Saturday, April 27, 2024
24.7 C
Jayapura

Intensitas Curah Hujan Diprediksi Masih Tinggi

PRAKIRAAN CUACA: Kepala BBMKG Wilayah V Jayapura, Petrus Demonsili, SIP., M.Si., saat menjelaskan tentang prakiraan cuaca di Papua kepada Cenderawasih Pos di kantor BBMKG Wilayah V Jayapura, Senin (25/3). ( FOTO : Takim/Cepos)

JAYAPURA-Masyarakat di Kota dan Kabupaten Jayapura khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana banjir dan tanah longsor diminta untuk tetap berhati-hati dan senantiasa waspada terhadap ancaman bencana alam. 

Pasalnya, Balai Besar Meteorologi, Kilimatogi dan Geofisika (BBMKG) Wiyalah V Jayapura memprediksi curah hujan dengan intensitas tinggi masih berpeluang berlanjut hingga akhir bulan Maret ini.  

Kepala BBMKG Wilayah V Jayapura, Petrus Demonsili, SIP., M.Si., ke Cenderawasih Pos, Senin (25/3) mengatakan penurunan intensitas curah hujan baru akan terjadi April hingga Mei nanti. 

“Curah hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan akan berlanjut hingga Maret ini. Untuk itu, masyarakat diharapkan selalu waspada namun tidak untuk menghentikan segala aktivitas yang lainya,” pintanya. 

Meski curah hujan masih akan turun dengan intensitas tinggi hingga akhir bulan ini, Petrus berharap masyarakat terus melanjutkan segala aktivitasnya hanya saja kewaspadaan harus diitngkatkan. Terutama yang bermukim di lereng gunung atau daerah langganan banjir setiap hujan. 

Baca Juga :  Papua dan Papua Barat Wakili Indonesia

Terkait bencana banjir bandang di Sentani, Petrus mengakui bahwa salah satu penyebab curah hujan yang melebihi normal. Hal lain menurutnya yaitu sering terjadi gempa baik dirasakan maupun tidak dirasakan, serta kemiringan pegunungan Cycloop yang sangat curam yang kemiringannya 40 sampai 90 derajat, sehingga membuat material gampang dipengaruhi ketika terjadi intensitas hujan yang sangat tinggi. 

“Curah hujan yang normal hanya 50 mm tiap harinya namun yang terjadi saat bencana tersebut mencapai 248,5 mm dalam satu hari. Peningkatan ini sudah berkali-kali lipat sehingga terjadi banjir bandang tersebut,” jelasnya.

Tingginya curah hujan saat ini menurut Petrus disebabkan siklon tropis dimana fenomena yang memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap terjadinya hujan dan juga terjadinya tekanan rendah.

Baca Juga :  Keluarga Pratu Hiron Paragai Akan Tuntut Secara Adat

“Gabungan dari kedua siklus tersebut terutama di wilayah Jayapura dan sekitarnya sangat terhimpit. Dimana uap air yang seharusnya dilepas ke lautan Pasifik namun dengan siklus udara yang menekan uap tersebut kembali ke wilayah Jayapura dan sekitarnya sehingga terjadi hujan yang berkepanjangn atau kurang lebih 4 hari tersebut pasca bencana,” jelasnya.

Ditambahkan, fenomena ini juga merupakan salah satu aspek yang membuat wilayah Kota dan Kabupaten Jayapura sekitarnya terjadi hujan dengan intensitas yang sangat tinggi.(kim/fia/nat)

PRAKIRAAN CUACA: Kepala BBMKG Wilayah V Jayapura, Petrus Demonsili, SIP., M.Si., saat menjelaskan tentang prakiraan cuaca di Papua kepada Cenderawasih Pos di kantor BBMKG Wilayah V Jayapura, Senin (25/3). ( FOTO : Takim/Cepos)

JAYAPURA-Masyarakat di Kota dan Kabupaten Jayapura khususnya yang tinggal di daerah rawan bencana banjir dan tanah longsor diminta untuk tetap berhati-hati dan senantiasa waspada terhadap ancaman bencana alam. 

Pasalnya, Balai Besar Meteorologi, Kilimatogi dan Geofisika (BBMKG) Wiyalah V Jayapura memprediksi curah hujan dengan intensitas tinggi masih berpeluang berlanjut hingga akhir bulan Maret ini.  

Kepala BBMKG Wilayah V Jayapura, Petrus Demonsili, SIP., M.Si., ke Cenderawasih Pos, Senin (25/3) mengatakan penurunan intensitas curah hujan baru akan terjadi April hingga Mei nanti. 

“Curah hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan akan berlanjut hingga Maret ini. Untuk itu, masyarakat diharapkan selalu waspada namun tidak untuk menghentikan segala aktivitas yang lainya,” pintanya. 

Meski curah hujan masih akan turun dengan intensitas tinggi hingga akhir bulan ini, Petrus berharap masyarakat terus melanjutkan segala aktivitasnya hanya saja kewaspadaan harus diitngkatkan. Terutama yang bermukim di lereng gunung atau daerah langganan banjir setiap hujan. 

Baca Juga :  Turunkan Tim Ke Kiwirok, Komnas HAM Dalami Keterangan Korban

Terkait bencana banjir bandang di Sentani, Petrus mengakui bahwa salah satu penyebab curah hujan yang melebihi normal. Hal lain menurutnya yaitu sering terjadi gempa baik dirasakan maupun tidak dirasakan, serta kemiringan pegunungan Cycloop yang sangat curam yang kemiringannya 40 sampai 90 derajat, sehingga membuat material gampang dipengaruhi ketika terjadi intensitas hujan yang sangat tinggi. 

“Curah hujan yang normal hanya 50 mm tiap harinya namun yang terjadi saat bencana tersebut mencapai 248,5 mm dalam satu hari. Peningkatan ini sudah berkali-kali lipat sehingga terjadi banjir bandang tersebut,” jelasnya.

Tingginya curah hujan saat ini menurut Petrus disebabkan siklon tropis dimana fenomena yang memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap terjadinya hujan dan juga terjadinya tekanan rendah.

Baca Juga :  Entrop dan Pasar Youtefa Selalu Babak Belur Karena Banjir

“Gabungan dari kedua siklus tersebut terutama di wilayah Jayapura dan sekitarnya sangat terhimpit. Dimana uap air yang seharusnya dilepas ke lautan Pasifik namun dengan siklus udara yang menekan uap tersebut kembali ke wilayah Jayapura dan sekitarnya sehingga terjadi hujan yang berkepanjangn atau kurang lebih 4 hari tersebut pasca bencana,” jelasnya.

Ditambahkan, fenomena ini juga merupakan salah satu aspek yang membuat wilayah Kota dan Kabupaten Jayapura sekitarnya terjadi hujan dengan intensitas yang sangat tinggi.(kim/fia/nat)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Berita Terbaru

Artikel Lainnya