Jumat (1/12). Menariknya pohon natal tersebut terbuat dari bahan daur ulang sampah dan barang bekas.

  Setiap pohon natal masing masing berukuran tinggi 2 meter. Berbagai macam kreasi dibuat oleh peserta, mulai dari botol minuman bekas, sendal jepit hingga plastik, serta bahan daur ulang sampah lainnya yang dikreasi menjadi pohon natal oleh peserta lomba.

  Salah satunya dari SD YPPK St Petrus Argapura. Mereka membuat pohon natal yang terbuat dari gelas air vit. Bahan dasar lainnya, serbuk kayu, serta kayu balok ukuran 5×5 cm. Menariknya gelas platik tersebut dibelah menjadi dua bagian, dan disusun sedemikian rupa hingga menjadi sebuah pohon natal yang begitu indah.

  “Barang bekas ini kita kumpul, dengan jumlah sekitar 250 gelas platik, Gelas platik ini kita belah, kemudian ditaburkan serbuk kayu lalu disemprotkan menggunakan piloks,” terang Amanda Kristiani salah saru guru SD YPPK St. Petrus Argapura.

Baca Juga :  BNI Wilayah 16 Tanah Papua Lakukan Operasional Terbatas

  Dikatakan bahan gelas vit yang digunakan untuk phon natal tersebut sebanyak 250 buah. Sementara proses pengerjaan hingga menjdi sebuah pohon natal selama kurang lebih tiga minggu.

  “Kita kerja secara tim, Semua guru guru SD YPPK St. Petrus dan Paulus Argapura,” ungkapnya.

  Amanda mengaku, pihaknya ikut lomba karena termotivasi dengan lingkungan yang tampak dipenuhi sampah plastik, terutama gelas vit. “Kita semua harapkan agar dengan semangat natal ini kita bisa menjaga lingkungan kita untuk tetap bersih,” ucapnya.

  Sementara itu Sebinus Nere salah satu peserta lomba pembuat pohon natal dengan desain menggunakan bahan bekas plastik, pipa paralon dan kawat besi, menjadi pohon natal dengan konsep pohon ketapang.

  Sebinus menjelaskan pohon natal milik kelompoknya itu didesain menggunakan plastik bekas. Dengan jumlah plasik yang digunakan sebanyak 570 plastik.

Baca Juga :  Papua Perlu Mempunyai Dokumen Kebudayaan

Kita kumpul plastik ini memang membutuhkan waktu lama, hampir tiga minggu kemudian kita desain dalam bentuk pohon ketapang, ” terangnya.

  Selain plastik bekas, tapi juga pipa paralon, dan juga kawat besi. “Untuk pohon utamanya kita pake pipa plastik, sementara ranting dan daunnya ini kita gunakan kawat, dan plastik bekas belanjaan,” jelasnya.

  Sebinus mengaku dirinya bersama anggota kelompoknya itu mengaku bangga mengikuti lomba tersebut. Hal itu terinspiraai dengan melihat banyaknya sampah rumah tangga yang berserakan. Sehingga dengan dibukanya lomba tersebut oleh pemerintah merekapun mendaftarkan diri untuk terlibat membuat pohon natal dari bahan daur ulang sampah.

  “Kalau kita lihat sampah plastik di Kota Jayapura paling banyak, sehingga kita temotivasi mengikuti lomba ini dan mengambil konsep pohon natal dari plastik bekas belanjaan, atau kantong kresek,” ungkapnya. (rel/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya