Friday, November 1, 2024
33.7 C
Jayapura

Dulu Hamparan Sagu Dimana-mana, Kini Musim “Ber-ber” Juga Jadi Sulit Ditebak

Melihat Upaya Restorasi Sagu yang Digarap Sebagai Menjadi Bahan oleh Sanggar Seni Robongholo

Ada pesan kuat yang ingin dititipkan terrkait resrotasi sagu di Dusun Sagu Ebha Hekhe Kampung Sereh. Paling tidak generasi Alpha harus  mengenal tentang hutan yang menghidupi ini.

Laporan : Priyadi-Sentani

Tidak pernah terbayangkan jika pohon sagu di Sentani, Kabupaten Jayapura pelan namun pasti terus tergerus. Kawasan ini terkikis oleh luasan lahan untuk perumahan, akses jalan, tempat usaha, perkantoran dan lainnya. Sementara untuk menanam sagu dan bisa dipanen itu membutuhkan waktu kurang lebih 20-30 tahun. Selain itu jika melihat dari aspek manfaat, pohon  sagu memiliki banyak nilai plus. Mulai dari ketahan pangan, bahan papan dan juga ketersediaan air bersih.

Baca Juga :  Terlambat Kirim Dapodik Tak Dapat Dana BOS,  Tenaga Guru juga Masih Kurang

Ada cakupan hutan sagu yang patut dipertahankan sehingga ini juga yang mendorong  Sanggar Seni Robongholo bersama WWF Papua menggandeng Pemkab Jayapura, Kepala Kampung Sereh, serta peserta didik  Bhetany School Papua Sentani maupun masyarakat setempat melakukan penanaman pohon sagu di Dusun Sagu Ebha Hekhe Kampung Sereh, Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (30/10).

Ketua Sanggar Seni Robongholo, Jemy Ondikeleuw menjelaskan  kegiatan Restorasi Sagu adalah kegiatan perawatan dan penanaman sagu sebagai upaya  pelestarian hutan sagu dan mitigasi bencana. Yang membedakan adalah disini tidak hanya menanam sagu namun ada juga edukasi pembelajaran yang diberikan kepada anak anak dan peserta yang hadir.

Apa manfaat menanam sagu, sagu di tanam nanti hasilnya bisa dijadikan olahan apa saja untuk ketahanan pangan, dengan menanam sagu juga bisa menjaga ekosistem lingkungan dan ditekankan sagu adalah hidupku jati diri orang dan juga pelestarian pangan lokal untuk mencegah dampak perubahan iklim, sehingga upaya menanam pohon sagu di Kabupaten Jayapura harus terus dilakukan dengan baik.

Baca Juga :  Tak Harus Baca Satu Buku Satu Hari, yang Tak Punya Buku Bisa Pinjam Gratis

Ia mengkisahkan bahwa sepuluh tahun lalu di Danau Sentani daerahnya banyak pohon sagu yang tumbuh. Hamparan pohon sagu terlihat ada dimana mana dan daunnya juga lebat. Itu menjadi sumber kehidupan masyarakat Sentani. Namun saat ini orang berjalan hanya melihat terik matahari panas, debu, gerah dan lainnya. “Dulu setiap musim penghujan selalu jatuh di bulan ber ber semisal September, Oktober November dan Desember tapi sekarang semua bergeser dan sulit ditebak.

Melihat Upaya Restorasi Sagu yang Digarap Sebagai Menjadi Bahan oleh Sanggar Seni Robongholo

Ada pesan kuat yang ingin dititipkan terrkait resrotasi sagu di Dusun Sagu Ebha Hekhe Kampung Sereh. Paling tidak generasi Alpha harus  mengenal tentang hutan yang menghidupi ini.

Laporan : Priyadi-Sentani

Tidak pernah terbayangkan jika pohon sagu di Sentani, Kabupaten Jayapura pelan namun pasti terus tergerus. Kawasan ini terkikis oleh luasan lahan untuk perumahan, akses jalan, tempat usaha, perkantoran dan lainnya. Sementara untuk menanam sagu dan bisa dipanen itu membutuhkan waktu kurang lebih 20-30 tahun. Selain itu jika melihat dari aspek manfaat, pohon  sagu memiliki banyak nilai plus. Mulai dari ketahan pangan, bahan papan dan juga ketersediaan air bersih.

Baca Juga :  Sudah Seharusnya Diterapkan

Ada cakupan hutan sagu yang patut dipertahankan sehingga ini juga yang mendorong  Sanggar Seni Robongholo bersama WWF Papua menggandeng Pemkab Jayapura, Kepala Kampung Sereh, serta peserta didik  Bhetany School Papua Sentani maupun masyarakat setempat melakukan penanaman pohon sagu di Dusun Sagu Ebha Hekhe Kampung Sereh, Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (30/10).

Ketua Sanggar Seni Robongholo, Jemy Ondikeleuw menjelaskan  kegiatan Restorasi Sagu adalah kegiatan perawatan dan penanaman sagu sebagai upaya  pelestarian hutan sagu dan mitigasi bencana. Yang membedakan adalah disini tidak hanya menanam sagu namun ada juga edukasi pembelajaran yang diberikan kepada anak anak dan peserta yang hadir.

Apa manfaat menanam sagu, sagu di tanam nanti hasilnya bisa dijadikan olahan apa saja untuk ketahanan pangan, dengan menanam sagu juga bisa menjaga ekosistem lingkungan dan ditekankan sagu adalah hidupku jati diri orang dan juga pelestarian pangan lokal untuk mencegah dampak perubahan iklim, sehingga upaya menanam pohon sagu di Kabupaten Jayapura harus terus dilakukan dengan baik.

Baca Juga :  Dugaan Caleg Berikan Uang ke PPD Keduanya Harus Diproses Hukum

Ia mengkisahkan bahwa sepuluh tahun lalu di Danau Sentani daerahnya banyak pohon sagu yang tumbuh. Hamparan pohon sagu terlihat ada dimana mana dan daunnya juga lebat. Itu menjadi sumber kehidupan masyarakat Sentani. Namun saat ini orang berjalan hanya melihat terik matahari panas, debu, gerah dan lainnya. “Dulu setiap musim penghujan selalu jatuh di bulan ber ber semisal September, Oktober November dan Desember tapi sekarang semua bergeser dan sulit ditebak.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/