Setelah itu TPNPB kembali menembak lima orang yang sedang berjaga kios di jalan Batas Batu. “Lalu setelah menguasai jalan Batas Batu di Nogolait, tiba-tiba muncul 1 truk lewat. Kami tahan dan periksa dan saat itu 4 orang merunduk dan dianggap mencurigakan sehingga mereka kembali menembak 4 orang tersebut,” bebernya.
Ia berpendapat bahwa tidak semua daerah perlu ditangani dengan cara yang sama yang akhirnya masyarakat sipil jadi korban. Ini bisa lebih parah apabila ada provokasi elit politik yang berkembang dari waktu ke waktu.
Penyerangan terhadap warga sipil bukan kali pertama terjadi di Kabupaten Nduga. Dimana pada Desember tahun 2018 lalu, puluhan warga sipil pekerja di PT Istaka Karya juga tewas akibat dibantai KKB.
Dua tokoh agama tersebut adalah Pdt Eliaser Baye S.Th dan Ustaz Daeng Marannu. Pendeta Eliaser sendiri merupakan gembala GKII Kemah Injil di daerah Yeretma sedangkan Daeng Marannu merupakan seorang da'i yang biasa berdakwah di Masjid Kenyam, Kampung Nogolait, Nduga.
Saat melepas jenazah korban kepada pihak keluarga di Timika, Minggu (17/7), Bupati Namia menyampaikan ungkapan belasungkawa dan berdoa agar ini menjadi kejadian terakhir di Nduga.
Untuk keberangkatan Minggu (17/7) pagi tujuan Makassar menggunakan pesawat Lion Air diberangkat jenazah Taufan Amir, Daeng Marannu/Maramli dan Sirajuddin. Jenazah Mahmud Ismaun diterbangkan ke Palu, dan Yuda Nurusinga diterbangkan ke Medan.
Dari laporan yang diterima Cenderawasih Pos, para korban diberondong peluru di empat lokasi. Pertama di dalam kios kemudian di atas truk, di tanjakan pinggir jalan, di belakang kios kelontongan dan terakhir di arah jalan menuju Batas Batu.
Adapun korban-korban yang pada umumnya tukang dan pedagang ini dari laporan yang diterima Cenderawasih Pos meninggal akibat luka tajam seperti terkena bacokan. Dari tujuh warga yang meninggal salah satunya adalah Orang Asli Papua.
Jenazah Pratu Anumerta Beryl Kholif Al Rohman diberangkatkan ke kampung halamannya pada Jumat (1/7) siang kemarin. Upacara pengantaran jenazah dilaksanakan di Lapangan Air Nav Bandara Sentani Kabupaten Jayapura dan dihadiri Kasrem 172/PWY Kolonel Inf Bayu Sudarmanto, Para Kasi Korem 172/PWY dan Para Kabalakaju Korem 172/PWY.
Jenazah sempat disemayamkan satu malam di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang sambil menunggu cuaca membaik dan selanjutnya dievakuasi ke Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura menggunakan helikopter Caracal milik TNI AU.