Dari Pembukaan Border Trade Fair (BTF) RI–PNG 202 di Perbatasan Skouw, Kota Jayapura
Pemerintah Provinsi Papua, melalui Badan Pengelola Perbatasan dan Kerja sama Provinsi Papua, melibatkan 40 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada ajang Border Trade Fair (BTF) RI–PNG 2025. Kegiatan ini digelar di kawasan perbatasan Skouw, Kota Jayapura, Kamis (9/10) hingga Sabtu (11/10) besok.
Laporan: Elfira_Jayapura
Beragam aksesori dan kuliner yang dipajang di tenan milik para UMKM, ada noken, ukiran, kain batik, gantungan tas, sosis PNG, dan jajanan lainnya. Pelaku UMKM ini rata-rata berasal dari Kota Jayapura, ada juga yang dari PNG tepatnya West Sepik dan East Sepik.
Asisten Bidang Pemerintahan Sekretariat Daerah Papua, Yohanes Walilo mengatakan, keterlibatan UMKM Papua dalam kegiatan lintas batas tersebut menjadi langkah strategis dalam memperkuat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Papua Nugini.
“Ada 40 UMKM yang kami libatkan dalam kegiatan ini, baik dari pihak PNG maupun Papua. Pelaku usaha tersebut yang berpotensi dilakukan ekspor,” kata Walilo, usai membuka kegiatan yang dipusatkan di Zona Netral Wutung, perbatasan Indonesia–Papua Nugini.
Ia mengatakan, kegiatan ini merupakan bukti nyata semangat persaudaraan dan kerja sama antara Pemerintah Republik Indonesia-Pemerintah Papua Nugini, khususnya di bidang perdagangan, dan sosial dan budaya masyarakat perbatasan.
Ini menjadi ajang mendorong kerja sama di bidang perdagangan baik dari pihak West Sepik, East Sepik dan Papua. Sebagaimana tahun ini, Border Trade Fair mengusung tema “From Border to the Bridge” dengan tiga pilar utama: Connect, Collaborate dan Create.
“Melalui pilar Connect, kita ingin memperat hubungan antarwarga wilayah perbatasan- antara masyarakat Skouw dan Wutung, antara pelaku usaha dan antara budaya yang saling berdekatan namun berbeda warna,” ungkapnya.