Bagi Wakil Walikota, Rustan Saru hal ini perlu dilakukan pendataan dan penanganan yang lebih serius karena sangat penting untuk menambah PAD kota. "Retribusi tempat usaha berupa aneka jualan dan juga rumah makan ini seharusnya bisa jadi penambahan PAD kita, namun saat ini tidak diakomodir, nah ini akan jadi pekerjaan kita ke depan," ujar Rustan Saru dalam sidak berlangsung.
"Desain terminal ini menggunakan konsep mixsius, yaitu terminal tidak hanya digunakan untuk naik-turun penumpang, tetapi juga untuk kegiatan ekonomi lainnya seperti, menyewa gedung atau lingkungan terminal untuk ivent-ivent ekonomi seperti yang sedang berjalan saat ini," tutur Endy Irawan saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos via seluler, Sabtu (18/1).
Pihaknya mengaku terus melakukan pengawasan di lapangan, terkait dengan pemanfaatan Terminal terutama di Terminal Tipe C Mesran yang baru saja dibenahi oleh Pemkot Jayapura. Dari pengawasan yang dilakukan, ada berbagai alasan mengapa sopir-sopir Angkot enggan masuk terminal. Misalnya adanya permintaan dari para penumpang untuk tidak menurunkan mereka di terminal tetapi diturunkan di pinggir jalan.
Pemerintah Kota Jayapura terus berupaya untuk memberikan layanan yang terbaik kepada masyarakat. Dengan harapan ketika layanan maksimal masyarakat juga patuh terhadap aturan. Baru-baru ini Pemerintah Kota Jayapura sudah meresmikan pemanfaatan sejumlah fasilitas baru yang dihadirkan untuk melengkapi keberadaan Terminal Mesran yang ada di pusat kota Jayapura.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Jayapura Justin Sitorus di Jayapura, Senin, mengatakan penyediaan fasilitas kesehatan dan mushala untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat selama berada di Terminal Mesran.
Hal itu dilakukan pemerintah kota Jayapura setelah adanya keluhan masyarakat mengenai sulitnya transportasi umum menuju Kota Jayapura belakangan ini. Namun setelah layanan taksi itu dilaunching beberapa waktu lalu oleh Pemkot Jayapura, minat masyarakat untuk menggunakan transportasi darat itu masih minim.
Apalagi menurut dia, di kota Jayapura ini 95 persen kendaraan Angkot, sudah tidak layak lagi beroperasi. Hal itu dikarenakan rata-rata usia kendaraaan Angkot di Kota Jayapura itu di atas 15 tahun.
Karena itu dia meminta masyarakat Kota Jayapura untuk mendukung program pemerintah kota Jayapura itu, dan tidak boleh melakukan aksi-aksi memalang, melarang angkutan umum ataupun aksi-aksi lainnya yang mengancam keselamatan sopir dan penumpang ke wilayah layanan.
Masih ada saja sopir angkutan kota yang menurunkan penumpang di pinggir jalan, misalnya dari jurusan terminal Mesran menuju Entrop, tidak sedikit penumpang diturunkan di persimpangan jalan Entrop. Selanjutnya angkutan kota jurusan Abe-Waena, juga menurunkan penumpang di sekitar kawasan itu dan mengangkutnya untuk kembali ke rute semula.
Kehadiran Mall pelayanan publik (MPP) Jayapura awalnya digadang-gadang dapat memberikan keringanan bagi masyarakat untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan dokumen, perizinan karena itu dapat dilakukan dalam satu gedung. Ini jelas dapat menghemat banyak hal baik uang, tenaga dan juga waktu.