JAYAPURA-Hati-hati pak Jokowi, banyak sekali jalan berlubang dijalan dari kota Sentani menuju kota Jayapura!. Hal ini disampaikan Imron salah satu warga yang mengaku berprofesi sebagai penjual ikan keliling, kepada Cenderwasih Pos di Kampung Harapan, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Selasa (4/7).
Apa yang disampaikan pria yang disapa Pade Imron ini bisa jadi ungkapan rasa kekhawatirannya karena melihat kondisi jalan utama dari Sentani ke Kota Jayapura yang cukup banyak berlubang. Biasanya menurut dia, jika presiden atau pejabat negara datang berkunjung, pasti jalanan mulus, apalagi di jalan protokol, yang tidak saja dilalui pejabat tapi juga masyarakat kecil.
“Saya lihat kalau orang besar datang itu pasti semua bikin baik, tapi ini dibiarkan. Inikan presiden, harusnya jalan ini diperbaiki,” harapnya.
Diapun membagi pengalaman buruk yang pernah dilihatnya, saat salah satu rekannya mengalami kecelakaan akibat roda sepeda motor yang dikendarai masuk di lubang ruas jalan itu. Akibatnya, ember yang dipenuhi ikan milik rekannya itu harus tumpah ke jalan.
“Waktu itu pagi, saya kebetulan jalan beriringan teman saya, di depanya ada satu mobil. Mungkin karena dia baru, jadi tidak hafal kalau ada lubang di depan, dia mungkin kaget saat melewati jalan lubang dan terjatuh,”kenangnya.
Karena itu dia berharap, pemerintah didaerah ini atau instansi teknis harus melihat persoalan ini. Jangan sampai ada korban lain apalagi harus meregang nyawa karena kondisi jalan seperti ini.
“Memang kalau di atas mobil, tidak terasa kalau masuk lubang, dan kemungkinan untuk celaka kecil. Tapi kalau motor, apalagi beriringan, itu sangat bahaya sekali. Kita berharap jalan ini diperbaiki, cukup kasih timbun saja yang lubang-lubang ini,” imbuhnya.
Pantauan Cenderawasih Pos, baik Pemerintah Kabupaten Jayapura maupun Pemkot Jayapura sudah tampak membersihkan ruas jalan tersebut, termasuk memasang umbul-umbul di sepanjang jalan utama dari kota Sentani sampai di kota Jayapura, menjelang kunjungan presiden RI Ir. Joko Widodo yang dijadwalkan akan tiba di Papua 5 Juli besok. (roy/nat)
