Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Peralatan Rusak, RSUD Jayapura Tak Layani  Operasi Cito dan Elektif

JAYAPURARSUD Jayapura sebagai rumah sakit rujukan di Tanah Papua, dan sebagai kebanggan masyarakat Papua tak berdaya dengan kondisi yang ada.

Pasalnya kondisi di RSUD Jayapura dianggap sebagai “benang kusut” yang kerap berulang, bahkan dalam APBD 2024 dana yang diplotkan ke RSUD “hanya” Rp 22 M, sementara tahun-tahun sebelumnya bisa mencapai Rp 100-an M.

  Yang terbaru sejumlah peralatan rusak, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura tidak bisa melayani tindakan operasi cito (operasi yang bersifat darurat) dan elektif (operasi terencana yang tidak harus segera dilakukan)

Hal itu disampaikan Kepala Unit Kemoterapi RSUD Jayapura, dr Jan Frits Siauta, saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos.

“Tidak ada alat steril yang digunakan untuk tindakan operasi, alatnya rusak sejak beberapa minggu lalu dan kasus ini sering terjadi,” ucap dr Jan.

Menurut dr Jan, kondisi ini membuat pasien menjadi korban. Padahal RSUD Jayapura merupakan rumah sakit rujukan di tanah Papua, dimana semua pasien selalu dilarikan di sini.

Baca Juga :  Demi Kelancaran Kampanye, TKD Prabowo-Gibran Doa Bersama

“Ini ada pasien di ICU yang mesti dioperasi, karena tidak ada alat terpaksa ditunda operasinya. Artinya kemungkinan pasien itu meninggal makin besar dan kita sebagai dokter tidak bisa berbuat apa apa,” kata dr Jan.

Ia juga menyebut sampai saat ini tidak berani menolak pasien yang datang ke RSUD Jayapura, sebab manajemen rumah sakit tidak berani mengeluarkan pegumuman.

“Jika menolak pasien yang datang berobat maka dokter yang salah. Tugas kita menyelamatkan nyawa pasien, kita tidak boleh menolak pasien, namun dilain sisi kita tidak bisa berbuat apa apa,” jelasnya.

“Kita dokter saat ini dilema, mau terima pasien namun tidak bisa berbuat apa apa. Pun menolak kita yang salah. Jika pasien bisa diedukasi, kita pindahkan ke rumah sakit lain,” sambungnya.

Sebagai rumah sakit milik pemerintah, dr Jan meminta jangan jadikan pasien sebagai korban. Sehingga itu, segera lakukan pembenahan di rumah sakit.

Baca Juga :  Keberadaan TNI Sangat Penting di Papua

“Persoalan yang terjadi di rumah sakit ini sudah diketahui pimpinan, bahkan Pj Gubernur kemarin melakukan peninjauan di RSUD Jayapura. Namun persoalanya tetap saja tidak ada solusi,” tegasnya.

Menurut Jan, tak hanya persoalan alat medis yang kerap diributkan di rumah sakit milik pemerintah ini. Melainkan masalah air bersih bahkan listrik yang kerap padam saat proses operasi sedang berlangsung.

Bahkan, di Instalasi Laboratorium dimana untuk pemeriksaan darah lengkap hanya bisa dilayani sampai Kamis (21/3). Setelah itu Hematologi hanya bisa melayani pemeriksaan Malaria (DDR), PT dan APTT juga TAP. Untuk reagen elektrolit tinggal untuk 1 minggu padahal reagen sejak Februari dimintakan kepada manajemen. “Ini terkesan pembiaran entah maksud dan tujuannya apa,” pungkasnya. (fia/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURARSUD Jayapura sebagai rumah sakit rujukan di Tanah Papua, dan sebagai kebanggan masyarakat Papua tak berdaya dengan kondisi yang ada.

Pasalnya kondisi di RSUD Jayapura dianggap sebagai “benang kusut” yang kerap berulang, bahkan dalam APBD 2024 dana yang diplotkan ke RSUD “hanya” Rp 22 M, sementara tahun-tahun sebelumnya bisa mencapai Rp 100-an M.

  Yang terbaru sejumlah peralatan rusak, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura tidak bisa melayani tindakan operasi cito (operasi yang bersifat darurat) dan elektif (operasi terencana yang tidak harus segera dilakukan)

Hal itu disampaikan Kepala Unit Kemoterapi RSUD Jayapura, dr Jan Frits Siauta, saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos.

“Tidak ada alat steril yang digunakan untuk tindakan operasi, alatnya rusak sejak beberapa minggu lalu dan kasus ini sering terjadi,” ucap dr Jan.

Menurut dr Jan, kondisi ini membuat pasien menjadi korban. Padahal RSUD Jayapura merupakan rumah sakit rujukan di tanah Papua, dimana semua pasien selalu dilarikan di sini.

Baca Juga :  Demi Kelancaran Kampanye, TKD Prabowo-Gibran Doa Bersama

“Ini ada pasien di ICU yang mesti dioperasi, karena tidak ada alat terpaksa ditunda operasinya. Artinya kemungkinan pasien itu meninggal makin besar dan kita sebagai dokter tidak bisa berbuat apa apa,” kata dr Jan.

Ia juga menyebut sampai saat ini tidak berani menolak pasien yang datang ke RSUD Jayapura, sebab manajemen rumah sakit tidak berani mengeluarkan pegumuman.

“Jika menolak pasien yang datang berobat maka dokter yang salah. Tugas kita menyelamatkan nyawa pasien, kita tidak boleh menolak pasien, namun dilain sisi kita tidak bisa berbuat apa apa,” jelasnya.

“Kita dokter saat ini dilema, mau terima pasien namun tidak bisa berbuat apa apa. Pun menolak kita yang salah. Jika pasien bisa diedukasi, kita pindahkan ke rumah sakit lain,” sambungnya.

Sebagai rumah sakit milik pemerintah, dr Jan meminta jangan jadikan pasien sebagai korban. Sehingga itu, segera lakukan pembenahan di rumah sakit.

Baca Juga :  Keberadaan TNI Sangat Penting di Papua

“Persoalan yang terjadi di rumah sakit ini sudah diketahui pimpinan, bahkan Pj Gubernur kemarin melakukan peninjauan di RSUD Jayapura. Namun persoalanya tetap saja tidak ada solusi,” tegasnya.

Menurut Jan, tak hanya persoalan alat medis yang kerap diributkan di rumah sakit milik pemerintah ini. Melainkan masalah air bersih bahkan listrik yang kerap padam saat proses operasi sedang berlangsung.

Bahkan, di Instalasi Laboratorium dimana untuk pemeriksaan darah lengkap hanya bisa dilayani sampai Kamis (21/3). Setelah itu Hematologi hanya bisa melayani pemeriksaan Malaria (DDR), PT dan APTT juga TAP. Untuk reagen elektrolit tinggal untuk 1 minggu padahal reagen sejak Februari dimintakan kepada manajemen. “Ini terkesan pembiaran entah maksud dan tujuannya apa,” pungkasnya. (fia/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya