Saturday, April 27, 2024
31.7 C
Jayapura

Warga Keluhkan Sering Terjadinya Banjir Akibat Peninggian Ruas Jalan

JAYAPURA – Penambahan jumlah penduduk disuatu daerah akan diikuti dengan penambahan jumlah kendaraan. Dan hal ini akan berpengaruh dengan kemacetan di daerah tersebut. Salah satu solusi mengatasi kemacetan adalah dengan menambah ruas jalan baru atau melakukan pelebaran ruas jalan yang ada.

Namun masalah kerap terjadi saat pekerjaan pelebaran ruas jalan tersebut tidak memperhatikan masalah drainase. Bila intensitas hujan tinggi maka daerah disekitar ruas jalan tersebut terancam banjir.

Hal inilah yang dirasakan oleh warga di sekitar Perumnas I dan II Waena Kota Jayapura. Paska-proyek Pelebaran dan peningkatan ruas jalan Lampu Merah – Perumnas III Waena Kota Jayapura, Warga Perumnas I dan II mengaku kerap diterjang banjir.

Baca Juga :  Hari Ini Satgas Covid-19 Gelar Rapat Evaluasi

Salah seorang warga, La Ando menuturkan sejak 12 tahun tinggal di kawasan Perumnas II baru kali ini terjadi banjir. Menurutnya, penyebab banjir karena adanya pekerjaan jalan yang dilakukan oleh Dinas PUPR.

“Kalau pekerjaan baik, tidak mungkin kita kena banjir, saya sudah 12 tahun tinggal di perumnas II, baru kali ini banjir saat hujan setelah pelebaran jalan,”Ungkap La Ando, Rabu (17/5).

Tidak hanya Perumnas II, kata dia, lokasi yang terdampak banjir apabila intensitas hujan tinggi yakni di wilayah Perumnas I, “Bukan disini saja, ada juga di Perumnas I pas perempatan. Semuanya imbas dari pelebaran jalan itu, dulu banjir atau air meluap, hanya satu penyebab itu karena ada batang kayu atau batu masuk di gorong atau saluran air,”Jelasnya.

Baca Juga :  Main Kucing-kucingan, Polisi Lakukan Patroli Rutin

Hal senada juga disampaikan mas Joko warga gang Soka. Menurutnya banjir baru terjadi setahun belakang ini. ” Pekerjaan dilakukan tanpa pikir, lebih kasar tidak ada otak, boleh kerjakan tapi harus ada perhitungan, masa saluran air tutup, ya dampaknya warga kena banjir,”Ujar Joko.

Dia juga menjelaskan sudah sering kali warga mengelukan hal tersebut, namun belum ada respon dari dinas terkait, “Kita sudah bosan teriak, namun tidak ada respon. Pekerjaan ini seharusnya di selidiki pihak berwenang,”Pintahnya.(gin)

 

 

JAYAPURA – Penambahan jumlah penduduk disuatu daerah akan diikuti dengan penambahan jumlah kendaraan. Dan hal ini akan berpengaruh dengan kemacetan di daerah tersebut. Salah satu solusi mengatasi kemacetan adalah dengan menambah ruas jalan baru atau melakukan pelebaran ruas jalan yang ada.

Namun masalah kerap terjadi saat pekerjaan pelebaran ruas jalan tersebut tidak memperhatikan masalah drainase. Bila intensitas hujan tinggi maka daerah disekitar ruas jalan tersebut terancam banjir.

Hal inilah yang dirasakan oleh warga di sekitar Perumnas I dan II Waena Kota Jayapura. Paska-proyek Pelebaran dan peningkatan ruas jalan Lampu Merah – Perumnas III Waena Kota Jayapura, Warga Perumnas I dan II mengaku kerap diterjang banjir.

Baca Juga :  Tersangka Penimbunan BBM Diyakini Bertambah

Salah seorang warga, La Ando menuturkan sejak 12 tahun tinggal di kawasan Perumnas II baru kali ini terjadi banjir. Menurutnya, penyebab banjir karena adanya pekerjaan jalan yang dilakukan oleh Dinas PUPR.

“Kalau pekerjaan baik, tidak mungkin kita kena banjir, saya sudah 12 tahun tinggal di perumnas II, baru kali ini banjir saat hujan setelah pelebaran jalan,”Ungkap La Ando, Rabu (17/5).

Tidak hanya Perumnas II, kata dia, lokasi yang terdampak banjir apabila intensitas hujan tinggi yakni di wilayah Perumnas I, “Bukan disini saja, ada juga di Perumnas I pas perempatan. Semuanya imbas dari pelebaran jalan itu, dulu banjir atau air meluap, hanya satu penyebab itu karena ada batang kayu atau batu masuk di gorong atau saluran air,”Jelasnya.

Baca Juga :  Apresiasi Kunjungan Wapres ke Papua

Hal senada juga disampaikan mas Joko warga gang Soka. Menurutnya banjir baru terjadi setahun belakang ini. ” Pekerjaan dilakukan tanpa pikir, lebih kasar tidak ada otak, boleh kerjakan tapi harus ada perhitungan, masa saluran air tutup, ya dampaknya warga kena banjir,”Ujar Joko.

Dia juga menjelaskan sudah sering kali warga mengelukan hal tersebut, namun belum ada respon dari dinas terkait, “Kita sudah bosan teriak, namun tidak ada respon. Pekerjaan ini seharusnya di selidiki pihak berwenang,”Pintahnya.(gin)

 

 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya