Thursday, April 25, 2024
31.7 C
Jayapura

Turunkan Tim Ke Kiwirok, Komnas HAM Dalami Keterangan Korban

JAYAPURA-Pasca peristiwa penyerangan terhadap Nakes 13 September di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, tim Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) mengunjungi Pegunungan Bintang dalam rangka pemantauan dan penyelidikan.

Keberadaan Tim Komnas HAM di Pegunungan Bintang sekaligus melihat kondisi pengungsi di daerah tersebut tentang bagaimana tata kelola pengungsi, sehingga yang terjadi di tempat lain, tidak terjadi di Pegunungan Bintang.

Komisioner Pemantauan dan penyelidikan Komnas HAM, M Choirul Anwar menyampaikan, pihaknya telah mengecek kondisi para pengungsi yang berada di gereja GIDI Sion, Oksibil, Rabu (10/11) termasuk berbincang-bincang dengan para pengungsi.

“Yang paling penting dalam penanganan pengungsi adalah, harus ada skema yang jelas soal bagaimana tata kelola pengungsi di Pegubin. Sehingga kehidupan mereka yang sudah menderita karena jadi pengungsi tidak semakin menderita,” tutur Anwar kepada Cenderawasih Pos, Kamis (11/11).

Anwar menjelaskan, sudah hampir 2 bulan sekira 250 orang pengungsi Kiwirok berada di Oksibil ibukota Pegunungan Bintang dan ini menjadi catatan serius Komnas HAM. Dengan pemantauan yang dilakukan Komnas HAM, diharapkan kondisi pengungsian yang kurang baik  di berbagai tempat di Indonesia tidak terjadi untuk pengungsi Kiwirok yang berada di Pegunungan Bintang.

Baca Juga :  Wamena Membara

“Data sementara pengungsi Kiwirok yang berada di Oksibil sekira 250 orang. Mereka ditampung di Posko dan di salah satu gereja di Oksibl,” kata Anwar.

Terkait pengungsi, Anwar berharap pemerintah harus jeli melihat kebutuhan para pengungsi. Terutama anak-anak harus mendapatkan perhatian lebih, soal makanan, kesehatan dan pendidikan sementara. Termasuk bagaimana melawan kejenuhan agar tidak stres di lokasi pengungsian.

Selain itu, terlepas dari memberikan bantuan makan minum, tetapi juga bagaimana pemulihan para pengungsi untuk mengisi waktu luang mereka ketika menunggu pemulihan dan bagaimana  mengembalikan mereka ke wilayah asal, termasuk menyiapkan  wilayah asalnya agar layak dihuni kembali.

“Yang belum kami temui dari hasil pemantauan kami adalah soal perencanaan jangka pendeknya, jangka menengah dan jangka panjang penanganan pengungsi. Termasuk tahapan  pemenuhan haknya hingga pengembalian ke wilayah asalnya,” ungkapnya.

Adapun tim Komnas HAM yang saat ini masih berada di Pegunungan Bintang sedang menggali beberapa keterangan yang memang sudah muncul dipermukaan, dari keterangan tersebut sedang didalami Komnas HAM.

Baca Juga :  Banjir Tak Lepas dari Bentuk Perambahan

“Kami sudah mendapatkan keterangan beberapa warga dan sedang kami dalami, kami juga mendapatkan informasi awal dari keterangan bebeapa pihak. Saat ini kami sedang merencanakan ke Kiwirok atau ke distrik lain yang juga megalami hal yang serupa,” paparnya.

Ia berharap bisa segera masuk ke Distrik Kiwirok, dengan begitu bisa menjadikan peristiwa 13 September di Kiwirok menjadi terang benderang.

“Dengan kami masuk ke Kiwirok, kami bisa mengetahui apa yang sebenarya terjadi di Kiwirok saat itu dan bagaimana persitiwa itu bisa terjadi, itu penting sekali,” ungkapnya.

Anwar berharap semua pihak bisa membuka diri, sehingga tim Komnas HAM yang saat ini berada di Oksibil bisa  datang ke Kiwirok untuk melihat langsung. 

Sekedar diketahui, pada Senin (13/9) lalu terjadi pengerusakan fasilitas publik dan penyerangan terhadap Nakes di Kiwirok. Sebagian Nakes mengalami luka luka dalam penyerangan tersebut, 1 Nakes meninggal dunia bernama Gabriella. (fia/nat)

JAYAPURA-Pasca peristiwa penyerangan terhadap Nakes 13 September di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, tim Komisi Nasional (Komnas) Hak Asasi Manusia (HAM) mengunjungi Pegunungan Bintang dalam rangka pemantauan dan penyelidikan.

Keberadaan Tim Komnas HAM di Pegunungan Bintang sekaligus melihat kondisi pengungsi di daerah tersebut tentang bagaimana tata kelola pengungsi, sehingga yang terjadi di tempat lain, tidak terjadi di Pegunungan Bintang.

Komisioner Pemantauan dan penyelidikan Komnas HAM, M Choirul Anwar menyampaikan, pihaknya telah mengecek kondisi para pengungsi yang berada di gereja GIDI Sion, Oksibil, Rabu (10/11) termasuk berbincang-bincang dengan para pengungsi.

“Yang paling penting dalam penanganan pengungsi adalah, harus ada skema yang jelas soal bagaimana tata kelola pengungsi di Pegubin. Sehingga kehidupan mereka yang sudah menderita karena jadi pengungsi tidak semakin menderita,” tutur Anwar kepada Cenderawasih Pos, Kamis (11/11).

Anwar menjelaskan, sudah hampir 2 bulan sekira 250 orang pengungsi Kiwirok berada di Oksibil ibukota Pegunungan Bintang dan ini menjadi catatan serius Komnas HAM. Dengan pemantauan yang dilakukan Komnas HAM, diharapkan kondisi pengungsian yang kurang baik  di berbagai tempat di Indonesia tidak terjadi untuk pengungsi Kiwirok yang berada di Pegunungan Bintang.

Baca Juga :  Tunggu Penyelesaian Pengisian 80% OAP

“Data sementara pengungsi Kiwirok yang berada di Oksibil sekira 250 orang. Mereka ditampung di Posko dan di salah satu gereja di Oksibl,” kata Anwar.

Terkait pengungsi, Anwar berharap pemerintah harus jeli melihat kebutuhan para pengungsi. Terutama anak-anak harus mendapatkan perhatian lebih, soal makanan, kesehatan dan pendidikan sementara. Termasuk bagaimana melawan kejenuhan agar tidak stres di lokasi pengungsian.

Selain itu, terlepas dari memberikan bantuan makan minum, tetapi juga bagaimana pemulihan para pengungsi untuk mengisi waktu luang mereka ketika menunggu pemulihan dan bagaimana  mengembalikan mereka ke wilayah asal, termasuk menyiapkan  wilayah asalnya agar layak dihuni kembali.

“Yang belum kami temui dari hasil pemantauan kami adalah soal perencanaan jangka pendeknya, jangka menengah dan jangka panjang penanganan pengungsi. Termasuk tahapan  pemenuhan haknya hingga pengembalian ke wilayah asalnya,” ungkapnya.

Adapun tim Komnas HAM yang saat ini masih berada di Pegunungan Bintang sedang menggali beberapa keterangan yang memang sudah muncul dipermukaan, dari keterangan tersebut sedang didalami Komnas HAM.

Baca Juga :  Tipu Nasabah Hingga Rp 1 M, Oknum Marketing Bank BUMN Kabur

“Kami sudah mendapatkan keterangan beberapa warga dan sedang kami dalami, kami juga mendapatkan informasi awal dari keterangan bebeapa pihak. Saat ini kami sedang merencanakan ke Kiwirok atau ke distrik lain yang juga megalami hal yang serupa,” paparnya.

Ia berharap bisa segera masuk ke Distrik Kiwirok, dengan begitu bisa menjadikan peristiwa 13 September di Kiwirok menjadi terang benderang.

“Dengan kami masuk ke Kiwirok, kami bisa mengetahui apa yang sebenarya terjadi di Kiwirok saat itu dan bagaimana persitiwa itu bisa terjadi, itu penting sekali,” ungkapnya.

Anwar berharap semua pihak bisa membuka diri, sehingga tim Komnas HAM yang saat ini berada di Oksibil bisa  datang ke Kiwirok untuk melihat langsung. 

Sekedar diketahui, pada Senin (13/9) lalu terjadi pengerusakan fasilitas publik dan penyerangan terhadap Nakes di Kiwirok. Sebagian Nakes mengalami luka luka dalam penyerangan tersebut, 1 Nakes meninggal dunia bernama Gabriella. (fia/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya