Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Merauke Josefa Rumaseuw, ditemui media ini mengungkapkan, klaim pembayaran asuransi ini akan dilakukan bagi petani yang sudah terdaftar dan membayar asuransi tersebut sebelumnya. Besarnya asuransi setiap hektar sebesar Rp 360.000.
‘’Jadi kita di Merauke mendapat kuota asuransi kurang lebih 10.000 hektar bagi petani yang gagal panen. Tapi, asuransi ini akan ada hitungan tehnisnya. Jadi yang betul-betul gagal panen seperti apa ini yang sementara disosialisasikan kepada petani.
‘’Dengan dikeluarkannya flexibilitas harga oleh Badan Pangan Nasional, kami sudah mulai melakukan penyerapan. Karena dengan harga Rp 11.000 perkilo diterima di gudang Bulog, menurut para pengusaha penggilingan sudah cocok harganya dan sudah masuk,’’ kata Firman Mando.
Sebagai langkah nyata, Mentan mengatakan saat ini pemerintah tengah menggarap lahan seluas 20 ribu hektare dari total yang ditargetkan 500 ribu hektare. Perlahan tapi pasti, target tersebut dalam waktu dekat akan tercapai mengingat Indeks Pertanaman (IP) di Merauke rata-rata 2 kali dalam semusim dan bisa ditingkatkan menjadi 3 kali dalam semusim.
Menurutnya, penggunaan pupuk organik memiliki banyak manfaat bagi para petani. Salah satunya untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan menyumbang keseimbangan karbon dalam tanah.
Selain karena padi yang rebah tersebut belum masak atau menguning juga sebagian besar terendam air sehingga cepat membusuk jika tidak segera dipanen. Meski belum waktunya panen, sebagian petani di Merauke berusaha menyelamatkan padinya yang sudah rebah tersebut dengan memanen lebih awal secara manual.   Â
  Menurut Siriwa, penggunaan pupuk organik ini memiliki banyak manfaat. Salah satunya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan menyumbang keseimbangan karbon dalam tanah.
 Agustinus Yoga menjelaskan bahwa luas tanam di sentra-sentra pertanian pada musim tanam rendengan tahun ini sebanyak 25.000 hektar. Jika dikalikan dengan 30 persen yang rebah tersebut maka diperkirakan sekitar 7.000 hektar lahan padi yang rusak akibat rebah. ‘’Rata-rata yang rebah itu adalah padi yang bulirnya berisi padat,’’ katanya.
  Menanggapi aspirasi warga tersebut, anggota DPRP, Dr. Kristhina RI Luluporo, SIP.,MAP., menyampaikan akan melakukan komunikasi dengan instansi terkait di jajaran Pemkot Jayapura maupun Pemprov Papua dalam mencarikan solusi mengatasi kesulitan pupuk di tingkat petani.