Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Suarakan Nasib Kaum Perempuan Lewat Jurnalistik Feminis

JAYAPURA-Ketimpangan ekonomi mendorong feminisasi kemiskinan,  dimana makin banyak perempuan masuk dalam kelompok miskin dan sekaligus menghadapi ketidakadilan gender. Perempuan miskin tidak memiliki akses ke pengambilan keputusan dan ke sumber-sumber kehidupan akibat pembangunan  ekonomi Indonesia yang berlandaskan investasi asing, utang luar negeri dan  perdagangan internasional sejak rezim Orde Baru sampai saat ini.

  Model pembangunan pertumbuhan ekonomi ini terus bertumpu pada eksploitasi sumberdaya alam dan manusia, sehingga makin banyak perempuan mengalami  diskriminasi dan kekerasan berbasis gender.

  “Fenomena ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan gender yang memicu feminisasi kemiskinan tidak banyak menjadi perhatian publik. Karenanya, kita butuh banyak jurnalis perempuan yang memiliki komitmen pemberitaan untuk ikut memperjuangkan hak perempuan demi kehidupan yang lebih baik dan adil”, ucap Titi Soentoro.

Baca Juga :  Di Kelurahan Mandala Ditemukan Anak Remaja Melahirkan 

   Aksi! for gender, social and ecological justice bekerjasama Konde.co melakukan pelatihan jurnalistik feminis “ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan gender” untuk  mengisi kebutuhan tersebut. Pelatihan ini dihadiri sebanyak 20 perempuan, terdiri dari jurnalis, aktivis dan perempuan komunitas dari Maluku, Ambon, Jakarta, Bali, Makassar, Kalimantan Tengah, Papua dan Bengkulu.

JAYAPURA-Ketimpangan ekonomi mendorong feminisasi kemiskinan,  dimana makin banyak perempuan masuk dalam kelompok miskin dan sekaligus menghadapi ketidakadilan gender. Perempuan miskin tidak memiliki akses ke pengambilan keputusan dan ke sumber-sumber kehidupan akibat pembangunan  ekonomi Indonesia yang berlandaskan investasi asing, utang luar negeri dan  perdagangan internasional sejak rezim Orde Baru sampai saat ini.

  Model pembangunan pertumbuhan ekonomi ini terus bertumpu pada eksploitasi sumberdaya alam dan manusia, sehingga makin banyak perempuan mengalami  diskriminasi dan kekerasan berbasis gender.

  “Fenomena ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan gender yang memicu feminisasi kemiskinan tidak banyak menjadi perhatian publik. Karenanya, kita butuh banyak jurnalis perempuan yang memiliki komitmen pemberitaan untuk ikut memperjuangkan hak perempuan demi kehidupan yang lebih baik dan adil”, ucap Titi Soentoro.

Baca Juga :  Seorang Bayi Perempuan Ditemukan Sudah Meninggal di Bak Sampah

   Aksi! for gender, social and ecological justice bekerjasama Konde.co melakukan pelatihan jurnalistik feminis “ketimpangan ekonomi dan ketidakadilan gender” untuk  mengisi kebutuhan tersebut. Pelatihan ini dihadiri sebanyak 20 perempuan, terdiri dari jurnalis, aktivis dan perempuan komunitas dari Maluku, Ambon, Jakarta, Bali, Makassar, Kalimantan Tengah, Papua dan Bengkulu.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya