Friday, May 17, 2024
28.7 C
Jayapura

Empat Wartawan Diintimidasi dan Dianiaya, Kapolres Minta Maaf

Setelah puluhan pendemo diangkat polisi, lanjut dia, Ia mulai ikut dari belakang sampai di Polres Nabire dan sesampainya di sana, polisi tahan ambil id cardnya dan lihat lalu mereka bilang; “kau tidak boleh liput dan kau keluar dari tempat ini. Kau cepat keluar tidak perlu kau liput,” ucap polisi.

Ia mengaku sangat  kecewa dengan tindakan aparat polisi Polres Nabire yang melarang wartawan untuk meliput aksi demontrasi.

“Padahal, saya menjalankan tugas sesuai dengan perintah UU Pers. Saya menilai polisi gagal paham terkait aturan UU Pers dan pilisi melanggar UU tentang HAM, di mana hak bergerak dan bereaksi itu dihadang dan dilarang sejumlah anggota pilisi Polres Nabire,” katanya.

Baca Juga :  Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Cenderung Meningkat 

Ia bahkan mempertanyakan sebenarnya ada apa sehingga polisi melarang wartawan untuk meliput aksi demontrasi di Nabire.  “Posisi takut ketahuan perbuatan dan tindakan kekerasannya diketahui dipublik sehingga polisi larang wartawan liput,” katanya.

Sementara Melkianus Dogopia Pimpinan redaksi tadahnews.com juga membeberkan adanya tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anggota Polisi saat meliput aksi demonstrasi.

Pukul, 12.30 WP, dirinya hendak masuk di titik kumpul Jepara 2, situasi di situ sudah diblokade kepolisian. Dan, terbagi antara massa aksi di bagian arah gunung Wadio, sementara di bagian perempatan depan hotel Jepara 2 dipenuhi dengan kepolisian. Ada truk Dalmas, dan ada mobil watercanon.

“Saya bertemu dengan seorang polisi, namanya tertutup jas lantas, menahan saya. Dia bilang kembali, balik. Di sini sudah tidak bisa lewat. Mau bikin apa, pulang ke rumah,” kata polisi bicaranya keras depan Melkianus Dogopia.

Baca Juga :  Lukas Enembe Akhirnya Mau Jalani Cuci Darah

Meskipun Dogopia menunjukkan kartu pers, dan surat tugas, polisi itu tetap menyuruhnya  balik. “Situasi sudah berubah menjadi kriminal jadi, kamu balik saja, tidak ada ambil-ambil berita di sini,” teriakan satu anggota polisi diantara rombongan mereka.

Setelah puluhan pendemo diangkat polisi, lanjut dia, Ia mulai ikut dari belakang sampai di Polres Nabire dan sesampainya di sana, polisi tahan ambil id cardnya dan lihat lalu mereka bilang; “kau tidak boleh liput dan kau keluar dari tempat ini. Kau cepat keluar tidak perlu kau liput,” ucap polisi.

Ia mengaku sangat  kecewa dengan tindakan aparat polisi Polres Nabire yang melarang wartawan untuk meliput aksi demontrasi.

“Padahal, saya menjalankan tugas sesuai dengan perintah UU Pers. Saya menilai polisi gagal paham terkait aturan UU Pers dan pilisi melanggar UU tentang HAM, di mana hak bergerak dan bereaksi itu dihadang dan dilarang sejumlah anggota pilisi Polres Nabire,” katanya.

Baca Juga :  Penjaja “Ada-ada” Tak Berkutik Saat Dibekuk

Ia bahkan mempertanyakan sebenarnya ada apa sehingga polisi melarang wartawan untuk meliput aksi demontrasi di Nabire.  “Posisi takut ketahuan perbuatan dan tindakan kekerasannya diketahui dipublik sehingga polisi larang wartawan liput,” katanya.

Sementara Melkianus Dogopia Pimpinan redaksi tadahnews.com juga membeberkan adanya tindakan kekerasan yang dilakukan oleh anggota Polisi saat meliput aksi demonstrasi.

Pukul, 12.30 WP, dirinya hendak masuk di titik kumpul Jepara 2, situasi di situ sudah diblokade kepolisian. Dan, terbagi antara massa aksi di bagian arah gunung Wadio, sementara di bagian perempatan depan hotel Jepara 2 dipenuhi dengan kepolisian. Ada truk Dalmas, dan ada mobil watercanon.

“Saya bertemu dengan seorang polisi, namanya tertutup jas lantas, menahan saya. Dia bilang kembali, balik. Di sini sudah tidak bisa lewat. Mau bikin apa, pulang ke rumah,” kata polisi bicaranya keras depan Melkianus Dogopia.

Baca Juga :  Simpatisan TPN-OPM Serahkan Senpi M16 ke Anggota TNI

Meskipun Dogopia menunjukkan kartu pers, dan surat tugas, polisi itu tetap menyuruhnya  balik. “Situasi sudah berubah menjadi kriminal jadi, kamu balik saja, tidak ada ambil-ambil berita di sini,” teriakan satu anggota polisi diantara rombongan mereka.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya