Thursday, April 25, 2024
32.7 C
Jayapura

Seorang Bocah Tewas Tertembak, Satu Prajurit TNI Terluka

Kontak Tembak TNI-Polri dengan TPNPB di Intan Jaya 

JAYAPURA-Kontak tembak antara TNI-Polri dengan TPNPB-OPM kembali terjadi di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Selasa (26/10) malam. 

Dalam kontak tembak tersebut, dua orang bocah dilaporkan terkena serpihan peluru dan satu di antaranya meninggal dunia. Selain itu, seorang prajurit TNI bernama Serka Asep Kurniawan dilaporkan tertembak di bagian tangan tembus perut.

Sumber Cenderawasih Pos yang enggan namanya dikorankan menyebutkan, saat terjadi kontak tembak, kedua bocah tersebut berada di dalam rumah. Mereka diduga terkena serpihan peluru dalam kontak tembak tersebut. 

“Saat kontak tembak terjadi, kedua anak tersebut berada dalam rumah. Tembakan mengenai dinding rumah kayu hingga serpihannya mengenai dua anak tersebut dan satu dinyatakan meninggal dunia,” ucapnya saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (27/10).

Satu bocah yang mengalami luka tembak menurutnya, kondisinya membaik, rencana akan dibawa ke rumah sakit setempat.

Dirinya menyebutkan, sebelum kontak tembak yang menewaskan satu anak kecil tersebut, pada pukul 14.00 WIT terjadi kontak tembak  antara aparat keamanan dengan TPNPB-OPM. Dalam kontak tembak tersebut satu anggota TNI tertembak.

“Penyerangan yang dilakukan TNI karena sebelumnya mereka diserang duluan oleh TPNPB-OPM, sehingga saling balas dan terjadi kontak tembak,” bebernya.

Belum diketahui penyebab TPNPB-OPM melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan. Namun menurut informasi, penyerangan tersebut diduga dipicu hilangnya seorang warga bernama Sem Kobogau (51) sejak 5 Oktober lalu dan belum juga ditemukan. “Hilangnya Sem menjadi pemicu kontak tembak tersebut,” ucap sumber Cenderawasih Pos.

Diakuinya, kondisi Intan Jaya saat ini sepi. Aktivitas warga terbatas. Anak sekolah juga diliburkan dan sebagian guru memilih mengungsi lantaran ketakutan. Sementara anggota TNI yang terluka sudah dievakuasi pada Rabu (27/10). “Rabu (27/10) sekira pukul 07:00 WIT ada tembakan saat proses evakuasi terhadap anggota TNI di Bandara Bilogai Sugapa,”tutupnya.

Baca Juga :  Dua Hari Buron, Pelaku Pemerkosaan di Buper Ditangkap

Secara terpisah, Danrem 173/PVB, Brigjen TNI Taufan Gestoro yang dikonfirmasi membenarkan adanya kontak tembak di Intan Jaya sejak Selasa (26/10). Kontak tembak tersebut menyababkan anggota TNI Sersan Kepala Asep Hermawan tertembak.

“Anggota TNI yang tertembak sudah dievakuasi ke Mimika menggunakan helikopter bell milik TNI AD Rabu (27/10) pagi,” kata Danrem saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos kemarin (27/10).

Disinggung adanya anak kecil yang tertembak, Danrem mengaku belum mendapat informasi  detail. Namun laporannya seperti itu.

“Apakah betul atau tidak sementara belum dapat kepastian terkait berita itu, namun informasinya ada. Kita tidak tahu yang tembak dari pasukan TNI atau justru dari mereka (OPM-red) sendiri, masih dicek anggota di lapangan,” terang Danrem.

Lanjut Danrem, situasi anggota di Intan Jaya tetap waspada  dan mengantisipasi kelompok ini. 

Sementara itu, data dari Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Arm Reza Nur Patria, S.E., M.Si (Han) menyebutkan, kontak tembak antara Satgas TNI dengan OPM di Kabupaten Intan Jaya terjadi sekira pukul 13.50 WIT. Dimana  Satgas TNI sedang melaksanakan patroli di sekitar Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya.

Sekira pukul 14.20 WIT,  terjadi kontak tembak antara Satgas TNI dengan KST yang mengakibatkan satu anggota TNI mengalami luka tembak di tangan kiri tembus perut bagian kiri. Kondisi anggota tersebut dalam keadaan stabil dan sadar. 

Saat ini Satgas TNI masih melaksanakan siaga dan pengejaran terhadap KST di Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya.

“Mohon doa dari kita semua, semoga aparat TNI-Polri yang sedang melaksanakan penugasan di Bumi Cenderawasih selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa dan diberikan keselamatan,” kata Kapendam. 

Baca Juga :  Rumah Dibakar OTK, Ratusan Warga di Dogiyai Menggungsi

Sementara itu, Ketua Kelompok Khusus (Poksus) DPR Papua, Jhon Gobai yang juga Anggota Komisi II DPRP Papua mengaku sudah mendengarkan langsung laporan kontak tembak yang terjadi di Intan Jaya. Terutama terkait dengan penembakan terhadap seorang anak di Kabupaten Intan Jaya. 

Gobai mengaku telah menerima tokoh adat dari Intan Jaya yang datang ke DPR Papua untuk menceritakan mengenai kronologis kejadian penembakan yang terjadi di Intan Jaya.

“Kami sudah dapat laporan dan saya pikir sudah banyak juga di media sosial yang kita baca, sehingga kita tidak perlu lagi tutupi kejadian yang sebenarnya terjadi di Intan Jaya,” ungkapnya kepada cenderawasih pos melalui telepon selulernya, Rabu (27/10).

Menurut Gobai, ini bukanlah kejadian yang baru pertama kali terjadi di Intan Jaya, tetapi merupakan kejadian yang beberapa kali sudah terjadi. Terutama konflik bersenjata yang terus terjadi yang menimbulkan korban jiwa bagi warga sipil yang ada di Intan Jaya. 

“Oleh karena itu, ini sebenarnya menjadi catatan evaluasi, sehingga kasus penembakan terhadap warga sipil di Intan Jaya tak boleh terjadi lagi,” tuturnya.

Dia meminta agar konflik bersenjata antara TPN-OPM dan TNI-POLRI harus dihentikan di Papua, khususnya di Intan Jaya. Tak hanya itu, pasukan non organik juga harus ditarik. Karena kasus Intan Jaya terus terjadi yang justru menimbulkan korban jiwa bagi warga sipil di Intan Jaya.

Gobai mengatakan, dirinya akan menyampaikan ke Komisi I DPR Papua yang bertanggung jawab untuk melihat masalah ini. Sehingga ada sikap-sikap dari DPR Papua terhadap kasus yang terjadi di Intan Jaya. (fia/bet/nat)

Kontak Tembak TNI-Polri dengan TPNPB di Intan Jaya 

JAYAPURA-Kontak tembak antara TNI-Polri dengan TPNPB-OPM kembali terjadi di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Selasa (26/10) malam. 

Dalam kontak tembak tersebut, dua orang bocah dilaporkan terkena serpihan peluru dan satu di antaranya meninggal dunia. Selain itu, seorang prajurit TNI bernama Serka Asep Kurniawan dilaporkan tertembak di bagian tangan tembus perut.

Sumber Cenderawasih Pos yang enggan namanya dikorankan menyebutkan, saat terjadi kontak tembak, kedua bocah tersebut berada di dalam rumah. Mereka diduga terkena serpihan peluru dalam kontak tembak tersebut. 

“Saat kontak tembak terjadi, kedua anak tersebut berada dalam rumah. Tembakan mengenai dinding rumah kayu hingga serpihannya mengenai dua anak tersebut dan satu dinyatakan meninggal dunia,” ucapnya saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Rabu (27/10).

Satu bocah yang mengalami luka tembak menurutnya, kondisinya membaik, rencana akan dibawa ke rumah sakit setempat.

Dirinya menyebutkan, sebelum kontak tembak yang menewaskan satu anak kecil tersebut, pada pukul 14.00 WIT terjadi kontak tembak  antara aparat keamanan dengan TPNPB-OPM. Dalam kontak tembak tersebut satu anggota TNI tertembak.

“Penyerangan yang dilakukan TNI karena sebelumnya mereka diserang duluan oleh TPNPB-OPM, sehingga saling balas dan terjadi kontak tembak,” bebernya.

Belum diketahui penyebab TPNPB-OPM melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan. Namun menurut informasi, penyerangan tersebut diduga dipicu hilangnya seorang warga bernama Sem Kobogau (51) sejak 5 Oktober lalu dan belum juga ditemukan. “Hilangnya Sem menjadi pemicu kontak tembak tersebut,” ucap sumber Cenderawasih Pos.

Diakuinya, kondisi Intan Jaya saat ini sepi. Aktivitas warga terbatas. Anak sekolah juga diliburkan dan sebagian guru memilih mengungsi lantaran ketakutan. Sementara anggota TNI yang terluka sudah dievakuasi pada Rabu (27/10). “Rabu (27/10) sekira pukul 07:00 WIT ada tembakan saat proses evakuasi terhadap anggota TNI di Bandara Bilogai Sugapa,”tutupnya.

Baca Juga :  Jaringan Pencari Senjata dan Amunisi  KKB Ditangkap

Secara terpisah, Danrem 173/PVB, Brigjen TNI Taufan Gestoro yang dikonfirmasi membenarkan adanya kontak tembak di Intan Jaya sejak Selasa (26/10). Kontak tembak tersebut menyababkan anggota TNI Sersan Kepala Asep Hermawan tertembak.

“Anggota TNI yang tertembak sudah dievakuasi ke Mimika menggunakan helikopter bell milik TNI AD Rabu (27/10) pagi,” kata Danrem saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos kemarin (27/10).

Disinggung adanya anak kecil yang tertembak, Danrem mengaku belum mendapat informasi  detail. Namun laporannya seperti itu.

“Apakah betul atau tidak sementara belum dapat kepastian terkait berita itu, namun informasinya ada. Kita tidak tahu yang tembak dari pasukan TNI atau justru dari mereka (OPM-red) sendiri, masih dicek anggota di lapangan,” terang Danrem.

Lanjut Danrem, situasi anggota di Intan Jaya tetap waspada  dan mengantisipasi kelompok ini. 

Sementara itu, data dari Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Arm Reza Nur Patria, S.E., M.Si (Han) menyebutkan, kontak tembak antara Satgas TNI dengan OPM di Kabupaten Intan Jaya terjadi sekira pukul 13.50 WIT. Dimana  Satgas TNI sedang melaksanakan patroli di sekitar Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya.

Sekira pukul 14.20 WIT,  terjadi kontak tembak antara Satgas TNI dengan KST yang mengakibatkan satu anggota TNI mengalami luka tembak di tangan kiri tembus perut bagian kiri. Kondisi anggota tersebut dalam keadaan stabil dan sadar. 

Saat ini Satgas TNI masih melaksanakan siaga dan pengejaran terhadap KST di Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya.

“Mohon doa dari kita semua, semoga aparat TNI-Polri yang sedang melaksanakan penugasan di Bumi Cenderawasih selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa dan diberikan keselamatan,” kata Kapendam. 

Baca Juga :  Minggu Depan, Persipura Bertolak ke Malang

Sementara itu, Ketua Kelompok Khusus (Poksus) DPR Papua, Jhon Gobai yang juga Anggota Komisi II DPRP Papua mengaku sudah mendengarkan langsung laporan kontak tembak yang terjadi di Intan Jaya. Terutama terkait dengan penembakan terhadap seorang anak di Kabupaten Intan Jaya. 

Gobai mengaku telah menerima tokoh adat dari Intan Jaya yang datang ke DPR Papua untuk menceritakan mengenai kronologis kejadian penembakan yang terjadi di Intan Jaya.

“Kami sudah dapat laporan dan saya pikir sudah banyak juga di media sosial yang kita baca, sehingga kita tidak perlu lagi tutupi kejadian yang sebenarnya terjadi di Intan Jaya,” ungkapnya kepada cenderawasih pos melalui telepon selulernya, Rabu (27/10).

Menurut Gobai, ini bukanlah kejadian yang baru pertama kali terjadi di Intan Jaya, tetapi merupakan kejadian yang beberapa kali sudah terjadi. Terutama konflik bersenjata yang terus terjadi yang menimbulkan korban jiwa bagi warga sipil yang ada di Intan Jaya. 

“Oleh karena itu, ini sebenarnya menjadi catatan evaluasi, sehingga kasus penembakan terhadap warga sipil di Intan Jaya tak boleh terjadi lagi,” tuturnya.

Dia meminta agar konflik bersenjata antara TPN-OPM dan TNI-POLRI harus dihentikan di Papua, khususnya di Intan Jaya. Tak hanya itu, pasukan non organik juga harus ditarik. Karena kasus Intan Jaya terus terjadi yang justru menimbulkan korban jiwa bagi warga sipil di Intan Jaya.

Gobai mengatakan, dirinya akan menyampaikan ke Komisi I DPR Papua yang bertanggung jawab untuk melihat masalah ini. Sehingga ada sikap-sikap dari DPR Papua terhadap kasus yang terjadi di Intan Jaya. (fia/bet/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya