"Tidak boleh lagi ada yang buka Cafe di pinggir laut di Komplek Ruko Ini, masih banyak tempat di Jayapura ini untuk buka rumah makan," tegas Abisai Rollo, saat meninjau titik kerusakan dan Posko Gempa, dibeberapa di Kota Jayapura Jumat (10/2).
Gempa bumi yang terus terjadi, memang menimbulkan keresahan bagi masyarakat di Kota Jayapura. Apalagi, bagi mereka yang bekerja atau tinggal di bangunan gedung berlantai. Tentu menjadi kekhawatiran lebih saat terjadi gempa. Seperti di pusat perbelanjaan maupun perhotelan.
RSUD Dok II sendiri melakukan perawatan terhadap 77 pasien di tenda darurat hingga Jumat kemarin. Puluhan pasien ini terdiri dari pasien Ortopedi, pasien anak, kebidanan dan kandungan.
“Edukasi ini bisa disampaikan agen-agen yang mengikuti Sekolah Lapang Gempa Bumi, baik kepada keluarganya, masyarakat dan siapapun,” kata Ridwan usai membuka secara resmi kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi 2023 yang digelar BBMKG Wilayah V Jayapura di Kota Jayapura, Jumat (10/2).
Apakah hanya untuk sekedar melihat tempat musibah ataupun menitipkan doa bagi para korban. Selain itu ada juga warga yang datang kemudian membuang beberapa tangkai bunga sebagai bentuk bela sungkawa.
Asep mengakui, saat ini yang menjadi perhatian pemerintah pasca gempa adalah membuat posko untuk melayani warga yang mau sementara waktu tinggal di posko, karena rumahnya terdampak atau takut jika ada gempa susulan. Mereka yang ada di posko juga disiapkan makan dan minum serta ada layanan kesehatan.
Dua hari belakangan, intensitas hujan di Kota Jayapura mulai meningkat. Hujan yang mengguyur hampir di seluruh wilayah Kota Jayapura ini juga seperti biasa memberikan dampak di lokasi pasar Youtefa Abepura. Sejumlah titik terlihat digenangi air, dan membuat jalan di lingkungan Pasar Youtefa menjadi becek dan berlumpur.
Kepala Lapas Abepura, Sulistyo Wibowo mengatakan pemusnahan terhadap barang terlarang tersebut merupakan bagian dari peningkatan kewaspadaan dan deteksi dini, guna untuk mengantisipasi gangguan keamanan dan ketertiban di dalam Lapas.
Kepala BPBD Papua William Manderi mengeluhkan 1000-an gempa yang melanda Jayapura dan sekitarnya namun hanya memiliki 1 Sirene peringatan dini yang berlokasi di belakang Kantor MR.