Friday, November 22, 2024
33.7 C
Jayapura

Operasional TNI di Papua Diusulkan Naik, Tidak Semua Brewokan itu OPM!

JAYAPURA – DPR RI ingin menambah jumlah uang operasional yang diterima oleh prajurit TNI yang bertugas di Papua. Adapun uang operasional yang diusulkan naik Rp 97.000 per hari.

Menyikapi hal itu, Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw, manyampaikan tunjangan tersebut harus menjadi motivasi yang baik kepada petugas yang ada di lapangan. Terlebih harus memahami atau menggunakan kearifan lokal di Papua.

  “Kearifan lokal yang saya maksud adalah sebelum bertugas di Papua, prajurit baiknya mengerti karakter orang Papua. Mengerti adat budaya orang Papua, jangan datang dengan mindset membawa petugas di Papua lantaran ada Organisasi Papua Merdeka (OPM) di sini,” ucap Jhon Banua, kepada wartawan, Kamis (11/7).

  Lanjut Jhon Benua menerangkan, yang mana menurut pemikiran aparat bahwa OPM adalah mereka yang brewok, berambut kribo (keriting-red), membawa panah, membawa tombak dan parang.

Baca Juga :  Jefry Wenda Akhirnya Dipulangkan

  “Di Papua, tidak semua orang brewokan adalah OPM,” tegasnya.

Menurutnya, style di Papua bahwa brewokan atau berambut kriting adalah hal yang biasa. Termasuk membawa parang mau pun panah, sebab itu merupakan alat berburu atau mencari makan bagi masyarakat setempat.

“Dengan kondisi seperti ini jangan kemudian membuat pos dan melakukan penjagaan ketat, setiap yang lewat disweeping lalu ditahan,” ujarnya.

“Harus mengerti bagaimana budaya atau kebiasaan hidup kita di Papua, yang datang bertugas di tanah ini harus memahami itu. Sehingga tidak ada lagi cerita terjadi salah prosedur atau salah praduga bahwa ini OPM lalu ditahan, sebab itu yang memmicu keribuatn di Papua,” sambungnya.

Baca Juga :  Pemkab Jayawijaya Bakal Lakukan Pembatasan Aktivitas

Jhon sendiri tak mempermasalahkan tunjangan yang naik, hanya saja dengan kenaikan tersebut maka TNI harus lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya d tanah Papua. Terlebih harus memahami kearifan lokalnya.

“Kami di Papua ini orang sangat baik, sehingga TNI bisa bergaul dengan masyarakat dan ikut terlibat dengan masyarakat. Dengan begitu, kehadiran TNI di Papua dirasakan oleh masyarakat sebagai keluarga,” ucapnya.

Jhon mengingatkan, baiknya gaji semakin besar maka TNI lebih profesional. Membangun komunikasi baik dengan masyarakat setempat dan terlibat dalam memberikan pelayanan publik. (fia/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA – DPR RI ingin menambah jumlah uang operasional yang diterima oleh prajurit TNI yang bertugas di Papua. Adapun uang operasional yang diusulkan naik Rp 97.000 per hari.

Menyikapi hal itu, Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw, manyampaikan tunjangan tersebut harus menjadi motivasi yang baik kepada petugas yang ada di lapangan. Terlebih harus memahami atau menggunakan kearifan lokal di Papua.

  “Kearifan lokal yang saya maksud adalah sebelum bertugas di Papua, prajurit baiknya mengerti karakter orang Papua. Mengerti adat budaya orang Papua, jangan datang dengan mindset membawa petugas di Papua lantaran ada Organisasi Papua Merdeka (OPM) di sini,” ucap Jhon Banua, kepada wartawan, Kamis (11/7).

  Lanjut Jhon Benua menerangkan, yang mana menurut pemikiran aparat bahwa OPM adalah mereka yang brewok, berambut kribo (keriting-red), membawa panah, membawa tombak dan parang.

Baca Juga :  Kontak Tembak, Satu Anggota TNI Tertembak

  “Di Papua, tidak semua orang brewokan adalah OPM,” tegasnya.

Menurutnya, style di Papua bahwa brewokan atau berambut kriting adalah hal yang biasa. Termasuk membawa parang mau pun panah, sebab itu merupakan alat berburu atau mencari makan bagi masyarakat setempat.

“Dengan kondisi seperti ini jangan kemudian membuat pos dan melakukan penjagaan ketat, setiap yang lewat disweeping lalu ditahan,” ujarnya.

“Harus mengerti bagaimana budaya atau kebiasaan hidup kita di Papua, yang datang bertugas di tanah ini harus memahami itu. Sehingga tidak ada lagi cerita terjadi salah prosedur atau salah praduga bahwa ini OPM lalu ditahan, sebab itu yang memmicu keribuatn di Papua,” sambungnya.

Baca Juga :  Jangan Buat Situasi Papua Tak Kondusif!

Jhon sendiri tak mempermasalahkan tunjangan yang naik, hanya saja dengan kenaikan tersebut maka TNI harus lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya d tanah Papua. Terlebih harus memahami kearifan lokalnya.

“Kami di Papua ini orang sangat baik, sehingga TNI bisa bergaul dengan masyarakat dan ikut terlibat dengan masyarakat. Dengan begitu, kehadiran TNI di Papua dirasakan oleh masyarakat sebagai keluarga,” ucapnya.

Jhon mengingatkan, baiknya gaji semakin besar maka TNI lebih profesional. Membangun komunikasi baik dengan masyarakat setempat dan terlibat dalam memberikan pelayanan publik. (fia/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Belasan Orang Hilang Hingga November 2024

Jangan Ada PSU Maupun Gugatan di MK

DPTb Kota Jayapura 21 Orang

Artikel Lainnya