Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Baru Diperbaiki Ambruk lagi, Gempa Juga Pengaruhi Okupansi Hotel

Dampak Gempa Terhadap Aktifitas Perhotelan dan Pusat Perbelanjaan di Kota Jayapura

Sejak awal Januari lalu, Kota Jayapura sering dilanda gempa bumi. Seribu lebih gempa terjadi, dimana sekitar seratusan gempa yang dirasakan masyarakat. Bahkan, gempat yang terjadi Kamis (9/2) sore dengan kekuatan 5,4 Magnitudo telah memberikan dampak korban jiwa maupun harta benda. Lantas Seperti apa dampak seringnya gempat ini dengan aktifitas usaha perhotelan dan mal di Jayapura?

Laporan: Yohana R Wenggi_ Jayapura

Gempa bumi yang terus terjadi, memang menimbulkan keresahan bagi masyarakat di Kota Jayapura. Apalagi, bagi mereka yang bekerja atau tinggal di bangunan gedung berlantai. Tentu menjadi kekhawatiran lebih saat terjadi gempa. Seperti di pusat perbelanjaan maupun perhotelan.

   Mal Jayapura pasca gempa pada 2 Januari lalu,  khusunya di lantai 4 yang diisi area Amazone dan XXI sempat ditutup karena ada perbaikan yang harus dilakukan management Mal Jayapura. Sembari menunggu perbaikan tersebut dapat diselesaikan, lagi-lagi gempa melanda Kota Jayapura pada Kamis (9/2) lalu, yang mengakibatkan tembok lantai 4, khususnya area Amazone wahana permainan kembali ambruk.

  Building Manager Mal Jayapura, Zulkarnaen Rachmat Sumakmo mengatakan, renovasi tersebut sudah dilakukan pihaknya lantaran gempa pada bulan Januari lalu. Sayangnya, perbaikan baru akan diselesaikan ternyata gempa baru dengan magnitudo 5,4 kembali merusak tembok yang sedang direhab tersebut.

  “Efek gempa ini hanya terasa di Lantai 4 dan 5, karena bangunannya di atas. Sementara lantai 1-3 dalam keadaan stabil, pada dasarnya bangunan Mal Jayapura dirancang tahan gempa, cuma bangunan lantai 4 ini temboknya retak, makanya kita bongkar dan pasang yang  baru, ” katanya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (10/2) kemarin.

Baca Juga :  Total Parkiran 6 Hektare, Helipad di Sisi Kiri Aula

  Diakuinya, untuk akses pelayanan dari para tenan, mulai dari Hypermart, Matahari sampai dengan tenan lainnya di lantai 3 tetap berjalan seperti biasa.  “Kami hanya menutup aktivitas di lantai 4, karena masih dalam tahap perbaikan, termasuk XXI untuk sementara ditutup, sampai kami rasa sudah bisa digunakan baru dibuka kembali,” terangnya.

  Menurutnya, tetap aktivitas harus berjalan seperti biasa, namun untuk pelayanan yang benar-benar terganggu karena gempa, terpaksa harus ditutup sementara.  “Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir, berbelanja di Mal Jayapura, karena selain pelayanan para karyawan kami juga sudah dibekali dengan training safety gempa, jadi pada saat terjadi gempa, para tim kami sudah bisa mengarah pengunjung untuk evakuasi, ” jelasnya.

  “Yang kami tekankan disini bahwa bangunan Mal Jayapura, memiliki struktur bangunan yang kokoh, dan tahan gempa, jadi untuk pengunjung yang ingin ke Mal Jayapura, agar tidak perlu khawatir, ” terangnya.

   Sementara itu, terkait dengan kondisi Kota Jayapura yang masih dikejutkan gempa sampai hari ini, BPD PHRI Papua akui terjadi penurunan okupansi hotel. Ini adalah hal yang tidak bisa dihindari.

  Ketua BPD PHRI Papua, Abdul Rajab mengatakan pindah hotel, batalkan pesanan dan sebagainya pasti terjadi pada saat-saat seperti ini, dan ini merupakan situasi yang tidak bisa dihindari.

Baca Juga :  Komitmen, Tahun Depan 100 Persen Semua Kampung Bebas BABS

   “Kami PHRI juga telah banyak menerima keluhan dari anggota kami, mengenai dampak gempa, yang membuat tamu tidak nyaman, memilih check out, ada yang pindah hotel, bahkan ada juga bangunan-bangunan yang alami kerusakan,” katanya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (10/2) kemarin.

   Diakuinya, sampai dengan saat ini pihaknya belum menerima laporan terkait dengan berapa hotel yang alami kerusakan, berapa restoran yang berdampak, namun yang rusak parah hanya satu yaitu Cirita Cafe, hingga ada korban jiwa.

  Menurutnya, terkait penurunan okupansi sendiri, sejak awal tahun memang sudah terlihat, karena awal tahun merupakan low season, sementara akan terlihat kenaikan okupansi memasuki triwulan II.

  “Namun dengan adanya gempa pasti okupansi hotel lebih terpengaruh, kalau tanpa gempa saja kita sudah diangka 30 persen belum sampai 50 persen, apa lagi ada gempa, pasti masyarakat juga trauma untuk menginap di hotel dan laksanakan meeting di hotel,” terangnya.

  Dengan kondisi yang ada pihaknya pastikan, tetap menghimbau kepada semua anggota PHRI agar tetap menguatkan pelayanan dan keselamatan, dengan kondisi yang ada bisa saling membantu, dengan terus meningkat pelayanan.

  “Kondisi yang ada kita tetap berhati-hati, selalu mengimbau para tamu, terutama dalam situasi yang urgen, peningkatan pelayanan melalui promosi dan program-program khusus juga harus terus ditingkatkan,” tambahnya. (*/tri)

Dampak Gempa Terhadap Aktifitas Perhotelan dan Pusat Perbelanjaan di Kota Jayapura

Sejak awal Januari lalu, Kota Jayapura sering dilanda gempa bumi. Seribu lebih gempa terjadi, dimana sekitar seratusan gempa yang dirasakan masyarakat. Bahkan, gempat yang terjadi Kamis (9/2) sore dengan kekuatan 5,4 Magnitudo telah memberikan dampak korban jiwa maupun harta benda. Lantas Seperti apa dampak seringnya gempat ini dengan aktifitas usaha perhotelan dan mal di Jayapura?

Laporan: Yohana R Wenggi_ Jayapura

Gempa bumi yang terus terjadi, memang menimbulkan keresahan bagi masyarakat di Kota Jayapura. Apalagi, bagi mereka yang bekerja atau tinggal di bangunan gedung berlantai. Tentu menjadi kekhawatiran lebih saat terjadi gempa. Seperti di pusat perbelanjaan maupun perhotelan.

   Mal Jayapura pasca gempa pada 2 Januari lalu,  khusunya di lantai 4 yang diisi area Amazone dan XXI sempat ditutup karena ada perbaikan yang harus dilakukan management Mal Jayapura. Sembari menunggu perbaikan tersebut dapat diselesaikan, lagi-lagi gempa melanda Kota Jayapura pada Kamis (9/2) lalu, yang mengakibatkan tembok lantai 4, khususnya area Amazone wahana permainan kembali ambruk.

  Building Manager Mal Jayapura, Zulkarnaen Rachmat Sumakmo mengatakan, renovasi tersebut sudah dilakukan pihaknya lantaran gempa pada bulan Januari lalu. Sayangnya, perbaikan baru akan diselesaikan ternyata gempa baru dengan magnitudo 5,4 kembali merusak tembok yang sedang direhab tersebut.

  “Efek gempa ini hanya terasa di Lantai 4 dan 5, karena bangunannya di atas. Sementara lantai 1-3 dalam keadaan stabil, pada dasarnya bangunan Mal Jayapura dirancang tahan gempa, cuma bangunan lantai 4 ini temboknya retak, makanya kita bongkar dan pasang yang  baru, ” katanya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (10/2) kemarin.

Baca Juga :  Kebiasaan Judi Sejak Lajang Susah Hilang, Ditambah Godaan Wanita Lain

  Diakuinya, untuk akses pelayanan dari para tenan, mulai dari Hypermart, Matahari sampai dengan tenan lainnya di lantai 3 tetap berjalan seperti biasa.  “Kami hanya menutup aktivitas di lantai 4, karena masih dalam tahap perbaikan, termasuk XXI untuk sementara ditutup, sampai kami rasa sudah bisa digunakan baru dibuka kembali,” terangnya.

  Menurutnya, tetap aktivitas harus berjalan seperti biasa, namun untuk pelayanan yang benar-benar terganggu karena gempa, terpaksa harus ditutup sementara.  “Kami juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir, berbelanja di Mal Jayapura, karena selain pelayanan para karyawan kami juga sudah dibekali dengan training safety gempa, jadi pada saat terjadi gempa, para tim kami sudah bisa mengarah pengunjung untuk evakuasi, ” jelasnya.

  “Yang kami tekankan disini bahwa bangunan Mal Jayapura, memiliki struktur bangunan yang kokoh, dan tahan gempa, jadi untuk pengunjung yang ingin ke Mal Jayapura, agar tidak perlu khawatir, ” terangnya.

   Sementara itu, terkait dengan kondisi Kota Jayapura yang masih dikejutkan gempa sampai hari ini, BPD PHRI Papua akui terjadi penurunan okupansi hotel. Ini adalah hal yang tidak bisa dihindari.

  Ketua BPD PHRI Papua, Abdul Rajab mengatakan pindah hotel, batalkan pesanan dan sebagainya pasti terjadi pada saat-saat seperti ini, dan ini merupakan situasi yang tidak bisa dihindari.

Baca Juga :  Berjibaku di Ketinggian 4.200 Mdpl dan Minim Oksigen, 8 Jenazah Dievakuasi

   “Kami PHRI juga telah banyak menerima keluhan dari anggota kami, mengenai dampak gempa, yang membuat tamu tidak nyaman, memilih check out, ada yang pindah hotel, bahkan ada juga bangunan-bangunan yang alami kerusakan,” katanya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (10/2) kemarin.

   Diakuinya, sampai dengan saat ini pihaknya belum menerima laporan terkait dengan berapa hotel yang alami kerusakan, berapa restoran yang berdampak, namun yang rusak parah hanya satu yaitu Cirita Cafe, hingga ada korban jiwa.

  Menurutnya, terkait penurunan okupansi sendiri, sejak awal tahun memang sudah terlihat, karena awal tahun merupakan low season, sementara akan terlihat kenaikan okupansi memasuki triwulan II.

  “Namun dengan adanya gempa pasti okupansi hotel lebih terpengaruh, kalau tanpa gempa saja kita sudah diangka 30 persen belum sampai 50 persen, apa lagi ada gempa, pasti masyarakat juga trauma untuk menginap di hotel dan laksanakan meeting di hotel,” terangnya.

  Dengan kondisi yang ada pihaknya pastikan, tetap menghimbau kepada semua anggota PHRI agar tetap menguatkan pelayanan dan keselamatan, dengan kondisi yang ada bisa saling membantu, dengan terus meningkat pelayanan.

  “Kondisi yang ada kita tetap berhati-hati, selalu mengimbau para tamu, terutama dalam situasi yang urgen, peningkatan pelayanan melalui promosi dan program-program khusus juga harus terus ditingkatkan,” tambahnya. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya