Dalam kesempatan itu, Tomi Mano memberikan penghormatan khusus kepada simpatisan yang mungkin tidak masuk struktur tim, namun ikut mendukung secara diam-diam, termasuk generasi muda Papua yang aktif menjaga narasi kebenaran di media sosial. Terkait dinamika PSU, Benhur menyinggung adanya praktik kecurangan yang menurutnya merugikan suara rakyat.
“Suara rakyat bukan sekadar angka di atas kertas. Cairan tipex mungkin bisa menutup tinta, tetapi tidak bisa menghapus nurani. Kebenaran mungkin tertahan sebentar, tetapi pada akhirnya akan sampai ke muara keadilan,” tegasnya.
Ia menegaskan pihaknya tidak lagi memperdebatkan keputusan KPU. Biarlah itu menjadi sejarah bagaimana buruknya proses demokrasi di Papua.
Ia juga menyinggung soal peran aparat yang terlibat dalam politik praktis. Ia mengecam tindakan tersebut. “Tapi kalimat pedas saya ini bukan untuk institusi melainkan oknum. Saya percaya masih banyak polisi yang bekerja baik dan jujur,” bebernya.
Ia lantas memuji netralitas TNI yang dianggap ikut menjaga marwah demokrasi. “Terimakasih untuk teman-teman TNI yang hingga kini masih bekerja sesuai aturan,” pujinya
“Saya tidak menoleh ke belakang. Kita tidak lagi menghitung luka, karena yang lebih penting adalah menjaga harapan. Kita tidak lagi mengulang cerita yang melukai hati, karena kini kita melangkah dengan satu tujuan, menjemput kebenaran di Mahkamah Konstitusi,” tegasnya.
Meski demikian, pasangan BTM–CK menegaskan komitmen mereka untuk tetap mendukung Program Strategis Nasional (PSN) di Papua, termasuk pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan, digitalisasi layanan publik, hingga program berbasis kerakyatan.
Beberapa program prioritas yang mereka sampaikan antara lain penguatan Koperasi Merah Putih sebagai basis ekonomi kampung, program Makan Bergizi Gratis untuk anak sekolah di pedalaman, serta pembangunan Sekolah Rakyat dan Sekolah Unggul Garuda sebagai model pendidikan inklusif dan unggulan di Papua.
“Kami ingin memastikan tak ada satu pun anak bangsa di Papua yang tertinggal dalam arus kemajuan. Perjuangan ini bukan sekadar soal kursi gubernur, melainkan soal menjaga martabat rakyat Papua dan masa depan generasi mendatang,” ujarnya.
Di akhir pidato, Tomi Mano menegaskan bahwa perjuangan mereka tetap berjalan dengan mengedepankan persatuan dan doa. “Apalah arti kami tanpa rakyat, apalah arti partai tanpa doa. Tetapi bersama rakyat dan Tuhan, tidak ada yang mustahil bagi Papua. Dari rakyat kita datang, bersama rakyat kita berjuang, dan untuk rakyat kita akan menang,” tutupnya. (rel/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos