Monday, November 24, 2025
26.6 C
Jayapura

Tak Tertangani Rumah Sakit, Ibu Hamil Meninggal Bersama sang Bayi

Lalu Rabu (19/11) dari pukul 02.45 WIT dini hari hingga pukul 11.00 WIT tidak ada perubahan, tidak ada tanda-tanda untuk melahirkan. Dalam situasi ini keluarga almarhum baik dari pihak suami maupun pihak perempuan terus menanyakan mengenai tindakan selanjutnya untuk Irene dan bayinya. “Suster hanya menjawab bahwa akan dikonsultasi ke dokter dulu,” jawab suster seperti disampaikan kembali oleh sang suami, Neil Castro Kabey kepada Cenderawasih Pos, Kamis (20/11).

Jawaban ini kata Neil Castro justru menimbulkan pertanyaan dari keluarga, “Memang dokter dimana?, lalu suster senior menjawab bahwa dokter keluar daerah tiga hari yang lalu,” ujar Neil kembali menirukan jawaban pihak rumah sakit. Ini menimbulkan amarah dari pihak keluarga. Situasi semakin panik, keluarga Irene, terutama suami dan kedua orang tua memutuskan untuk segera bergeser ke rumah sakit lain.

Baca Juga :  Pelaku Pembunuhan Dan Mutilasi Dijaga Ketat

Desakan keluarga semacam inilah yang akhirnya membuat ketiga suster di RS. Yowari menelepon ulang dokter dan disarankan ke RS Dian Harapan. Tiba di RS Dian Harapan sang istri dan keluarganya sekira pukul 12.30 WIT ditemani tiga suster dari RS Yowari. Terjadi perdebatan yang alot dan hasilnya membuat keluarga kecewa.

“Setelah berdialog dengan dokter di ruang IGD, dokter Kembali menyampaikan bahwa, RS.Dian Harapan belum bisa menerima pasien, karena full pasien,” kata Fredy Sokoy mewakili keluarga korban dalam keterangan tertulisnya kepada Cenderawasih Pos.Fredy Sokoy merupakan dosen Uncen. Kata ini mendatangkan tanya sebab dari RS Yowari sudah setuju sehingga pasien diberangkatkan.

Kondisi pasien saat itu semakin tidak kuat, terlihat ada bercak-bercak darah mulai keluar dari posisi serviks. Kata Fredy Sokoy pasien juga terlihat gangguan pernafasan. “Diskusi mulai ramai dan nada juga mulai naik volumenya karena perkataan dokter tidak terbukti. Akhirnya dengan melihat kondisi pasien yang melemah, disepakati oleh keluarga menuju ke RS. Abepura,” ungkap Fredy Sokoy.

Baca Juga :  Dua Warga yang Meninggal Negatif Covid-19

Tiba di RSUD Abepura pukul 13.14 WIT pasien juga belum tertangani dengan alasan belum bisa menampung pasien. Tiga orang suster dan semua keluarga sempat merontak setelah melihat kondisi pasien sudah semakin parah, berteriak minta tolong dan menangis. Ketika itu Irene sempat berteriak jika dirinya sudah tidak kuat. Mirisnya situasi ini masih tak tertangani segera.

Lalu Rabu (19/11) dari pukul 02.45 WIT dini hari hingga pukul 11.00 WIT tidak ada perubahan, tidak ada tanda-tanda untuk melahirkan. Dalam situasi ini keluarga almarhum baik dari pihak suami maupun pihak perempuan terus menanyakan mengenai tindakan selanjutnya untuk Irene dan bayinya. “Suster hanya menjawab bahwa akan dikonsultasi ke dokter dulu,” jawab suster seperti disampaikan kembali oleh sang suami, Neil Castro Kabey kepada Cenderawasih Pos, Kamis (20/11).

Jawaban ini kata Neil Castro justru menimbulkan pertanyaan dari keluarga, “Memang dokter dimana?, lalu suster senior menjawab bahwa dokter keluar daerah tiga hari yang lalu,” ujar Neil kembali menirukan jawaban pihak rumah sakit. Ini menimbulkan amarah dari pihak keluarga. Situasi semakin panik, keluarga Irene, terutama suami dan kedua orang tua memutuskan untuk segera bergeser ke rumah sakit lain.

Baca Juga :  Menkopolhukam: Anak Muda Jangan Lelah Berkreasi!

Desakan keluarga semacam inilah yang akhirnya membuat ketiga suster di RS. Yowari menelepon ulang dokter dan disarankan ke RS Dian Harapan. Tiba di RS Dian Harapan sang istri dan keluarganya sekira pukul 12.30 WIT ditemani tiga suster dari RS Yowari. Terjadi perdebatan yang alot dan hasilnya membuat keluarga kecewa.

“Setelah berdialog dengan dokter di ruang IGD, dokter Kembali menyampaikan bahwa, RS.Dian Harapan belum bisa menerima pasien, karena full pasien,” kata Fredy Sokoy mewakili keluarga korban dalam keterangan tertulisnya kepada Cenderawasih Pos.Fredy Sokoy merupakan dosen Uncen. Kata ini mendatangkan tanya sebab dari RS Yowari sudah setuju sehingga pasien diberangkatkan.

Kondisi pasien saat itu semakin tidak kuat, terlihat ada bercak-bercak darah mulai keluar dari posisi serviks. Kata Fredy Sokoy pasien juga terlihat gangguan pernafasan. “Diskusi mulai ramai dan nada juga mulai naik volumenya karena perkataan dokter tidak terbukti. Akhirnya dengan melihat kondisi pasien yang melemah, disepakati oleh keluarga menuju ke RS. Abepura,” ungkap Fredy Sokoy.

Baca Juga :  PT AMJRN Siap Kelola Air Limbah Domestik 

Tiba di RSUD Abepura pukul 13.14 WIT pasien juga belum tertangani dengan alasan belum bisa menampung pasien. Tiga orang suster dan semua keluarga sempat merontak setelah melihat kondisi pasien sudah semakin parah, berteriak minta tolong dan menangis. Ketika itu Irene sempat berteriak jika dirinya sudah tidak kuat. Mirisnya situasi ini masih tak tertangani segera.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya