Frits menegaskan jika pihaknya ingin memastikan bahwa penanganan kasus ini tetap berjalan dan memastikan penyebab-penyebab kematian pilot tersebut.
“Kami sudah bertemu beberapa saksi, kami juga sudah bertemu pihak perusahaan (PT Intan Angkasa Air Service-red) yang mempekerjakan almarhum, jadi kita ingin melakukan pendalaman terhadap kejadian ini bahwa sebelum kejadian ini sebenarnya ada dinamika apa terutama di sekitar Distrik Alama, lalu bagaimana kerja-kerja dari otoritas sipil, bagaimana intervensi pemerintah Kabupaten Mimika di sana, lalu bagaimana pihak aparat hadir di sana,” kata Frits.
“Lalu pasca kejadian ini ada korban meninggal dunia tapi juga ada korban yang (selamat-red) trauma, tapi juga ada korban masyarakat sipil yang ada ratusan yang kemudian tidak bisa mendapatkan pelayanan yang mana itu hak mereka, kami ingin memastikan kondisi ini,” tambahnya.
Kata Frits, yang paling penting dalam investigasi yang tengah mereka jalankan adalah mencari tahu motivasi dari yang menjadi motif kelompok tersebut melakukan pembunuhan.
Menurut Frits, ini menjadi suatu hal yang sangat memprihatinkan sebab pada tahun 2020 ada warga negara Selandia Baru yang ditembak di Mimika, kemudian penyanderaan pilot pesawat Susi Air berkebangsaan Selandia Baru dan kini mendiang Glen Malcolm Conning.
“Peristiwa ini tentu menarik perhatian masyarakat internasional dan Pemerintah Indonesia harus segera merespons dan memastikan bahwa kejadian ini, motifnya ini dan pelakunya ini,” ungkapnya tegas.
Selanjutnya, Frits meyakini bahwa dalam beberapa waktu ke depan akan beredar video-video dari kelompok yang melakukan pembunuhan terhadap mendiang Glen jika benar dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata.
Sebab, menurut Frits tradisi dari kelompok ini adalah setelah melakukan sesuatu akan diumumkan dengan membuktikannya melalui dokumentasi foto maupun video. (mww/ade)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos