Friday, April 26, 2024
33.7 C
Jayapura

Sosok yang Sangat Bijaksana dan Sangat Mengasihi Keluarga

MELAYAT: Sejumlah keluarga, kerabat dan dan masyarakat, saat melayat dan mendoakan almahum ondofolo Ifar Besar, Franz Alberth Yoku di rumah duku Pondopo Ifar Besar Felavauw Distrik Sentani Kabupaten Jayapura, Senin (29/4).( FOTO : Yewen/Cepos)

Almarhum Franz Alberth Yoku bersama Dubes RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya saat bertemu dengan parlemen Selandia Baru penandatangan Wesminster Declaration di Selandia Baru, beberapa waktu yang lalu.

Sosok Almarhum Ondofolo Ifar Besar, Franz Alberth Yoku Dimata Keluarga dan Kerabat


Kepergian Ondofolo Ifar Besar, Franz Alberth Yoku, Minggu (28/4) kemarin, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Papua. Seperti apa sosok ondofolo Franz Alberth Yoku di mata keluarga dan Kkrabatnya?

Laporan: Roberth Yewen, Sentani

SUASANA duka meliputi seluruh keluarga dan kerabat di rumah duka Pondopo Ifar Besar Felavauw Sentani. Duka yang dirasakan tersebut karena kehilangan seorang tokoh Papua asal Kampung Ifar Besar Distrik Sentani Kabupaten Jayapura.

Dia adalah Ondofolo Ifar Besar, Franz Alberth Yoku, yang telah dipanggil Sang Pencipta, Minggu (28/4) sekira pukul 14.00 WIT., setelah kurang lebih dua minggu menjalani perawatan secara intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua di Kota Jayapura.

Isah tangis dari sanak saudara, keluarga dan seluruh kerabat yang mendatangi rumah duka tak terbendung. 

Mereka bersedih, karena ditinggalkan oleh seorang tokoh Papua yang memiliki jiwa kesederhanaan dan kebapaan serta mampu merangkul tanpa perbedaan semasa hidupnya di bumi cenderawasih.

Semasa hidupnya, Ondofolo Franz Alberth Yoku, adalah sosok yang sangat bijaksana, dan sangat mengasihi keluarganya. Serta mengaplikasikan hidupnya untuk bangsa dan negara, khusus memberikan waktu yang terbaik bagi keluarga. Apalagi dirinya sebagai ondofolo di Kampung Ifar Besar Distrik Sentani Kabupaten Jayapura.

“Bukti bahwa dia (almarhum) telah mengumpulkan kami adik-adik yang jauh untuk bersatu kembali, sehingga ada satu kekuatan besar yang ada di dalam kerukunan keluarga besar Yoku, khususnya di Ifar Besar,” ungkap salah satu keluarga almahum, Richard Samuel Yochu, saat ditemui Cenderawasih Pos usai melayat di rumah Pondopo Ifar Besar Felavauw Sentani, Senin (29/4).

Baca Juga :  12 Pendeta dan 7 Kader Gereja GIDI Ikuti Wisata Rohani ke Yerusalem

Almarhum Ondofolo Franz Alberth Yoku adalah salah satu putra terbaik Papua yang semasa hidupnya dipilih untuk menduduki jabatan sebagai anggota parlemen atau DPR RI di pusat bersama-sama dengan pemerintah dalam membicarakan nasib orang asli Papua di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Selain itu, almarhum adalah salah satu sosok yang cukup berpengaruh, sehingga konsep-konsep dan pikiran-pikirannya semasa hidup digunakan oleh negara, untuk membangun tanah Papua, khususnya di daerah Tabi.

“Beliau punya masa muda tumbuh di negara tetangga, tetapi setelah kembali ke Jayapura Papua, mengaplikasikan seluruh hidupnya, untuk bangsa dan negara, terlebih khusus memberikan waktunya untuk keluarga,” ucap Richard.

Kepergiaan ondofolo kelahiran Jayapura 20 Februari 1953 ini tidak hanya menjadi duka di dalam keluarga dan masyarakat Sentani, tetapi menjadi duka bagi masyarakat Papua maupun masyarakat Indonesia. Karena semasa hidupnya, almarhum telah banyak melakukan berbagai hal untuk bangsa dan negara, terutama tanah Papua.

Sejak tahun 1967, saat masih berusia 17 tahun, almarhum ikut keluarga ke Papua New Guinea (PNG), karena situasi keamanan tidak kondusif. Selama di PNG, sejak tahun 1975-1992, almarhum bekerja sebagai wartawan di media PNG Post Courier selama kurang lebih 17 tahun.

Sementara itu, salah satu keluarga almarhum, Jack Puraro, mengatakan bahwa Papua telah kehilangan salah satu figur sekaligus panutan, baik dalam tatanan adat budaya orang Sentani maupun di kancah perpolitikan baik secara nasional maupun internasional. Terutama bagaimana menjalankan peran dalam menciptakan kondisi yang aman dan baik di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai Ketua Peranakan Ifar Besar sekaligus Ketua Gerakan Pemuda Jayapura (Gapura), Jack merasa kehilangan terhadap seorang figur yang benar-benar fenomenal dan luar biasa serta memberikan inspirasi-inspirasi, motivasi yang luar biasa. Sosok almahum bukan saja berbicara, tetapi juga bekerja.

Almarhum Ondofolo Franz Alberth Yoku adalah sosok yang begitu hebat dan luar biasa. Kepergian beliau ini membuat kami generasi muda merasa kehilangan,” ujarnya.

Baca Juga :  Kapolres Diminta Anstisipasi Putusan MK

Rasa sedih dan kehilangan juga dirasakan oleh KBRI Wellington di Selandia Baru khususnya oleh Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya. 

Saat menerima kabar duka dari tanah Papua, Tantowi Yahya mengaku kaget dan hampir tidak percaya dengan berita yang diterimanya. 

“Saya kaget waktu dapat kabar, Pak Frans Joku telah pergi menghadap Sang Pencipta. Serta merta rasa kehilangan besar menyelelimuti kami di KBRI Wellington yang selama ini banyak menjalin kerja sama dengan beliau. Kami berduka dan kehilangan sosok tangguh yang telah banyak membantu kami dalam melakukan diplomasi kedaulatan di Selandia Baru dan Pasifik,” ungkap Tantowi Yahya melalui pesan WhatsAppnya kepada Cenderawasih Pos, Senin (29/4).  

Tantowi Yahya menyebutkan, tahun lalu almarhum dua kali berkunjung ke Selandia Baru. Kunjungan tersebut dalam rangka memberikan informasi yang benar dan faktual tentang Papua. 

Dikatakan, media, LSM, Politisi dan masyarakat dunia selama ini dihujani oleh informasi kadaluarsa, dipelintir bahkan hoax tentang Papua. Akibatnya banyak di antara mereka, khususnya di Pasifik yang mempercayai informasi yang tidak benar tersebut dan merugikan Indonesia.

“Berbekal pengalaman dan latar belakangnya, Pak Frans mampu  menjelaskan dan meluruskan berbagai isu terkait Papua yang menyudutkan Indonesia secara runut dan artikulatif. Penjelasan yang beliau berikan bukan karangan, tapi fakta dan data. Inilah yang membuat siapapun yang berbicara dan berdialog dengan beliau dapat menerima dan mengapreasi penjelasannya,” tuturnya.  

“Selamat jalan Pak Frans. Meski perjuangan kita masih panjang tapi Tuhan memilih untuk memanggilmu kembali ke pangkuanNya. Terima kasih atas segala yang telah engkau berikan dan perbuat demi keutuhan NKRI. Beristirahatlah dengan tenang. Semoga Tuhan memberikan tempat terbaik di sisi-Nya,” pungkas Tantowi Yahya. ***

MELAYAT: Sejumlah keluarga, kerabat dan dan masyarakat, saat melayat dan mendoakan almahum ondofolo Ifar Besar, Franz Alberth Yoku di rumah duku Pondopo Ifar Besar Felavauw Distrik Sentani Kabupaten Jayapura, Senin (29/4).( FOTO : Yewen/Cepos)

Almarhum Franz Alberth Yoku bersama Dubes RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya saat bertemu dengan parlemen Selandia Baru penandatangan Wesminster Declaration di Selandia Baru, beberapa waktu yang lalu.

Sosok Almarhum Ondofolo Ifar Besar, Franz Alberth Yoku Dimata Keluarga dan Kerabat


Kepergian Ondofolo Ifar Besar, Franz Alberth Yoku, Minggu (28/4) kemarin, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat Papua. Seperti apa sosok ondofolo Franz Alberth Yoku di mata keluarga dan Kkrabatnya?

Laporan: Roberth Yewen, Sentani

SUASANA duka meliputi seluruh keluarga dan kerabat di rumah duka Pondopo Ifar Besar Felavauw Sentani. Duka yang dirasakan tersebut karena kehilangan seorang tokoh Papua asal Kampung Ifar Besar Distrik Sentani Kabupaten Jayapura.

Dia adalah Ondofolo Ifar Besar, Franz Alberth Yoku, yang telah dipanggil Sang Pencipta, Minggu (28/4) sekira pukul 14.00 WIT., setelah kurang lebih dua minggu menjalani perawatan secara intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Papua di Kota Jayapura.

Isah tangis dari sanak saudara, keluarga dan seluruh kerabat yang mendatangi rumah duka tak terbendung. 

Mereka bersedih, karena ditinggalkan oleh seorang tokoh Papua yang memiliki jiwa kesederhanaan dan kebapaan serta mampu merangkul tanpa perbedaan semasa hidupnya di bumi cenderawasih.

Semasa hidupnya, Ondofolo Franz Alberth Yoku, adalah sosok yang sangat bijaksana, dan sangat mengasihi keluarganya. Serta mengaplikasikan hidupnya untuk bangsa dan negara, khusus memberikan waktu yang terbaik bagi keluarga. Apalagi dirinya sebagai ondofolo di Kampung Ifar Besar Distrik Sentani Kabupaten Jayapura.

“Bukti bahwa dia (almarhum) telah mengumpulkan kami adik-adik yang jauh untuk bersatu kembali, sehingga ada satu kekuatan besar yang ada di dalam kerukunan keluarga besar Yoku, khususnya di Ifar Besar,” ungkap salah satu keluarga almahum, Richard Samuel Yochu, saat ditemui Cenderawasih Pos usai melayat di rumah Pondopo Ifar Besar Felavauw Sentani, Senin (29/4).

Baca Juga :  Covid Terus Meningkat, Polresta Siapkan Strategi

Almarhum Ondofolo Franz Alberth Yoku adalah salah satu putra terbaik Papua yang semasa hidupnya dipilih untuk menduduki jabatan sebagai anggota parlemen atau DPR RI di pusat bersama-sama dengan pemerintah dalam membicarakan nasib orang asli Papua di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 Selain itu, almarhum adalah salah satu sosok yang cukup berpengaruh, sehingga konsep-konsep dan pikiran-pikirannya semasa hidup digunakan oleh negara, untuk membangun tanah Papua, khususnya di daerah Tabi.

“Beliau punya masa muda tumbuh di negara tetangga, tetapi setelah kembali ke Jayapura Papua, mengaplikasikan seluruh hidupnya, untuk bangsa dan negara, terlebih khusus memberikan waktunya untuk keluarga,” ucap Richard.

Kepergiaan ondofolo kelahiran Jayapura 20 Februari 1953 ini tidak hanya menjadi duka di dalam keluarga dan masyarakat Sentani, tetapi menjadi duka bagi masyarakat Papua maupun masyarakat Indonesia. Karena semasa hidupnya, almarhum telah banyak melakukan berbagai hal untuk bangsa dan negara, terutama tanah Papua.

Sejak tahun 1967, saat masih berusia 17 tahun, almarhum ikut keluarga ke Papua New Guinea (PNG), karena situasi keamanan tidak kondusif. Selama di PNG, sejak tahun 1975-1992, almarhum bekerja sebagai wartawan di media PNG Post Courier selama kurang lebih 17 tahun.

Sementara itu, salah satu keluarga almarhum, Jack Puraro, mengatakan bahwa Papua telah kehilangan salah satu figur sekaligus panutan, baik dalam tatanan adat budaya orang Sentani maupun di kancah perpolitikan baik secara nasional maupun internasional. Terutama bagaimana menjalankan peran dalam menciptakan kondisi yang aman dan baik di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebagai Ketua Peranakan Ifar Besar sekaligus Ketua Gerakan Pemuda Jayapura (Gapura), Jack merasa kehilangan terhadap seorang figur yang benar-benar fenomenal dan luar biasa serta memberikan inspirasi-inspirasi, motivasi yang luar biasa. Sosok almahum bukan saja berbicara, tetapi juga bekerja.

Almarhum Ondofolo Franz Alberth Yoku adalah sosok yang begitu hebat dan luar biasa. Kepergian beliau ini membuat kami generasi muda merasa kehilangan,” ujarnya.

Baca Juga :  Manajemen Persipura Tunjuk Yan Mandenas

Rasa sedih dan kehilangan juga dirasakan oleh KBRI Wellington di Selandia Baru khususnya oleh Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya. 

Saat menerima kabar duka dari tanah Papua, Tantowi Yahya mengaku kaget dan hampir tidak percaya dengan berita yang diterimanya. 

“Saya kaget waktu dapat kabar, Pak Frans Joku telah pergi menghadap Sang Pencipta. Serta merta rasa kehilangan besar menyelelimuti kami di KBRI Wellington yang selama ini banyak menjalin kerja sama dengan beliau. Kami berduka dan kehilangan sosok tangguh yang telah banyak membantu kami dalam melakukan diplomasi kedaulatan di Selandia Baru dan Pasifik,” ungkap Tantowi Yahya melalui pesan WhatsAppnya kepada Cenderawasih Pos, Senin (29/4).  

Tantowi Yahya menyebutkan, tahun lalu almarhum dua kali berkunjung ke Selandia Baru. Kunjungan tersebut dalam rangka memberikan informasi yang benar dan faktual tentang Papua. 

Dikatakan, media, LSM, Politisi dan masyarakat dunia selama ini dihujani oleh informasi kadaluarsa, dipelintir bahkan hoax tentang Papua. Akibatnya banyak di antara mereka, khususnya di Pasifik yang mempercayai informasi yang tidak benar tersebut dan merugikan Indonesia.

“Berbekal pengalaman dan latar belakangnya, Pak Frans mampu  menjelaskan dan meluruskan berbagai isu terkait Papua yang menyudutkan Indonesia secara runut dan artikulatif. Penjelasan yang beliau berikan bukan karangan, tapi fakta dan data. Inilah yang membuat siapapun yang berbicara dan berdialog dengan beliau dapat menerima dan mengapreasi penjelasannya,” tuturnya.  

“Selamat jalan Pak Frans. Meski perjuangan kita masih panjang tapi Tuhan memilih untuk memanggilmu kembali ke pangkuanNya. Terima kasih atas segala yang telah engkau berikan dan perbuat demi keutuhan NKRI. Beristirahatlah dengan tenang. Semoga Tuhan memberikan tempat terbaik di sisi-Nya,” pungkas Tantowi Yahya. ***

Berita Terbaru

Artikel Lainnya