Friday, April 26, 2024
24.7 C
Jayapura

Satpol PP Bersihkan Spanduk Penolakan Warga

Elias Refra, S.Sos, MM  ( FOTO: Sulo/ Cepos )

MERAUKE- Satuan Polisi Pamong Praja  Kabupaten Merauke akhirnya melakukan  penertiban  terhadap spanduk penolakan  keberadaan  salah satu peternakan petelur ayam yang   terpasang di pinggir  jalan Kampung Yasa Mulia, Distrik Semangga Merauke. Penertiban  dilakukan  Satpol PP Kabupaten Merauke, Kamis (16/1).  

   Kepala Satpol PP Kabupaten  Merauke Elias  Refra, S.Sos, MM  itemui wartawan  mengungkapkan bahwa selain  melakukan penertiban atas spanduk  tersebut,  pihaknya juga langsung melihat dari dekat  peternakan  ayam  tersebut serta langsung meminta  keterangan  warga sekitar peternakan  tersebut.  

   Dikatakan  Elias Refra, bahwa saat penertiban   dengan cara menurunkan spanduk-spanduk   tersebut  tidak ada   keberatan dari masyarakat.   Namun  Elias Refra merasa heran terkait dengan penolakan  yang dilakukan  oleh  masyarakat saat ke gedung DPRD Kabupaten  Merauke. 

  Sebab, lanjut  Elias Refra, masyarakat  yang ada di sekitar  peternakan  tersebut  tidak mengeluh. Justru  yang mengeluh adalah orang yang jauh dari  peternakan tersebut.

Baca Juga :  Merauke Dapat Tambahan 5.000 KPM

  “Itu  yang saya tidak habis pikir. Tapi kita harus hargai semua pihak termasuk  warga. Karena kita tidak tahu  karena kita jauh. Mereka   yang jauh mungkin cium bau itu, tapi setidaknya harus seimbang dengan  apa yang ada.   Karena  kehadiran perusahaan  ini juga untuk kepentingan masyarakat dan masyarakat juga harus kita lindungi. Begitu juga perusahaan kita  lindungi karena masyarakat,’’ jelasnya.

   Elias Refra juga mempertanyakan  kembali saat   masyarakat yang  datang ke DPRD  Merauke beberapa  waktu lalu  yang mnenyebutkan bahwa di perusahaan ini   tidak ada  orang asli Papua yang dipekerjakan di perusahaan tersebut.  Padahal, kata   Elias Refra,   yang benar adalah  ada orang lokal yang  bekerja di perusahaan  tersebut.

Baca Juga :  Kekurangan Insentif Nakes akan Diakomodir di APBD Perubahan 

  “Kita harus seimbang  dan harus dilihat langsung di lapangan sehingga kita tidak memvonis satu pihak saja,’’ jelasnya. 

   Ditanya apakah ada provokator dalam   masalah  ini, Elias Refra mengaku kemungkinan  itu bisa saja ada, termasuk kemungkinan adanya  janji-janji politik   saat itu.    Karena itu,  setelah  pihaknya   turun langsung ke lokasi  nantinya  juga dari DPRD  Kabupaten Merauke  bersama dengan instansi  teknis   akan     turun  ke lokasi peternakan  tersebut.

  “Termasuk  kemarin soal kenaikan  dari 10.000 menjadi  30.000  ekor yang dikatakan  tidak ada izin. Padahal, perusahaan sudah mengantongi izin. Ini yang kemarin   tidak  disampaikan sehingga seakan-akan  perusahaan sudah divonis  bersalah,’’ tandasnya. (ulo/tri)  

Elias Refra, S.Sos, MM  ( FOTO: Sulo/ Cepos )

MERAUKE- Satuan Polisi Pamong Praja  Kabupaten Merauke akhirnya melakukan  penertiban  terhadap spanduk penolakan  keberadaan  salah satu peternakan petelur ayam yang   terpasang di pinggir  jalan Kampung Yasa Mulia, Distrik Semangga Merauke. Penertiban  dilakukan  Satpol PP Kabupaten Merauke, Kamis (16/1).  

   Kepala Satpol PP Kabupaten  Merauke Elias  Refra, S.Sos, MM  itemui wartawan  mengungkapkan bahwa selain  melakukan penertiban atas spanduk  tersebut,  pihaknya juga langsung melihat dari dekat  peternakan  ayam  tersebut serta langsung meminta  keterangan  warga sekitar peternakan  tersebut.  

   Dikatakan  Elias Refra, bahwa saat penertiban   dengan cara menurunkan spanduk-spanduk   tersebut  tidak ada   keberatan dari masyarakat.   Namun  Elias Refra merasa heran terkait dengan penolakan  yang dilakukan  oleh  masyarakat saat ke gedung DPRD Kabupaten  Merauke. 

  Sebab, lanjut  Elias Refra, masyarakat  yang ada di sekitar  peternakan  tersebut  tidak mengeluh. Justru  yang mengeluh adalah orang yang jauh dari  peternakan tersebut.

Baca Juga :  Posko Covid-19 Perketat Pemeriksaan di Distrik Ulilin

  “Itu  yang saya tidak habis pikir. Tapi kita harus hargai semua pihak termasuk  warga. Karena kita tidak tahu  karena kita jauh. Mereka   yang jauh mungkin cium bau itu, tapi setidaknya harus seimbang dengan  apa yang ada.   Karena  kehadiran perusahaan  ini juga untuk kepentingan masyarakat dan masyarakat juga harus kita lindungi. Begitu juga perusahaan kita  lindungi karena masyarakat,’’ jelasnya.

   Elias Refra juga mempertanyakan  kembali saat   masyarakat yang  datang ke DPRD  Merauke beberapa  waktu lalu  yang mnenyebutkan bahwa di perusahaan ini   tidak ada  orang asli Papua yang dipekerjakan di perusahaan tersebut.  Padahal, kata   Elias Refra,   yang benar adalah  ada orang lokal yang  bekerja di perusahaan  tersebut.

Baca Juga :  Partisipasi Warga Kota Merauke pada Pilkada Cukup Tinggi

  “Kita harus seimbang  dan harus dilihat langsung di lapangan sehingga kita tidak memvonis satu pihak saja,’’ jelasnya. 

   Ditanya apakah ada provokator dalam   masalah  ini, Elias Refra mengaku kemungkinan  itu bisa saja ada, termasuk kemungkinan adanya  janji-janji politik   saat itu.    Karena itu,  setelah  pihaknya   turun langsung ke lokasi  nantinya  juga dari DPRD  Kabupaten Merauke  bersama dengan instansi  teknis   akan     turun  ke lokasi peternakan  tersebut.

  “Termasuk  kemarin soal kenaikan  dari 10.000 menjadi  30.000  ekor yang dikatakan  tidak ada izin. Padahal, perusahaan sudah mengantongi izin. Ini yang kemarin   tidak  disampaikan sehingga seakan-akan  perusahaan sudah divonis  bersalah,’’ tandasnya. (ulo/tri)  

Berita Terbaru

Artikel Lainnya