Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Periksa 10 Saksi dan Temukan 9 Lubang Peluru

Pegiat HAM Usulkan Dibentuk Tim Investigasi Dari Pembunuhan Pilot Glen

JAYAPURA – Satgas Ops Damai Cartenz-2024  Operasi Damai Cartenz 2024 akhirnya tuntas melakukan olah TKP pembunuhan terhadap pilot Glen Malcolm Conning yang merupakan warga negara Selandia Baru. Insiden tragis itu terjadi pada Senin, 5 Agustus 2024, di Distik Ilaga, Kab Timika. Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhaniselaku Kepala Operasi Damai Cartenz-2024 menjelaskan bahwa kegiatan olah TKP telah selesai, dilanjutkan dengan penyelidikan dan penyidikan.

“Olah TKP di Distrik Alama telah selesai dan saat ini upaya penegakan hukum terhadap pelakunya sedang berproses,” ujar Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani dalam rilisnya Kamis (9/8) malam.

Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024, Kombes Pol. Dr. Bayu Suseno mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil olah TKP, ditemukan beberapa lubang peluru di beberapa titik pada badan helikopter.

“Berdasarkan hasil olah TKP, kami menemukan bahwa terdapat 9 lubang peluru pada bagian badan helicopter antara lain pada kaca atas, bagian rotor, baling-baling dan ekor helicopter. Selain itu kami juga menemukan 6 selongsong peluru kaliber 5,56mm di sekitar helicopter dan  jenazah pilot ditemukan berada di dalam kokpit helicopter sebelah kiri,”jelas Bayu.

Baca Juga :  Diperkuat 4 Pesawat CN 235, Siap bantu Pemda Percepat Pemerataan Pembangunan

Jenazah pilot sendiri telah diambil pihak PT Intan Angkasa Air Service dan telah dikirim ke jakarta pada hari rabu tanggal 7 Agustus 2024. Sedangkan untuk hasil visum, pihaknya masih menunggu surat resmi dari RSUD Timika. Kaops menambahkan bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi di lapangan, diketahui bahwa OPM atau KKB dari Nduga sudah berada di lokasi selama seminggu sebelum melakukan pembunuhan.

Setidaknya OPM / KKB tersebut berjumlah lima orang dimana empat diantaranya membawa senjata api laras panjang dan satu orang membawa parang. Menurut keterangan para saksi yang mendengar mereka berbicara bahwa dari logat dan bahasanya diduga kuat merupakan orang dari daerah Nduga.

“Kami telah melakukan pemeriksaan terhadap 10 saksi dan dari keterangan mereka yang melihat, mendengar dan menyaksikan terjadinya pembunuhan terhadap pilot glen, telah kami identifikasi bahwa diduga pelakunya adalah KKB dari Nduga” jelas Faizal. Sementara pembela HAM, Theo Hesegem menilai untuk mengungkap siapa pelaku sebenarnya atas pembunuhan pilot asal Selandia Baru itu perlu dibentuk tim investigasi terpadu.

Baca Juga :  Gerbang Natal Perkokok Kebersamaan Dalam Keberagaman

Tim investigasi terpadu tersebut kata Theo harus melibatkan perwakilan dari Selandia Baru dan pihak Indonesia yang benar benar indenpenden. Penembakan pilot kata Theo perlu dipertanyakan, sebab itu terjadi setelah tidak lama Egianus Kogeya mengumumkan akan melakukan pembebasan terhadap pilot Philip Mark Mehrtens.

“Dua hari setelah penyampaian Egianus itu kemudian ada kasus penembakan terhadap pilot di Alama, ini bisa terjadi cipta kondisi agar Pilot Philip tidak dibebaskan,” kata Theo.

“Saya tidak mau tuding menuding soal ini, kita belajar dari kasus – kasus sebelumnya,” kata Theo. Maksudnya adalah kasus pembunuhan Pdt Zanambani di Distrik Hitadipa, dimana aparat menyebut pelakunya adalah KKB, namun setelah dilakukan investigasi ternyata pelaku penembakan adalah anggota TNI. (fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Pegiat HAM Usulkan Dibentuk Tim Investigasi Dari Pembunuhan Pilot Glen

JAYAPURA – Satgas Ops Damai Cartenz-2024  Operasi Damai Cartenz 2024 akhirnya tuntas melakukan olah TKP pembunuhan terhadap pilot Glen Malcolm Conning yang merupakan warga negara Selandia Baru. Insiden tragis itu terjadi pada Senin, 5 Agustus 2024, di Distik Ilaga, Kab Timika. Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhaniselaku Kepala Operasi Damai Cartenz-2024 menjelaskan bahwa kegiatan olah TKP telah selesai, dilanjutkan dengan penyelidikan dan penyidikan.

“Olah TKP di Distrik Alama telah selesai dan saat ini upaya penegakan hukum terhadap pelakunya sedang berproses,” ujar Brigjen Pol. Dr. Faizal Ramadhani dalam rilisnya Kamis (9/8) malam.

Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024, Kombes Pol. Dr. Bayu Suseno mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil olah TKP, ditemukan beberapa lubang peluru di beberapa titik pada badan helikopter.

“Berdasarkan hasil olah TKP, kami menemukan bahwa terdapat 9 lubang peluru pada bagian badan helicopter antara lain pada kaca atas, bagian rotor, baling-baling dan ekor helicopter. Selain itu kami juga menemukan 6 selongsong peluru kaliber 5,56mm di sekitar helicopter dan  jenazah pilot ditemukan berada di dalam kokpit helicopter sebelah kiri,”jelas Bayu.

Baca Juga :  Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru Jadi Andalan Pemprov ke Depan

Jenazah pilot sendiri telah diambil pihak PT Intan Angkasa Air Service dan telah dikirim ke jakarta pada hari rabu tanggal 7 Agustus 2024. Sedangkan untuk hasil visum, pihaknya masih menunggu surat resmi dari RSUD Timika. Kaops menambahkan bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi di lapangan, diketahui bahwa OPM atau KKB dari Nduga sudah berada di lokasi selama seminggu sebelum melakukan pembunuhan.

Setidaknya OPM / KKB tersebut berjumlah lima orang dimana empat diantaranya membawa senjata api laras panjang dan satu orang membawa parang. Menurut keterangan para saksi yang mendengar mereka berbicara bahwa dari logat dan bahasanya diduga kuat merupakan orang dari daerah Nduga.

“Kami telah melakukan pemeriksaan terhadap 10 saksi dan dari keterangan mereka yang melihat, mendengar dan menyaksikan terjadinya pembunuhan terhadap pilot glen, telah kami identifikasi bahwa diduga pelakunya adalah KKB dari Nduga” jelas Faizal. Sementara pembela HAM, Theo Hesegem menilai untuk mengungkap siapa pelaku sebenarnya atas pembunuhan pilot asal Selandia Baru itu perlu dibentuk tim investigasi terpadu.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Siap Tebus Rp 3,5 M untuk SMPN 1 Sentani

Tim investigasi terpadu tersebut kata Theo harus melibatkan perwakilan dari Selandia Baru dan pihak Indonesia yang benar benar indenpenden. Penembakan pilot kata Theo perlu dipertanyakan, sebab itu terjadi setelah tidak lama Egianus Kogeya mengumumkan akan melakukan pembebasan terhadap pilot Philip Mark Mehrtens.

“Dua hari setelah penyampaian Egianus itu kemudian ada kasus penembakan terhadap pilot di Alama, ini bisa terjadi cipta kondisi agar Pilot Philip tidak dibebaskan,” kata Theo.

“Saya tidak mau tuding menuding soal ini, kita belajar dari kasus – kasus sebelumnya,” kata Theo. Maksudnya adalah kasus pembunuhan Pdt Zanambani di Distrik Hitadipa, dimana aparat menyebut pelakunya adalah KKB, namun setelah dilakukan investigasi ternyata pelaku penembakan adalah anggota TNI. (fia/ade)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya