Friday, May 10, 2024
25.7 C
Jayapura

Paling Sulit Belajar Mandiri dan Mentransfer Ilmu dalam Implemetansi KM

Melihat Penerapan Program Sekolah Penggerak di SMP Negeri I Jayapura

Sekolah penggerak dan guru penggerak untuk tingkat satuan SMP sudah dijalankan secara bertahap sejak tahun 2021. Berikut pemaparan  Kepala SMPN 1 kota Jayapura, Purnama Sinaga terkait pelaksanaan program guru penggerak dan sekolah penggerak dalam implementasi kurikulum merdeka.

Laporan: Robert Mboik-Jayapura

Secara umum evaluasi mengenai program guru penggerak dan sekolah penggerak di Kota Jayapura menjadi wewenang dari Balai Penjaminan Mutu Pendiidkan (BPMP) Papua.

Namun dalam skop yang lebih kecil, mereka yang sudah terlibat penuh dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (KM) ini,  juga punya catatanya sendiri.

   Untuk SMP Negeri 1 Kota Jayapura sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka sejak tahun 2022 dan juga sebagai sekolah penggerak sekolah penggerak angkatan kedua.  Pengalaman yang didapat selama mengimplementasikan kurikulum merdeka,  ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dan juga dalam rangka mempercepat lost learning selama masa Covid 19.

Baca Juga :  Miliki Nama Setiap Produknya, Butuh Peralatan untuk Produksi Skala Besar

   “Jadi kami melihat bahwa ini memang baik dan memang tahun 2024 ini sudah dijadikan sebagai kurikulum nasional,” kata Purnama Sinaga, Jumat (8/3).

   Saat ini, sekolah penggerak yang ada di Kota Jayapura,  khusus SMP yang  ada itu sekitar 9 sekolah.  Angkatan pertama ada sekitar lima sekolah,  angkatan kedua ada tiga sekolah dan angkatan ketiga ada satu sekolah.

   Dia mengaku dari hasil pemantauan selama ini, untuk sekolah-sekolah penggerak, progresnya bisa dilihat dari hasil raport pendidikan. Jadi capaian rapor pendidikannya itu meningkat,  mungkin dengan adanya implementasi kurikulum merdeka, lalu pembelajaran bermodel diferensiasi itu membantu pihaknya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang tentu berdampak kepada hasil belajar.

Baca Juga :  Guru di Merauke Kembali Akan Gelar Aksi Demo 

   “Jadi saya merasa sekolah penggerak itu sangat baik dan mungkin buat sekolah-sekolah yang belum menjadi sekolah penggerak tetap melaksanakan IKM, mengimplementasikan kurikulum merdeka dan juga kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang ada di dalam kurikulum Merdeka itu, sehingga akan berdampak kepada,  rapor pendidikannya,” katanya.

Melihat Penerapan Program Sekolah Penggerak di SMP Negeri I Jayapura

Sekolah penggerak dan guru penggerak untuk tingkat satuan SMP sudah dijalankan secara bertahap sejak tahun 2021. Berikut pemaparan  Kepala SMPN 1 kota Jayapura, Purnama Sinaga terkait pelaksanaan program guru penggerak dan sekolah penggerak dalam implementasi kurikulum merdeka.

Laporan: Robert Mboik-Jayapura

Secara umum evaluasi mengenai program guru penggerak dan sekolah penggerak di Kota Jayapura menjadi wewenang dari Balai Penjaminan Mutu Pendiidkan (BPMP) Papua.

Namun dalam skop yang lebih kecil, mereka yang sudah terlibat penuh dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (KM) ini,  juga punya catatanya sendiri.

   Untuk SMP Negeri 1 Kota Jayapura sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka sejak tahun 2022 dan juga sebagai sekolah penggerak sekolah penggerak angkatan kedua.  Pengalaman yang didapat selama mengimplementasikan kurikulum merdeka,  ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dan juga dalam rangka mempercepat lost learning selama masa Covid 19.

Baca Juga :  Anti Bullying dan Cegah Penyalahgunaan Narkoba

   “Jadi kami melihat bahwa ini memang baik dan memang tahun 2024 ini sudah dijadikan sebagai kurikulum nasional,” kata Purnama Sinaga, Jumat (8/3).

   Saat ini, sekolah penggerak yang ada di Kota Jayapura,  khusus SMP yang  ada itu sekitar 9 sekolah.  Angkatan pertama ada sekitar lima sekolah,  angkatan kedua ada tiga sekolah dan angkatan ketiga ada satu sekolah.

   Dia mengaku dari hasil pemantauan selama ini, untuk sekolah-sekolah penggerak, progresnya bisa dilihat dari hasil raport pendidikan. Jadi capaian rapor pendidikannya itu meningkat,  mungkin dengan adanya implementasi kurikulum merdeka, lalu pembelajaran bermodel diferensiasi itu membantu pihaknya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang tentu berdampak kepada hasil belajar.

Baca Juga :  Tak Takut Terpapar Covid-19, Warga di Pasar 90 Persen Warga Tak Gunakan Masker

   “Jadi saya merasa sekolah penggerak itu sangat baik dan mungkin buat sekolah-sekolah yang belum menjadi sekolah penggerak tetap melaksanakan IKM, mengimplementasikan kurikulum merdeka dan juga kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas yang ada di dalam kurikulum Merdeka itu, sehingga akan berdampak kepada,  rapor pendidikannya,” katanya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya