Monday, November 24, 2025
26.9 C
Jayapura

Tak Tertangani Rumah Sakit, Ibu Hamil Meninggal Bersama sang Bayi

JAYAPURA – Nasib malang dialami seorang wanita bernama Irene Sokoy. Ia menghembuskan nafas terakhir ketika berusaha mendapatkan pelayanan kesehatan disejumlah rumah sakit. Mirisnya, kondisinya ketika itu tengah mengandung. Karena tak segera mendapatkan penanganan medis, ia meninggal dunia dalam perjalanan. Sedihnya lagi sang jabang bayi di dalam kandungan ikut meninggal. Sang pasien, Irene meninggal pada, Rabu (19/11).

Preseden ini lantas mengundang kemarahan publik yang dilontarkan via media sosial. Banyak yang menyayangkan karena sebelumnya Gubernur, Matius Fakhiri sempat mengeluarkan statemen tegas bahwa siapapun dia terlebih Orang Asli Papua (OAP) ketika datang ke rumah sakit wajib diberi pelayanan dan penanganan.

Gubernur mewanti tak boleh ada pasien yang tak tertangani apalagi sampai ditolak. Namun nasi sudah menjadi bubur, netizen semakin menjadi dan mengata-ngatai. Dari data yang diperoleh Cenderawasih Pos, peristiwa tragis itu berawal ketika pasien sedang menunggu waktu untuk melahirkan. Terasa kontraksi pada level sedang terus dirasakan, Irene meminta kepada keluarga untuk dirinya harus melahirkan di Rumah Sakit.

Baca Juga :  TPU Buper Dipalang, ini Tuntutan Suku Kaigere

Perjuangannya tak gampang, dengan kondisinya semakin sakit ia harus menyeberang menggunakan speedboat dari Kampung Kensio atau salah satu kampung yang berada di Danau Sentani menuju ke RS Yowari untuk melahirkan. Hanya sayangnya setibanya di Yowari dokter yang menangani pasien hamil sedang berada di luar Papua sehingga Irene dirujuk ke RS Dian Harapan.

Ironinya di RS Dian Harapan ia tidak mendapatkan pelayanan, sementara dan kontraksi semakin kencang. Saat masih di Yowari menit cairan ketuban pecah sebagai tanda bahwa kelahiran anaknya sudah semakin dekat. Oleh karena ketuban sudah pecah sehingga tiga suster memindahkan Irene ke tempat persalinan. Disini pasien dan keluarga sempat menunggu dari pukul 15.30 WIT hingga pukul 11.00 WIT dengan berbagai alasan yang diberikan perawat kepada keluarga, sementara kondisi korban mulai darurat.

Baca Juga :  RUU Tiga DOB Ditargetkan Disahkan 30 Juni 

JAYAPURA – Nasib malang dialami seorang wanita bernama Irene Sokoy. Ia menghembuskan nafas terakhir ketika berusaha mendapatkan pelayanan kesehatan disejumlah rumah sakit. Mirisnya, kondisinya ketika itu tengah mengandung. Karena tak segera mendapatkan penanganan medis, ia meninggal dunia dalam perjalanan. Sedihnya lagi sang jabang bayi di dalam kandungan ikut meninggal. Sang pasien, Irene meninggal pada, Rabu (19/11).

Preseden ini lantas mengundang kemarahan publik yang dilontarkan via media sosial. Banyak yang menyayangkan karena sebelumnya Gubernur, Matius Fakhiri sempat mengeluarkan statemen tegas bahwa siapapun dia terlebih Orang Asli Papua (OAP) ketika datang ke rumah sakit wajib diberi pelayanan dan penanganan.

Gubernur mewanti tak boleh ada pasien yang tak tertangani apalagi sampai ditolak. Namun nasi sudah menjadi bubur, netizen semakin menjadi dan mengata-ngatai. Dari data yang diperoleh Cenderawasih Pos, peristiwa tragis itu berawal ketika pasien sedang menunggu waktu untuk melahirkan. Terasa kontraksi pada level sedang terus dirasakan, Irene meminta kepada keluarga untuk dirinya harus melahirkan di Rumah Sakit.

Baca Juga :  Masa Tenang, APK di Sentani Masih Terpasang

Perjuangannya tak gampang, dengan kondisinya semakin sakit ia harus menyeberang menggunakan speedboat dari Kampung Kensio atau salah satu kampung yang berada di Danau Sentani menuju ke RS Yowari untuk melahirkan. Hanya sayangnya setibanya di Yowari dokter yang menangani pasien hamil sedang berada di luar Papua sehingga Irene dirujuk ke RS Dian Harapan.

Ironinya di RS Dian Harapan ia tidak mendapatkan pelayanan, sementara dan kontraksi semakin kencang. Saat masih di Yowari menit cairan ketuban pecah sebagai tanda bahwa kelahiran anaknya sudah semakin dekat. Oleh karena ketuban sudah pecah sehingga tiga suster memindahkan Irene ke tempat persalinan. Disini pasien dan keluarga sempat menunggu dari pukul 15.30 WIT hingga pukul 11.00 WIT dengan berbagai alasan yang diberikan perawat kepada keluarga, sementara kondisi korban mulai darurat.

Baca Juga :  Di Timika, Satu Pasien Covid-19 Meninggal Dunia

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/