Wednesday, May 1, 2024
24.7 C
Jayapura

Petani Terpaksa Panen Padi Rebah Meski Belum Waktunya 

MERAUKEHujan disertai angin kencang yang terjadi dalam beberapa hari beberapa wkatu lalu membuat  sebagian padi petani di Merauke rebah. Akibat dari  padi yang rebah tersebut membuat hasil tidak maksimal. 

Selain karena padi yang rebah tersebut belum masak atau menguning juga  sebagian besar  terendam air sehingga cepat membusuk jika tidak segera dipanen.  Meski belum waktunya panen, sebagian petani di Merauke berusaha menyelamatkan padinya yang sudah rebah tersebut dengan memanen lebih awal secara manual.      

   Yuniarti, salah satu  petani dari Kampung Sidomulyo  mengaku sebagian petani yang padinya rebah tersebut memanen meski sebenarnya belum waktunya secara manual.

Baca Juga :  Merauke Jadi Salah Satu Pusat Kegiatan Strategis Nasional

‘’Dari pada sama sekali tidak dapat apa-apa,  teman-teman yang padinya rebah mencoba menyelamatkan  dengan memanen secara manual dengan menggunakan tenaga manusia,’’ kata Yuniarti, Kamis  (28/03/2024).

Namun  diakui Yuniarti bahwa padi yang sudah rebah sekalipun sudah masak tapi jika terendam banjir dipastikan tidak maksimal.   

‘’Kalau tidak cepat dipanen maka akan tumbuh. Dan itu yang terjadi. Karena panennya dengan menggunakan tenaga manusia tentu butuh  waktu lama. Kalau mesin tidak bisa lagi,’’ tandasnya.    

Dinas  Tanaman Pangan, Holtikultura dan  Perkebunan Kabupaten Merauke menyebut sekitar 30 persen dari luas tanam di area sentra pangan Merauke rebah akibat hujan disertai angin kencang beberapa waktu lalu. Luas tanam di areal sentra pangan Kabupaten Merauke  meliputi Distrik Semangga, Tanah Miring, Kurik, Malind dan Merauke 25.000  hektar. Jika  yang rebah sekitar 30 persen, maka diperkirakan sekitar  7.000 hektar padi di Merauke rebah.

Baca Juga :  Dibacok, Seorang Pemuda Dilarikan ke Rumah Sakit 

Padahal dalam 2-3 tahun terakhir  petani di Merauke mengalami gagal panen  akibat  El-Nino. Akibatnya,  Merauke  harus mendatangkan  beras dari Makasar dan Surabaya sejak 2023 lalu untuk memenuhi kebutuhan di Merauke. (ulo)   

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

MERAUKEHujan disertai angin kencang yang terjadi dalam beberapa hari beberapa wkatu lalu membuat  sebagian padi petani di Merauke rebah. Akibat dari  padi yang rebah tersebut membuat hasil tidak maksimal. 

Selain karena padi yang rebah tersebut belum masak atau menguning juga  sebagian besar  terendam air sehingga cepat membusuk jika tidak segera dipanen.  Meski belum waktunya panen, sebagian petani di Merauke berusaha menyelamatkan padinya yang sudah rebah tersebut dengan memanen lebih awal secara manual.      

   Yuniarti, salah satu  petani dari Kampung Sidomulyo  mengaku sebagian petani yang padinya rebah tersebut memanen meski sebenarnya belum waktunya secara manual.

Baca Juga :  Diselesaikan Lewat RJ, Tersangka Sujud Cium Kaki Istrinya   

‘’Dari pada sama sekali tidak dapat apa-apa,  teman-teman yang padinya rebah mencoba menyelamatkan  dengan memanen secara manual dengan menggunakan tenaga manusia,’’ kata Yuniarti, Kamis  (28/03/2024).

Namun  diakui Yuniarti bahwa padi yang sudah rebah sekalipun sudah masak tapi jika terendam banjir dipastikan tidak maksimal.   

‘’Kalau tidak cepat dipanen maka akan tumbuh. Dan itu yang terjadi. Karena panennya dengan menggunakan tenaga manusia tentu butuh  waktu lama. Kalau mesin tidak bisa lagi,’’ tandasnya.    

Dinas  Tanaman Pangan, Holtikultura dan  Perkebunan Kabupaten Merauke menyebut sekitar 30 persen dari luas tanam di area sentra pangan Merauke rebah akibat hujan disertai angin kencang beberapa waktu lalu. Luas tanam di areal sentra pangan Kabupaten Merauke  meliputi Distrik Semangga, Tanah Miring, Kurik, Malind dan Merauke 25.000  hektar. Jika  yang rebah sekitar 30 persen, maka diperkirakan sekitar  7.000 hektar padi di Merauke rebah.

Baca Juga :  57 Personel Polres dan Brimob Merauke Naik Pangkat 

Padahal dalam 2-3 tahun terakhir  petani di Merauke mengalami gagal panen  akibat  El-Nino. Akibatnya,  Merauke  harus mendatangkan  beras dari Makasar dan Surabaya sejak 2023 lalu untuk memenuhi kebutuhan di Merauke. (ulo)   

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya