Friday, April 19, 2024
27.7 C
Jayapura

Gaji Telat, Dua kelompok di Mamberamo Raya Nyaris Bentrok

JAYAPURA-Diduga gara-gara persoalan gaji yang telat dibayarkan, dua kelompok masyarakat di Kabupaten Mamberamo Raya, Jumat siang (22/4)  nyaris bentrok.

Kedua  kubu sudah sama-sama menyiapkan peralatan perang dan sudah siap dengan semua situasi. Kondisi sempat memanas karena dibumbui dengan isu kelompok suku.

Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Papua, Kombes Pol Faizal Rahmadani membenarkan adanya kejadian tersebut dimana melibatkan dua kubu yakni pegawai honor dan massa dari bupati. Keduanya disebut memiliki kekuatan massa yang kurang lebih sama. Jumlah masa keduanya sekira 200 orang.

Kejadian ini bermula ketika para honorer mempertanyakan gaji yang tak kunjung dibayarkan oleh Pemda setempat. Informasi yang diperoleh belum dibayarkan selama 2 bulan. Kemudian pegawai honorer ini melakukan aksi pemalangan dengan tuntutan segera membayar honor mereka. Untungnya aksi massa yang ngotot dan mulai bersiap-siap untuk  berperang ini berhasil diredam.  Namun situasi kembali memanas ketika ada kelompok lain datang sambil membawa senjata tajam.

Baca Juga :  Gunakan Topi Pet dan Brewok Saat Bupati Ham Pagawak Ditangkap

“Massa dari bupati yang merasa terancam berusaha melakukan perlawanan tapi berhasil di blockade. Mereka dipisah sehingga tidak terjadi bentrok,” beber Faisal.

Upaya pencegahan ketika itu dilakukan karena kedua kelompok sudah sama-sama siap untuk ribut. Untungnya ini tidak berlanjut.

Disini Faisal  menambahkan bahwa terjadi salah paham dari tenaga honorer di Mamberamo Raya terkait gaji padahal Jumat (22/4) kemarin rencana dibayarkan.

“Rencananya Jumat ini dibayarkan namun pak bupati melihat ada eskalasi akhirnya ditunda. Saya sudah tanyakan Kapolres dan tidak ada korban jiwa dan tak ada yang terlalu signifikan,” jelasnya.

“Sekarang sudah kondusif dan bupati juga sudah datang menemui massa,” sambung Faisal. Disinggung soal persoalan honor pegawai yang merembet ke masalah suku sehingga memicu emosi warga, Faisal menyampaikan bahwa pihaknya sedang mendalami.

Baca Juga :  Banyak Pembiaran Kasus Korupsi di Papua

“Memang ada beberapa tuntutan dan kami sampaikan Kapolres untuk antisipasi serta hindari jika ada potensi meluas,” tutup Faisal. (ade/nat)

JAYAPURA-Diduga gara-gara persoalan gaji yang telat dibayarkan, dua kelompok masyarakat di Kabupaten Mamberamo Raya, Jumat siang (22/4)  nyaris bentrok.

Kedua  kubu sudah sama-sama menyiapkan peralatan perang dan sudah siap dengan semua situasi. Kondisi sempat memanas karena dibumbui dengan isu kelompok suku.

Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Papua, Kombes Pol Faizal Rahmadani membenarkan adanya kejadian tersebut dimana melibatkan dua kubu yakni pegawai honor dan massa dari bupati. Keduanya disebut memiliki kekuatan massa yang kurang lebih sama. Jumlah masa keduanya sekira 200 orang.

Kejadian ini bermula ketika para honorer mempertanyakan gaji yang tak kunjung dibayarkan oleh Pemda setempat. Informasi yang diperoleh belum dibayarkan selama 2 bulan. Kemudian pegawai honorer ini melakukan aksi pemalangan dengan tuntutan segera membayar honor mereka. Untungnya aksi massa yang ngotot dan mulai bersiap-siap untuk  berperang ini berhasil diredam.  Namun situasi kembali memanas ketika ada kelompok lain datang sambil membawa senjata tajam.

Baca Juga :  Di Wamena, Satu Kurir dan Dua Pemakai Sabu Diringkus Polisi

“Massa dari bupati yang merasa terancam berusaha melakukan perlawanan tapi berhasil di blockade. Mereka dipisah sehingga tidak terjadi bentrok,” beber Faisal.

Upaya pencegahan ketika itu dilakukan karena kedua kelompok sudah sama-sama siap untuk ribut. Untungnya ini tidak berlanjut.

Disini Faisal  menambahkan bahwa terjadi salah paham dari tenaga honorer di Mamberamo Raya terkait gaji padahal Jumat (22/4) kemarin rencana dibayarkan.

“Rencananya Jumat ini dibayarkan namun pak bupati melihat ada eskalasi akhirnya ditunda. Saya sudah tanyakan Kapolres dan tidak ada korban jiwa dan tak ada yang terlalu signifikan,” jelasnya.

“Sekarang sudah kondusif dan bupati juga sudah datang menemui massa,” sambung Faisal. Disinggung soal persoalan honor pegawai yang merembet ke masalah suku sehingga memicu emosi warga, Faisal menyampaikan bahwa pihaknya sedang mendalami.

Baca Juga :  Gubernur PW: Gereja Solusi Pembinaan Generasi Muda Papua

“Memang ada beberapa tuntutan dan kami sampaikan Kapolres untuk antisipasi serta hindari jika ada potensi meluas,” tutup Faisal. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya