Hal itu disebabkan karena transformasi digital berkembang pesat di tengah masyarakat. Sehingga fokus masyarakat terhadap pemilu kali ini lebih mendominasi melalui media, baik cetak maupun elektronik, termasuk media sosial yang banyak diminati generasi milenial.
Oleh karena itu, para caleg maupun capres harusnya peka dengan perkembangan itu, sehingga tidak kemudian menghambur-hamburkan anggaran kampanye untuk hanya untuk membuat baliho.
Namun cukup hanya dengan memanfaatkan media sebagai penyalur informasi kepada masyarakat. “Tidak heran jika masih banyak masyarakat yang belum menentukan pilihannya, karena mereka tidak lagi fokus pada baliho yang ada, karena komunikaai politik hari ini 80 persen melalui media,” kata Prof. Avelinus Lefaan, Rabu (17/1).
Lebih lanjut dia sampaikan, para Caleg yang ada di Kota Jayapura harus peka dan tidak alergi dengan media. Terutama media elektornik, tapi juga cetak untuk memperkenalkan dirinya dan karya untuk diinformasikan kepada masyarakat.
Karena itu, masyarakat dapat memahami dan mengetahui setiap calon DPR yang akan dipilih. Sebab jika tidak melalui komunikasi digital, maka masyarakat dalam memilih calon anggota DPRD Kota Jayapura akan lebih cenderung pendekatan primordialis baik suku agama, ras tapi juga pendekatan lain seperti pertemanan, dan kedekatan tempat tinggal.
“Hal ini tidak memberi pengaruh besar kepada Caleg untuk dipilih pada dapil yg sangat luas,” ujarnya.
Apalagi Caleg yang ditampilkan oleh masing-masing partai politik belum memiliki track record yang gemilang, maka akan sulit bagi masyarakst untuk menentukan pilihannya. Oleh karenanya media digitallah satu satunya wadah bagi mereka untuk menunjukkan jatidiri mereka kepada masyarakat.
“Pemilu kali ini, peran media itu sangat penting, karena itu wadah yang sangat bagus bagi para caleg untuk menawsrkan progam kerjanya kepada masyarakat,” bebernya.
Tidak hanya untuk mentransformasikan karya-karya mereka (Caleg_red), tapi juga untuk sebuah proses edukasi politik kepada masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui prestasinya.
“Jadi jangan alergi dengan wartawan, apalagi kalau anggota dewan. Sebab, mereka itu representasi rakyat, dan jangan lupa bahwa semakin sering berkomentar maupun mengedukasi melalui media, maka itu juga akan menunjang karir mereka ke depan,” ungkapnya.
Sebab media digital sangat berperan penting untuk membantu pendidikan politik masyarakat, serta memperkenalkan para caleg dan karya-karya para caleg dalam membangun komunikasi dan edukasi. Selain itu, mempermudah masyarakat untuk mengetahui siapa pilihannnya yang tepat dari semua caleg yang ada untuk mewakili rakyat 5 tahun ke depan.
“Tapi yang saya amati anggota Dewan yang ada sekarang ini sangat jarang muncul di media, baik cetak maupun elektronik,”tandasnya.