Sementara dalam pertemuan dengan Pemprov Papua Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Mr Kevin Jeffery Burnet, H.E, mengatakan penyanderaan tersebut hal yang menyedihkan bagi mereka.
โIni adalah hari yang menyedihkan buat Selandia Baru dan juga Indonesia, sebab tepat setahun yang lalu pada 6 Februarsi tahun 2023, Philip diculik dan disandera di Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan,โ ucap Mr Kevin kepada wartawan, saat melakukan kunjungan kerja di Kantor Gubernur, Rabu (7/2).
Pihaknya berharap kasus ini dapat diselesaikan dengan cepat, namun melalui jalan yang damai.
โTidak ada alasan pembenaran untuk melakukan penyanderaan, sehingga yang bersangkutan (Pilot-red) harus segera dilepaskan,โ ujarnya.
Sementara itu, Kepala Komnas HAM Perwakilan Papua, Frits Ramandey, menilai kunjungan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia ke Papua serta bertemu dengan Kapolda maupun Pangdam menunjukan kegelisahannya atas setahun penyanderaan Philip Mark Merthens.
โIni menunjukan Selandia Baru gelisah tentang upaya dari Pemerintah Indonesia untuk pembebasan sanderanya,โ kata Frits, saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Kamis (8/2).
Menurut Frits, waktu 1 tahun terlalu lama dan dalam sejarah penyanderaan gerakan gerakan sipil bersenjata, itu jarang ditemukan.
โAtas nama kemanusiaan, Komnas HAM meminta Egianus dan kawan kawannya segera membebaskan sandera. Jika ada tuntutan lain, silakan disampaikan ke Pj Bupati Nduga,โ kata Frits.
Selain itu lanjut Frits, jalan damai harus dikedepankan dalam pembebasan pilot asal Selandia Baru ini. Untuk menghindari jatuhnya korban baru atau penyanderaan baru.
โKita tahu sendiri penyanderaan pilot sudah menimbulkan banyak korban nyawa tapi juga harta benda, bahkan banyak orang menjadi pengungsi karena peristiwa penyanderaan ini,โ pungkasnya.(ade/fia/wen)
Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos