Friday, April 26, 2024
31.7 C
Jayapura

Oknum ASN Terlibat Dukung KKB Diamankan

Bawa Senjata Rakitan AFN dan 615 Butir Amunisi  Untuk KKB Nduga

JAYAPURA–Kabar cukup mengejutkan diperoleh dari Polres Yalimo pada Rabu (29/6) kemarin. Seorang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di Kabupaten Nduga ditangkap karena kedapatan membawa 615 butir amunisi saat melintas di Elelim, Kabupaten Yalimo.

Pria berinisial AN tersebut diamankan saat dilakukan patroli dan saat ini tengah diperiksa secara intensif.

Penangkapan ini dijelaskan Direskrimum Polda Papua, Kombes Pol. Dr. Faizal Ramadhani, S.Sos., SIK., MH., berawal ketika anggota Polres Yalimo sedang patroli dan melihat pengendara sepeda motor yang perilakunya mencurigakan.

Setelah itu anggota polisi kemudian mengikuti AN dan langsung menghentikan yang bersangkutan selanjutnya dilakukan penggeledahan. “Hasilnya anggota kami menemukan sepucuk senjata rakitan AFN dan amunisi sebanyak 615 butir,” ungkap Kombes Faizal kepada wartawan di Mapolda Papua, Kamis (30/6).

Setelah diperiksa 615 butir amunisi yang ditemukan terdiri dari amunisi MK3 sebanyak 379 butir, moser 2 butir, AK 3 butir, SS1 158 butir, revolver 10 butir, US Carabine 52 butir, dan V2 Sabhara 11 butir.

Baca Juga :  Anak-anak di Daerah Konflik Perlu Perhatian Khusus

Disini Direskrimum Faizal mendapat informasi jika untuk satu butir peluru dihargai Rp 200 ribu dan jika ditotal maka bisa mencapai Rp 120 juta. Hanya disini kata Faisal pihaknya masih mendalami darimana AN mendapatkan uang sebanyak ini untuk selanjutnya membeli amunisi tersebut.

Menariknya, menurut Kombes Faizal dari hasil pemeriksaan sementara diduga kuat AN masih terhubung dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Nduga pimpinan Egianus Kogeya dan AN memiliki peran mencari serta membeli amunisi.

“Si AN ini termasuk dalam jaringan kelompok Nduga dan kami yakin sekali semua barang – barang ini akan dibawa ke Nduga namun kemungkinan akan bertemu dengan jaringan yang lain dulu di Wamena baru menuju Nduga,” beber Faisal.

Disini Faizal mengungkapkan bila kelompok AN diyakini memiliki keterlibatan atas peristiwa pembunuhan Bripda Diego pada Sabtu 16 Juni lalu di Wamena. Polisi sendiri masih terus mengembangkan kasus pembunuhan Bripda Diego ini dan dari penangkapan AN ini ternyata ada benang merahnya dan sudah betul jika arahnya ke kelompok Nduga.

Baca Juga :  Pentolan KKB Ditangkap di Iwaka

Saat ini menurut Faizal, AN sudah diamankan di Polres Jayawijaya untuk dimintai ketetangan. “Nanti teman-teman dari Dirkrimum termasuk Satgas Damai Cartenz akan mem-backup ke Wamena untuk mengembangkan penyidikannya. Karena penyidikannya sangat memungkinkan masih ada kaitan dengan daerah lain juga,” imbuhnya.

AN sendiri diketahui baru datang dari Jayapura dan belum diketahui dari mana ia mendapatkan amunisi tersebut.

Dikatakan, penangkapan ini tak terlepas dari menipisnya stok amunisi dan senjata yang dimiliki KKB. Karena itu, KKB mengeluarkan beberapa orang sebagai penghubung yang bertugas mencari amunisi dan senjata. “Dari hasil penyelidikan, kami tahu mereka sedang mengeluarkan beberapa penghubung-penghubung untuk mencari senjata dan amunisi,” tutup Faisal. (ade/nat)

Bawa Senjata Rakitan AFN dan 615 Butir Amunisi  Untuk KKB Nduga

JAYAPURA–Kabar cukup mengejutkan diperoleh dari Polres Yalimo pada Rabu (29/6) kemarin. Seorang oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di Kabupaten Nduga ditangkap karena kedapatan membawa 615 butir amunisi saat melintas di Elelim, Kabupaten Yalimo.

Pria berinisial AN tersebut diamankan saat dilakukan patroli dan saat ini tengah diperiksa secara intensif.

Penangkapan ini dijelaskan Direskrimum Polda Papua, Kombes Pol. Dr. Faizal Ramadhani, S.Sos., SIK., MH., berawal ketika anggota Polres Yalimo sedang patroli dan melihat pengendara sepeda motor yang perilakunya mencurigakan.

Setelah itu anggota polisi kemudian mengikuti AN dan langsung menghentikan yang bersangkutan selanjutnya dilakukan penggeledahan. “Hasilnya anggota kami menemukan sepucuk senjata rakitan AFN dan amunisi sebanyak 615 butir,” ungkap Kombes Faizal kepada wartawan di Mapolda Papua, Kamis (30/6).

Setelah diperiksa 615 butir amunisi yang ditemukan terdiri dari amunisi MK3 sebanyak 379 butir, moser 2 butir, AK 3 butir, SS1 158 butir, revolver 10 butir, US Carabine 52 butir, dan V2 Sabhara 11 butir.

Baca Juga :  Jaga Peluang ke Semifinal Pra Popnas

Disini Direskrimum Faizal mendapat informasi jika untuk satu butir peluru dihargai Rp 200 ribu dan jika ditotal maka bisa mencapai Rp 120 juta. Hanya disini kata Faisal pihaknya masih mendalami darimana AN mendapatkan uang sebanyak ini untuk selanjutnya membeli amunisi tersebut.

Menariknya, menurut Kombes Faizal dari hasil pemeriksaan sementara diduga kuat AN masih terhubung dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Nduga pimpinan Egianus Kogeya dan AN memiliki peran mencari serta membeli amunisi.

“Si AN ini termasuk dalam jaringan kelompok Nduga dan kami yakin sekali semua barang – barang ini akan dibawa ke Nduga namun kemungkinan akan bertemu dengan jaringan yang lain dulu di Wamena baru menuju Nduga,” beber Faisal.

Disini Faizal mengungkapkan bila kelompok AN diyakini memiliki keterlibatan atas peristiwa pembunuhan Bripda Diego pada Sabtu 16 Juni lalu di Wamena. Polisi sendiri masih terus mengembangkan kasus pembunuhan Bripda Diego ini dan dari penangkapan AN ini ternyata ada benang merahnya dan sudah betul jika arahnya ke kelompok Nduga.

Baca Juga :  23 Kelompok Sipil Bersenjata di Papua

Saat ini menurut Faizal, AN sudah diamankan di Polres Jayawijaya untuk dimintai ketetangan. “Nanti teman-teman dari Dirkrimum termasuk Satgas Damai Cartenz akan mem-backup ke Wamena untuk mengembangkan penyidikannya. Karena penyidikannya sangat memungkinkan masih ada kaitan dengan daerah lain juga,” imbuhnya.

AN sendiri diketahui baru datang dari Jayapura dan belum diketahui dari mana ia mendapatkan amunisi tersebut.

Dikatakan, penangkapan ini tak terlepas dari menipisnya stok amunisi dan senjata yang dimiliki KKB. Karena itu, KKB mengeluarkan beberapa orang sebagai penghubung yang bertugas mencari amunisi dan senjata. “Dari hasil penyelidikan, kami tahu mereka sedang mengeluarkan beberapa penghubung-penghubung untuk mencari senjata dan amunisi,” tutup Faisal. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya