Lenis mengatakan, nantinya dengan solusi ini maka Lembaga Adat maupun para pihak yang disebutkan di atas dapat dipercayakan sebagai pengelola demi pelaksanaan program MBG di wilayah-wilayah tersebut dengan mengandalkan kearifan lokal. Selain itu, juga dibentuk Satgas Pemuda kemudian diberikan pelatihan agar mereka pun dapat diberdayakan.
“Jadi anak-anak Papua itu sendiri dilatih, dibina dan mereka yang masak kasih makan mereka, kenapa diharapkan begitu? Karena saya mau masyarakat kita yang pengangguran-pengangguran walaupun tidak sekolah pun dia bisa diberdayakan untuk memasak, antar-antar makanan ke sekolah, bisa. Jadi dilibatkan semua, jadi tidak ada lagi masyarakat kita di Papua ini yang pengangguran,” ungkap Lenis.
Lenis melanjutkan, kemudian para Kepala Dinas Pertanian bersama dengan Pemerintah Pusat akan membuka lahan di masing-masing daerah di Papua untuk disulap menjadi lahan pertanian. Nantinya, hasil tani dari lahan-lahan pertanian tersebut akan dimanfaatkan untuk keberlangsungan program MBG di Tanah Papua.
Ia pun mengimbau kepada para guru dari seluruh sekolah di Tanah Papua agar dapat menjaga keamanan guna menghindari isu-isu miring tentang kualitas makanan MBG yang tak benar adanya. Lenis juga menegaskan kepada para pihak yang berseberangan dengan NKRI agar tidak lagi menyebarkan isu-isu yang tidak benar tentang program MBG. Sebab, anak-anak Papua butuh pendidikan dan butuh makanan yang sehat untuk memenuhi keutuhan gizi mereka.
“Yang penting Pemerintah Daerah itu punya kewajiban untuk mendata. Mengapa lembaga adat saya libatkan, karena mereka ini punya tanah, mereka yang punya hak ulayat jadi buka lahan dan dapur umum ini juga kasih lembaga adat,” pungkasnya. (mww/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Lenis mengatakan, nantinya dengan solusi ini maka Lembaga Adat maupun para pihak yang disebutkan di atas dapat dipercayakan sebagai pengelola demi pelaksanaan program MBG di wilayah-wilayah tersebut dengan mengandalkan kearifan lokal. Selain itu, juga dibentuk Satgas Pemuda kemudian diberikan pelatihan agar mereka pun dapat diberdayakan.
“Jadi anak-anak Papua itu sendiri dilatih, dibina dan mereka yang masak kasih makan mereka, kenapa diharapkan begitu? Karena saya mau masyarakat kita yang pengangguran-pengangguran walaupun tidak sekolah pun dia bisa diberdayakan untuk memasak, antar-antar makanan ke sekolah, bisa. Jadi dilibatkan semua, jadi tidak ada lagi masyarakat kita di Papua ini yang pengangguran,” ungkap Lenis.
Lenis melanjutkan, kemudian para Kepala Dinas Pertanian bersama dengan Pemerintah Pusat akan membuka lahan di masing-masing daerah di Papua untuk disulap menjadi lahan pertanian. Nantinya, hasil tani dari lahan-lahan pertanian tersebut akan dimanfaatkan untuk keberlangsungan program MBG di Tanah Papua.
Ia pun mengimbau kepada para guru dari seluruh sekolah di Tanah Papua agar dapat menjaga keamanan guna menghindari isu-isu miring tentang kualitas makanan MBG yang tak benar adanya. Lenis juga menegaskan kepada para pihak yang berseberangan dengan NKRI agar tidak lagi menyebarkan isu-isu yang tidak benar tentang program MBG. Sebab, anak-anak Papua butuh pendidikan dan butuh makanan yang sehat untuk memenuhi keutuhan gizi mereka.
“Yang penting Pemerintah Daerah itu punya kewajiban untuk mendata. Mengapa lembaga adat saya libatkan, karena mereka ini punya tanah, mereka yang punya hak ulayat jadi buka lahan dan dapur umum ini juga kasih lembaga adat,” pungkasnya. (mww/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
