Dibutuhkan aklimatisasi selama beberapa hari di Lembah Danau-Danau sebelum melakukan summit attack. Sementara jalur ketika adalah Jalur Lembah Kuning. Pendaki memulai pendakian dengan menggunakan helikopter dari Timika selama 40 menit menuju basecamp di Lembah Kuning (Yellow Valley). Lembah yang berada di ketinggian 4.280 mdpl ini berada di bawah tebing piramid Carstenzs yang tegak lurus dengan dua pecahan lengkungan ketika mendekati punggungan gunung.
Dibutuhkan kemampuan mountaineering, tali temali (figure of 8), dan single rope technique (SRT) yang piawai untuk bisa mendaki ke puncak. Meski hanya berjarak 600 meter dari basecamp Yellow Valley, terdapat sejumlah pos yang harus dilewati pendaki untuk menuju puncak yaitu Teras 1, Teras 2, Teras Besar, Tyrolean Traverse, dan Summit Ridge.
Namun, tantangan terbesar dari pendakian Carstensz adalah cuaca. Berada di ketinggian lebih dari 4.000 meter, cuaca di puncak Carstenzs bisa berubah dalam hitungan detik!Seorang pendaki dilaporkan mengalami dehidrasi hingga meninggal pada 2016 karena terpaan terik matahari. Dalam waktu beberapa detik setelahnya pendaki lain yang berada dalam satu rombongan dengan korban dilanda hujan salju, angin kencang, dan suhu minus derajat.
Kondisi cuaca yang ditambah dengan minimnya aklimatisasi membuat pendaki rentan mengalami acute mountain sickness atau penyakit akibat perubahan tekanan udara dan kadar oksigen yang lebih rendah di ketinggian. Selain hipotermia, AMS berisiko menyebabkan mengendapnya cairan di paru-paru (high altitute pulmonary edema/HAPE) dan pendarahan otak akibat ketinggian (high altitude cerebral edema/HACE).
Hal lain yang dilarang adalah berangkat dalam jumlah rombongan yang besar. Salah satu kendala pendakian Carstensz adalah penggunaan satu tali untuk naik maupun turun. Antrean banyak pendaki dalam cuaca buruk rentan menyebabkan pendaki tidak banyak bergerak sehingga rentan mengalami hipotermia.
Sementara terkait meninggalnya dua pendaki senior, Lilie dan Elsa ternyata ada cerita menarik dibalik itu. Kabarnya keduanya membawa misi khusus yakni ingin mengenang sahabat mereka yang sebelumnya meninggal. Keduanya berencana untuk memasang plakat demi mengenang rekan mereka, Hanafi Tanoto, yang meninggal tahun 2024.
Setelah berhasil mencapai Puncak Cartenz, Lilie dan Elsa sukses menjalankan misi memasang “plakat persahabatan” tersebut. Namun setelahnya justru hal yang tidak diinginkan terjadi. Di gunung yang sama dengan mendiang Hanafi Tanoto, keduanya akhirnya berpulang. Hipotermia adalah suhu tubuh yang menurun drastis, sedangkan hipoksia adalah sindrom kekurangan oksigen dalam jaringan tubuh. Hipotermia dan hipoksia adalah dua gejala khas penyakit gunung (acute mountain sickness/AMS).
Tercatat sejak September 2024, sudah empat pendaki yang meninggal dunia di Carstensz Pyramid. Pada September lalu, pendaki asal Surabaya Hanafi Tanoto dan seorang pendaki asal Tiongkok meninggal dunia di Carstensz Pyramid. Hanafi meninggal karena hipotermia, sedangkan pendaki Tiongkok meninggal akibat kesalahan pemasangan alat saat menuruni tebing (descending). Menariknya, Hanafi, Elsa, dan Lilie bergabung dalam satu komunitas pendaki yakni Kura-Kura Gunung.