Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Enam Warga Kuyawage Dipulangkan, Satu Meninggal, Lima Kritis

WAMENA- Tim Pencari Kebenaran Khasus penangkapan 6 warga sipil asal distrik Kuyawagge Kabupaten Lanny Jaya yang dikirimkan ke Kabupaten Mimika oleh aparat keamanan akhirnya di pulangkan pada keluarganya.

Namun ironisnya mereka masih berada di bawah umur namun akibat penyiksaan yang diterima 1 orang dinyatakan meninggal Dunia atas nama Uty Unue (17) dan 5 orang lainnya mengalami luka-luka bahkan kesehatannya kian terus menurun.

Salah satu Perwakilan Mahasiswa Nduga di kota study Wamena Enggipilik Kogoya yang tergabung dalam tim pencari kebenaran dalam jumpas pres menyebutkan jika pada 4 April 2023 sampaikan ada enam orang ditahan dan dibawa ke Timika.

Namun saat dipulangkan Uty unue (17) dalam keadaan tidak bernyawa (meningal) kirim dari Timika melalui bandara udara Tiom Lanny jaya. “6 orang ditahan oleh aparat TNI/Polri di Timika satu orang Uty Unue meninggal di tangan aparat akibat disiksa,” ungkapnya dalam jumpas pers di Wamena, Senin (24/4) kemarin.

Ia menyatakan untuk 5 orang lainnya juga ditahan telah dipulangkan dalam kondisi yang kurang baik yang diduga akibat penganiayaan selama dalam tahanan itu. Semua sudah pulang pada keluarga, dua orang sudah di Wamena, kemudian 3 orang sudah di Kuyawagge bersama keluarga, tapi kesehatan kesehatan mereka terus menurun dari hari ke hari.

Baca Juga :  Cepos dan Pemkab Keerom Siap Gelar Pelatihan Jurnalistik

“Jika TNI/Polri mau perang dengan TPNPB Egianus kogoya silahkan tapi jangan siksa dan bunuh warga sipil disana yang tidak tau menahu tentang keberadaan Pilot Philip Martens dan Egianus Kogeya.” katanya

Ditempat yang sama perwakilan perempuan dari tm pencari kebenaran Raga Kogoya mengatakan Tim sudah serahkan surat pernyataan kepada Pemda Lanny jaya, Kapolres Lanny Jaya agar warga sipil tidak terjadi lagi korban lagi di Kuyawage.

  Ia juga mengatakan jika Tiga Pemda yakni Lanny jaya, Nduga dan Puncak Papua harus kerja sama untuk selamatkan warga sipil yang ada disana sebab wilayah tersebut adalah perbatasan wilayah administrasi dari 3 pemerintahan karena disana masih ada warga yang dalam keadaan luka –luka.

“Seperti Demina Karungu sedang menderita akibat luka tembak dan peluru aparat sampai sekarang masih ada dalam tubuhnya sehingga perlu ada pertolongan medias segera,”katanya

Perwakilan perempuan dari Tim Mencari Kebenaran Kuyawagge Juga mengatakan mereka yang mengalami kekerasan bukan orang dewasa melainkan anak muda usia produktif atau masih remaja namun malangnya di siksa dan dapat tembak.

Baca Juga :  Masih Banyak Permasalahan Disabilitas di Papua

Kata Raga Dalam status siaga tempur mencari pilot asal selandia baru, Warga sipil harus dilindungi, Sudah cukup terjadi pada 6 orang yang ditahan dan ditembak mati, jangan lagi terulang terjadi pada warga sipil yang lainnya terkena dampak dari operasi pencarian pilot itu.

“Kami minta segera evakusi parina Karunggu karena sudah Menjelang tiga Minggu peluru masih dalam tubuh, perlu ada perhatian serius Pemda Lanny Jaya, Nduga dan Puncak Papua,” jelasnya.

Di tempat yang sama Benius Murib mengatakan Parina Karunggu dan Uty Unue yang meninggal dunia diduga ada pelanggaran HAM.

“Tentukan umur di atas rata rata 30-35 oleh TNI/Polri lalu lakukan kekerasan sementara usianya mereka yang ditahan (15-25 tahun) seperti person Gwijangge (15) Almarhum Uty Unume 17 Tahun, kejar Murib (20). Omega Tabuni (25).,” jelas Benius Murib.

Benius Murib mengatakan penembakan yang dilakukan terhadap Demina Karungu dan Uty Unue merupakan bagian dari pelanggaran HAM. Mereka diperlakukan tidak manusiawi, mereka hanya warga sipil dan tidak melawan negara.(jo/oel/ade/wen)

WAMENA- Tim Pencari Kebenaran Khasus penangkapan 6 warga sipil asal distrik Kuyawagge Kabupaten Lanny Jaya yang dikirimkan ke Kabupaten Mimika oleh aparat keamanan akhirnya di pulangkan pada keluarganya.

Namun ironisnya mereka masih berada di bawah umur namun akibat penyiksaan yang diterima 1 orang dinyatakan meninggal Dunia atas nama Uty Unue (17) dan 5 orang lainnya mengalami luka-luka bahkan kesehatannya kian terus menurun.

Salah satu Perwakilan Mahasiswa Nduga di kota study Wamena Enggipilik Kogoya yang tergabung dalam tim pencari kebenaran dalam jumpas pres menyebutkan jika pada 4 April 2023 sampaikan ada enam orang ditahan dan dibawa ke Timika.

Namun saat dipulangkan Uty unue (17) dalam keadaan tidak bernyawa (meningal) kirim dari Timika melalui bandara udara Tiom Lanny jaya. “6 orang ditahan oleh aparat TNI/Polri di Timika satu orang Uty Unue meninggal di tangan aparat akibat disiksa,” ungkapnya dalam jumpas pers di Wamena, Senin (24/4) kemarin.

Ia menyatakan untuk 5 orang lainnya juga ditahan telah dipulangkan dalam kondisi yang kurang baik yang diduga akibat penganiayaan selama dalam tahanan itu. Semua sudah pulang pada keluarga, dua orang sudah di Wamena, kemudian 3 orang sudah di Kuyawagge bersama keluarga, tapi kesehatan kesehatan mereka terus menurun dari hari ke hari.

Baca Juga :  Penegakan Hukum Jangan Ditafsirkan Sebagai Ranah TNI

“Jika TNI/Polri mau perang dengan TPNPB Egianus kogoya silahkan tapi jangan siksa dan bunuh warga sipil disana yang tidak tau menahu tentang keberadaan Pilot Philip Martens dan Egianus Kogeya.” katanya

Ditempat yang sama perwakilan perempuan dari tm pencari kebenaran Raga Kogoya mengatakan Tim sudah serahkan surat pernyataan kepada Pemda Lanny jaya, Kapolres Lanny Jaya agar warga sipil tidak terjadi lagi korban lagi di Kuyawage.

  Ia juga mengatakan jika Tiga Pemda yakni Lanny jaya, Nduga dan Puncak Papua harus kerja sama untuk selamatkan warga sipil yang ada disana sebab wilayah tersebut adalah perbatasan wilayah administrasi dari 3 pemerintahan karena disana masih ada warga yang dalam keadaan luka –luka.

“Seperti Demina Karungu sedang menderita akibat luka tembak dan peluru aparat sampai sekarang masih ada dalam tubuhnya sehingga perlu ada pertolongan medias segera,”katanya

Perwakilan perempuan dari Tim Mencari Kebenaran Kuyawagge Juga mengatakan mereka yang mengalami kekerasan bukan orang dewasa melainkan anak muda usia produktif atau masih remaja namun malangnya di siksa dan dapat tembak.

Baca Juga :  Indonesia Dukung Pelestarian Budaya Pasifik

Kata Raga Dalam status siaga tempur mencari pilot asal selandia baru, Warga sipil harus dilindungi, Sudah cukup terjadi pada 6 orang yang ditahan dan ditembak mati, jangan lagi terulang terjadi pada warga sipil yang lainnya terkena dampak dari operasi pencarian pilot itu.

“Kami minta segera evakusi parina Karunggu karena sudah Menjelang tiga Minggu peluru masih dalam tubuh, perlu ada perhatian serius Pemda Lanny Jaya, Nduga dan Puncak Papua,” jelasnya.

Di tempat yang sama Benius Murib mengatakan Parina Karunggu dan Uty Unue yang meninggal dunia diduga ada pelanggaran HAM.

“Tentukan umur di atas rata rata 30-35 oleh TNI/Polri lalu lakukan kekerasan sementara usianya mereka yang ditahan (15-25 tahun) seperti person Gwijangge (15) Almarhum Uty Unume 17 Tahun, kejar Murib (20). Omega Tabuni (25).,” jelas Benius Murib.

Benius Murib mengatakan penembakan yang dilakukan terhadap Demina Karungu dan Uty Unue merupakan bagian dari pelanggaran HAM. Mereka diperlakukan tidak manusiawi, mereka hanya warga sipil dan tidak melawan negara.(jo/oel/ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya