Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Lebaran Serentak Besok

SALURKAN ZAKAT:Para relawan masjid di Masjid Asolihin Abepura bergotong royong memindahkan beras hasil zakat yang kemudian akan didistribusikan kepada warga yang membutuhkan, Senin (3/6) kemarin. ( FOTO : Gamel/Cepos)

Malam Takbiran, Polres Jayapura Kota Turunkan 243 Personel 

JAKARTA-Kementerian Agama (Kemenag) menuntaskan sidang isbat Senin malam (3/6). Hasilnya, pemerintah memastikan bahwa 1 Syawal 1440 Hijriah jatuh pada Rabu (5/6) besok. Dengan begitu, bisa dipastikan bahwa Idul Fitri tahun ini dirayakan serentak besok. 

Sebelumnya, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sudah lebih dulu mengumumkan bahwa besok adalah tanggal 1 Syawal. 

Berdasar hasil pengamatan petugas rukyat pada 105 titik di seluruh wilayah Indonesia, Menag Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan bahwa sampai kemarin hilal masih belum tampak. ”Bahwa dari seluruh wilayah di tanah air kita, hilal berada di bawah ufuk,” tutur dia. 

Keterangan tersebut diungkap Lukman usai mendengarkan laporan dari seluruh petugas rukyat dari 33 provinsi. Dari semua petugas itu, tidak satu pun melaporkan sudah melihat hilal kemarin. ”Jadi, tidak ada satu pun yang berhasil melihat hilal,” ujar pejabat biasa dipanggil Lukman itu. 

Untuk itu, dia menyampaikan bahwa bulan Ramadan tahun ini genap menjadi 30 hari. ”Dan 1 Syawal 1440 Hijriah jatuh pada Rabu 5 Juni 2019,” tambahnya. 

Pakar astronomi dari tim falakihay Kemenag Cecep Nurwendya pun menyampaikan hal serupa. Cecep menyebutkan bahwa sampai kemarin tidak ada referensi empirik visabilitas atau ketampakan hilal awal Syawal tahun ini yang bisa teramati dari seluruh wilayah Indonesia. ”Semua wilayah Indonesia memiliki ketinggian hilal negatif. Hilal terbenam terlebih dahulu di banding matahari,” terang dia. Namun demikian, secara hisab awal Syawal memang sudah ketahuan. Tanggalnya sesuai yang sudah diumumkan oleh Lukman.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Yusnar Yusuf menuturkan, langkah-langkah yang diambil oleh Kemenag untuk menentukan satu Syawal sudah sesuai dengan ketentuan. Karena itu, 1 Syawal 1440 Hijriah besok juga disepakati bersama. Masyarakat Indonesia, tidak perlu lagi meragukan keputusan itu. ”Yang dinyatakan Menag, 1 Syawal jatuh pada 5 Juni 2019,” jelasnya. 

Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher pun menyambut baik keputusan yang sudah diambil oleh Kemenag. Dia menyebutkan bahwa hisap maupun rukyat menuntun pemerintah untuk menentukan 1 Syawal 1440 Hijriah esok hari. Selanjutnya, dia beraharap besar pemerintah bersama MUI segera menuntaskan kajian kalender hijriah bersama. Tujuannya tidak lain supaya ke depan tidak ada lagi perbedaan penanggalan kalender hijriah. 

Baca Juga :  12 Hotel Minta PT. Imari Bayar Tunggakan Rp 2 M

Menurut dia, penyatuan kalender hijriah penting. Namun, juga bukan perkara mudah. Sebab mensyaratkan adanya dua hal yang harus disepakati oleh semua pihak. ”Pertama kesepakatan kriteria pada posisi hilal seperti apa. Yang kita bersepakat hilal itu ada atau tidak ada atau tidak bisa dilihat,” jelasnya. ”Kedua kesepakatan siapa pihak yang dapat otoritas untuk melakukan isbat,” lanjut dia.

Lukman berharap, ikhtiar melalui kajian kalender hijriah bersama segera tuntas. Dalam waktu dekat, dia menyatakan bahwa MU bersama sejumlah ahli dan pakar akan melaksanakan kajian ilmiah lagi untuk mewujudkan hal itu. 

Serupa degan pemerintah, para perukyat dari Lajnah Falakiyah PBNU dan pengurus cabang di 99 titik pemantauan hilal di seluruh Indonesia melaporkan bahwa tidak bisa melihat hilal. Ketua PBNU Robikin Emhas menyatakan, sesuai perhitungan (hisab), posisi hilal (bulan baru) berada di titik 1 derajat. 

Posisi itu berada jauh di bawah posisi imkanur rukyat atau batas terendah bis dilihatnya Hilal. Maka dari itu, PBNU mengeluarkan ikhbar resmi bahwa umur bulan Ramadhan tahun 1440 H adalah 30 hari atau dikenal dengan istilah Istikmal. Sehingga hari ini masih bulan Ramadan. 

Secara terpisah, Ketua Panitia Hari Besar Keagamaan Islam ( PHBI)  Provinsi Papua, Drs H. Alwi Tianlean, MM., mengatakan, pelaksanaan salat Idul Fitri 1440 Hijriah, dipastikan jatuh pada hari Rabu tanggal 5 Juni 2019. Terkait dengan pelaksanaan salat Ied ini, menurut Alwi tempat salat di antaranya halaman kantor Gubernur Provinsi Papua, halaman Mapolda Papua, Masjid Yapis Dok V Atas, Masjid di Angkasa, Masjid Raya Baiturrahim Jayapura, lapangan Brimob Kotaraja, lapangan bola Angkatan Laut Hamadi dan beberapa titik lainnya. 

“Untuk pelaksanaan salat Ied di halaman kantor Gubernur Provinsi Papua yang akan menjadi imam yakni Drs. H. Abdul Khadir, LC , dan khatibnya KH. Zulham Ma’mun dari Ketua MUI Kota Jayapura,” ungkapnya. 

Sementara itu Polda Papua menyebut H-1 Idul Fitri, situasi Kamtibmas di 29 Kabupaten/Kota di Papua atau 23 Polres jajaran cukup kondusif, dimana Kepolisian terus melakukan pengamanan.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan saat ini sebanyak 700 personel Polda Papua masih melakukan pengamanan di titik pelayanan masyarakat, baik yang ada di jalan raya, terminal, bandara, pelabuhan laut serta tempat-tempat rekreasi dan pusat pusat perbelanjaan.

Baca Juga :  Tolak 10 Cabor Dipertandingkan di Luar Papua

Di momen Lebaran ini, Kabid Humas mengingatkan masyarakat untuk mencegah adanya kembang api yang dapat membisingkan atau bahkan menganggu kenyamanan masyarakat lainnya. “Ini hari kemenangan dalam rangka 1 Syawal, jangan sampai masyarakat dengan serta merta membunyikan petasan yang dapat menganggu masyarakat lainnya. Lebih bagus datang ke tempat ibadah dan beribadah,” tutur Kamal.

Untuk menciptakan Kamtibmas yang aman selama perayaan Lebaran lanjut Kamal, para Kapolres sudah melakukan rapat koordinasi dan pendekatan dengan Pemda setempat, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Pendekatan-pendekatan yang dilakukan Kepolisian itu tak terlepas untuk mewujudkan Kamtibmas yang kondusif dimomen lebaran yang dirayakan oleh umat muslim. “Patroli seperti biasa tetap dilakukan oleh Personil Polres Jajaran untuk memantau situasi Kamtibmas di wilayah masing-masing Polres,” ucapnya.

Kepada masyarakat yan melakukan Mudik, Kamal mengingatkan untuk memperhatiakn kondisi rumah sebelum meninggalkan rumah, pastikan rumah terkunci dengan baik, cek listrik dan memberi tahu orang terdekat. 

Untuk mengamankan malam takbiran, 243 personel Polres Jayapura Kota disiagakan di setiap masjid di wilayah hukum Polres Jayapura Kota. Kapolres Jayapura Kota AKBP Gustav R Urbinas yang dikonfirmasi melalui Kasubag Humas Polres Jayapura Kota Iptu Jahja Rumra mengatakan setiap masjid yang melaksanakan takbiran akan diamankan oleh 8 hingga 20 personel dari Polres Jayapura Kota.

“Pegamanan di setiap masjid ini tergantung lokasi masjidnya. Jika masjidnya berlokasi di jalan raya otomatis ada penebalan pasukan di sana. Sebab selain mengatur lalulintas anggota juga turut mengamankan masjid tersebut,” ucap Jahja, Senin (3/6).

Selain itu lanjut Jahja, ada unit lainnnya yang melaksanakan patroli e guna memantau situasi keamanan di wilayah hukum Polres Jayapura Kota.

Terkait dengan pawai obor lanjut Jahja, pihaknya belum menerima laporan akan hal itu. Namun, sejak beberapa tahun terakhir menyambut Lebaran di Kota Jayapura sendiri tidak dilakukan pawai takbiran keliling.

Sementara itu, untuk pengamanan salat Idul Fitri kata Jahja pihaknya siap menerjunkan sebanyak 252 personel untuk mengamankan pelaksanaan salat Ied di Kota Jayapura. (dil/fia/nat/JPG)

SALURKAN ZAKAT:Para relawan masjid di Masjid Asolihin Abepura bergotong royong memindahkan beras hasil zakat yang kemudian akan didistribusikan kepada warga yang membutuhkan, Senin (3/6) kemarin. ( FOTO : Gamel/Cepos)

Malam Takbiran, Polres Jayapura Kota Turunkan 243 Personel 

JAKARTA-Kementerian Agama (Kemenag) menuntaskan sidang isbat Senin malam (3/6). Hasilnya, pemerintah memastikan bahwa 1 Syawal 1440 Hijriah jatuh pada Rabu (5/6) besok. Dengan begitu, bisa dipastikan bahwa Idul Fitri tahun ini dirayakan serentak besok. 

Sebelumnya, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sudah lebih dulu mengumumkan bahwa besok adalah tanggal 1 Syawal. 

Berdasar hasil pengamatan petugas rukyat pada 105 titik di seluruh wilayah Indonesia, Menag Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan bahwa sampai kemarin hilal masih belum tampak. ”Bahwa dari seluruh wilayah di tanah air kita, hilal berada di bawah ufuk,” tutur dia. 

Keterangan tersebut diungkap Lukman usai mendengarkan laporan dari seluruh petugas rukyat dari 33 provinsi. Dari semua petugas itu, tidak satu pun melaporkan sudah melihat hilal kemarin. ”Jadi, tidak ada satu pun yang berhasil melihat hilal,” ujar pejabat biasa dipanggil Lukman itu. 

Untuk itu, dia menyampaikan bahwa bulan Ramadan tahun ini genap menjadi 30 hari. ”Dan 1 Syawal 1440 Hijriah jatuh pada Rabu 5 Juni 2019,” tambahnya. 

Pakar astronomi dari tim falakihay Kemenag Cecep Nurwendya pun menyampaikan hal serupa. Cecep menyebutkan bahwa sampai kemarin tidak ada referensi empirik visabilitas atau ketampakan hilal awal Syawal tahun ini yang bisa teramati dari seluruh wilayah Indonesia. ”Semua wilayah Indonesia memiliki ketinggian hilal negatif. Hilal terbenam terlebih dahulu di banding matahari,” terang dia. Namun demikian, secara hisab awal Syawal memang sudah ketahuan. Tanggalnya sesuai yang sudah diumumkan oleh Lukman.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Pendidikan dan Kaderisasi Yusnar Yusuf menuturkan, langkah-langkah yang diambil oleh Kemenag untuk menentukan satu Syawal sudah sesuai dengan ketentuan. Karena itu, 1 Syawal 1440 Hijriah besok juga disepakati bersama. Masyarakat Indonesia, tidak perlu lagi meragukan keputusan itu. ”Yang dinyatakan Menag, 1 Syawal jatuh pada 5 Juni 2019,” jelasnya. 

Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher pun menyambut baik keputusan yang sudah diambil oleh Kemenag. Dia menyebutkan bahwa hisap maupun rukyat menuntun pemerintah untuk menentukan 1 Syawal 1440 Hijriah esok hari. Selanjutnya, dia beraharap besar pemerintah bersama MUI segera menuntaskan kajian kalender hijriah bersama. Tujuannya tidak lain supaya ke depan tidak ada lagi perbedaan penanggalan kalender hijriah. 

Baca Juga :  Distrik Kiwirok, Dalam 4 Bulan 13 Kali Kontak Senjata

Menurut dia, penyatuan kalender hijriah penting. Namun, juga bukan perkara mudah. Sebab mensyaratkan adanya dua hal yang harus disepakati oleh semua pihak. ”Pertama kesepakatan kriteria pada posisi hilal seperti apa. Yang kita bersepakat hilal itu ada atau tidak ada atau tidak bisa dilihat,” jelasnya. ”Kedua kesepakatan siapa pihak yang dapat otoritas untuk melakukan isbat,” lanjut dia.

Lukman berharap, ikhtiar melalui kajian kalender hijriah bersama segera tuntas. Dalam waktu dekat, dia menyatakan bahwa MU bersama sejumlah ahli dan pakar akan melaksanakan kajian ilmiah lagi untuk mewujudkan hal itu. 

Serupa degan pemerintah, para perukyat dari Lajnah Falakiyah PBNU dan pengurus cabang di 99 titik pemantauan hilal di seluruh Indonesia melaporkan bahwa tidak bisa melihat hilal. Ketua PBNU Robikin Emhas menyatakan, sesuai perhitungan (hisab), posisi hilal (bulan baru) berada di titik 1 derajat. 

Posisi itu berada jauh di bawah posisi imkanur rukyat atau batas terendah bis dilihatnya Hilal. Maka dari itu, PBNU mengeluarkan ikhbar resmi bahwa umur bulan Ramadhan tahun 1440 H adalah 30 hari atau dikenal dengan istilah Istikmal. Sehingga hari ini masih bulan Ramadan. 

Secara terpisah, Ketua Panitia Hari Besar Keagamaan Islam ( PHBI)  Provinsi Papua, Drs H. Alwi Tianlean, MM., mengatakan, pelaksanaan salat Idul Fitri 1440 Hijriah, dipastikan jatuh pada hari Rabu tanggal 5 Juni 2019. Terkait dengan pelaksanaan salat Ied ini, menurut Alwi tempat salat di antaranya halaman kantor Gubernur Provinsi Papua, halaman Mapolda Papua, Masjid Yapis Dok V Atas, Masjid di Angkasa, Masjid Raya Baiturrahim Jayapura, lapangan Brimob Kotaraja, lapangan bola Angkatan Laut Hamadi dan beberapa titik lainnya. 

“Untuk pelaksanaan salat Ied di halaman kantor Gubernur Provinsi Papua yang akan menjadi imam yakni Drs. H. Abdul Khadir, LC , dan khatibnya KH. Zulham Ma’mun dari Ketua MUI Kota Jayapura,” ungkapnya. 

Sementara itu Polda Papua menyebut H-1 Idul Fitri, situasi Kamtibmas di 29 Kabupaten/Kota di Papua atau 23 Polres jajaran cukup kondusif, dimana Kepolisian terus melakukan pengamanan.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol AM Kamal mengatakan saat ini sebanyak 700 personel Polda Papua masih melakukan pengamanan di titik pelayanan masyarakat, baik yang ada di jalan raya, terminal, bandara, pelabuhan laut serta tempat-tempat rekreasi dan pusat pusat perbelanjaan.

Baca Juga :  Pekan Depan, Jokowi Berkunjung ke Wamena dan Jayapura

Di momen Lebaran ini, Kabid Humas mengingatkan masyarakat untuk mencegah adanya kembang api yang dapat membisingkan atau bahkan menganggu kenyamanan masyarakat lainnya. “Ini hari kemenangan dalam rangka 1 Syawal, jangan sampai masyarakat dengan serta merta membunyikan petasan yang dapat menganggu masyarakat lainnya. Lebih bagus datang ke tempat ibadah dan beribadah,” tutur Kamal.

Untuk menciptakan Kamtibmas yang aman selama perayaan Lebaran lanjut Kamal, para Kapolres sudah melakukan rapat koordinasi dan pendekatan dengan Pemda setempat, tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Pendekatan-pendekatan yang dilakukan Kepolisian itu tak terlepas untuk mewujudkan Kamtibmas yang kondusif dimomen lebaran yang dirayakan oleh umat muslim. “Patroli seperti biasa tetap dilakukan oleh Personil Polres Jajaran untuk memantau situasi Kamtibmas di wilayah masing-masing Polres,” ucapnya.

Kepada masyarakat yan melakukan Mudik, Kamal mengingatkan untuk memperhatiakn kondisi rumah sebelum meninggalkan rumah, pastikan rumah terkunci dengan baik, cek listrik dan memberi tahu orang terdekat. 

Untuk mengamankan malam takbiran, 243 personel Polres Jayapura Kota disiagakan di setiap masjid di wilayah hukum Polres Jayapura Kota. Kapolres Jayapura Kota AKBP Gustav R Urbinas yang dikonfirmasi melalui Kasubag Humas Polres Jayapura Kota Iptu Jahja Rumra mengatakan setiap masjid yang melaksanakan takbiran akan diamankan oleh 8 hingga 20 personel dari Polres Jayapura Kota.

“Pegamanan di setiap masjid ini tergantung lokasi masjidnya. Jika masjidnya berlokasi di jalan raya otomatis ada penebalan pasukan di sana. Sebab selain mengatur lalulintas anggota juga turut mengamankan masjid tersebut,” ucap Jahja, Senin (3/6).

Selain itu lanjut Jahja, ada unit lainnnya yang melaksanakan patroli e guna memantau situasi keamanan di wilayah hukum Polres Jayapura Kota.

Terkait dengan pawai obor lanjut Jahja, pihaknya belum menerima laporan akan hal itu. Namun, sejak beberapa tahun terakhir menyambut Lebaran di Kota Jayapura sendiri tidak dilakukan pawai takbiran keliling.

Sementara itu, untuk pengamanan salat Idul Fitri kata Jahja pihaknya siap menerjunkan sebanyak 252 personel untuk mengamankan pelaksanaan salat Ied di Kota Jayapura. (dil/fia/nat/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya