Termasuk, tim juga sudah mendatangi Pomdam untuk memastikan keberadaan pelaku baik kasus Entrop maupun Keerom. Dan benar saja, jika pelaku sudah dilakukan penahanan di Pomdam.
”Sudah ada laporan polisi di Polsek Entrop terkait kasus penembakan tersebut. Kita juga sudah mendalami penyebab kejadiannya. Penyebabnya adalah cekcok antaran korban dan pelaku,” terangnya.
Terkait kasus penembakan di Keerom, Frits menerangkan jika tim sudah mendatangi TKP di Distrik Waris untuk melihat tempat di mana terjadi insiden yang diawali dengan protes masyarakat terhadap pembangunan talud, yang dinilai masyarakat pekerjaannya tanpa pemberitahuan kepada masyarakat pemilik hak ulayat.
Sehingga masyarakat selaku pemilik hak ulayat menyampaikan protes kepada pihak perusahaan yang mengerjakan talud tersebut.
”Protes itu mengakibatkan pelaku datang dengan nada keras lalu memaksa masyarakat untuk segera meninggalkan lokasi. Oknum anggota TNI (pelaku) dinilai arogan karena membentak dan lainnya. Termasuk pelaku bersitegang dengan korban,” ujar Frits.
Karena dinilai arogan, maka korban memukul motor pelaku menggunakan salah satu benda. Akibatnya, terjadi keributan dan pengejaran.
”Saat pengejaran itulah Komandan Tim Satgas Ketapang Swasembada BAIS menembak korban hingga tewas di tempat,” jelasnya.
Dari kesaksian para saksi di lapangan, termasuk foto yang didapatkan Komnas HAM menunjukan bahwa tembakan yang diarahkan pelaku kepada korban mengenai bagian ubun-ubun. Ini kemudian membuat korban meninggal dunia di tempat.
Atas peristiwa ini, masyarakat setempat masih melakukan pemalangan jalan di lokasi. Akibatnya, banyak mobil yang antre. Atas temuan ini, Komnas HAM akan menyurat kepada Pomdam untuk mendengarkan keterangan kedua pelaku yang sudah kami temui di tahanan Pomdam.