Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Buron Sejak Tahun Lalu, JS Menyerahkan Diri

Akui Serang Aparat TNI Sebelum Bergabung dengan OPM

JAKARTA – Anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) berinisial JS alias ASS alias T menyerahkan diri kepada Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) 623/Bhakti Wira Utama pada Minggu (5/5). JS merupakan salah seorang anggota OPM yang beroperasi di wilayah Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya. Dia terlibat dalam aksi penyerangan anggota Koramil Aifat 1809-02. Akibatnya dia masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak April tahun lalu.

Komandan Satgas Yonif 623/Bhakti Wira Utama Letkol Infanteri Dimas Yamma Putra mengungkapkan, JS menyatakan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Pos Komando Taktis Kumurkek. JS memutuskan keluar dari OPM setelah satu setengah tahun hidup di hutan.

”Bersedia menyerahkan diri kepada aparat keamanan Satgas Yonif 623/Bhakti Wira Utama dibantu pendekatan oleh pemuda dan tokoh masyarakat,” terang Dimas, kemarin (6/5).

Dalam kesempatan yang sama Pasi Intel Satgas Yonif 623/Bhakti Wira Utama Lettu Infanteri Gema Pratama Waroka menyampaikan bahwa April tahun lalu JS menyerang Pos Koramil 1809-02 Aifat Kodim 1809/Maybrat. Dia beraksi dengan melepaskan anak panah ke arah Pos Koramil tersebut.

Baca Juga :  Arthur dan Ricardo Absen, Jecksen Ogah Mengeluh

”Menyebabkan seorang personel terluka di punggung,” kata Gema. Pasca aksi tersebut, nama JS masuk DPO Polres Maybrat.

Satgas Yonif 623/Bhakti Wira Utama kemudian melakukan pendekatan kepada JS. Komunikasi dibantu oleh pemuda dan tokoh masyarakat setempat.

”JS bersedia menyerah dan dijemput oleh tokoh masyarakat bersama sekaligus tokoh intelektual, Bapak Falen Sidik,” imbuhnya.

JS langsung dibawa ke Pos Komando Taktis Satgas Yonif 623/Bhakti Wira Utama untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Dia kemudian diserahkan kepada Polres Maybrat.

Meski sudah menyerahkan diri, proses hukum terhadap JS tetap berjalan. Kepada petugas, dia mengaku pernah beraksi dengan memanah personel Koramil 1809-02 Aifat. Menurut JS aksi tersebut dilakukan saat dirinya dalam keadaan mabuk. Karena takut, dia kemudian melarikan diri ke hutan dan bergabung dengan OPM.

”Selain itu JS mengakui terlibat dalam pembakaran Excavator di Kampung Ayata, Distrik Aifat Timur Jauh pada tanggal 27 Oktober 2023,” ungkap Gema.

Baca Juga :  Puncak Jaya Tegang, Tiga Orang Tewas Tertembak

Berdasar keterangan resmi yang diterima oleh Jawa Pos, JS mengaku merasa tidak nyaman selama bergabung dalam OPM. Karena itu, dia berkomunikasi dengan tokoh masyarakat setempat untuk kembali ke pangkuan NKRI.

”Karena mereka (OPM, Red) tidak baik, saya bawa diri ke sini dengan bantuan Bapak Falen Sidik untuk melapor bahwa saya ingin kembali ke NKRI,” bebernya.

Dia pun memastikan akan melalui seluruh proses hukum.  JS menyatakan akan bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Keinginannya pasca meninggalkan OPM adalah memperbaiki kehidupannya. Kepada anggota OPM lainnya yang masih berada di hutan, JS mengirim pesan. Dia mengajak mereka untuk segera kembali ke pangkuan NKRI.

”Kepada kawan-kawan yang masih ada di dalam hutan, ayo turun dan kembali ke NKRI untuk membangun Tanah Papua,” ajaknya. (syn/)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Akui Serang Aparat TNI Sebelum Bergabung dengan OPM

JAKARTA – Anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) berinisial JS alias ASS alias T menyerahkan diri kepada Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) 623/Bhakti Wira Utama pada Minggu (5/5). JS merupakan salah seorang anggota OPM yang beroperasi di wilayah Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya. Dia terlibat dalam aksi penyerangan anggota Koramil Aifat 1809-02. Akibatnya dia masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak April tahun lalu.

Komandan Satgas Yonif 623/Bhakti Wira Utama Letkol Infanteri Dimas Yamma Putra mengungkapkan, JS menyatakan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Pos Komando Taktis Kumurkek. JS memutuskan keluar dari OPM setelah satu setengah tahun hidup di hutan.

”Bersedia menyerahkan diri kepada aparat keamanan Satgas Yonif 623/Bhakti Wira Utama dibantu pendekatan oleh pemuda dan tokoh masyarakat,” terang Dimas, kemarin (6/5).

Dalam kesempatan yang sama Pasi Intel Satgas Yonif 623/Bhakti Wira Utama Lettu Infanteri Gema Pratama Waroka menyampaikan bahwa April tahun lalu JS menyerang Pos Koramil 1809-02 Aifat Kodim 1809/Maybrat. Dia beraksi dengan melepaskan anak panah ke arah Pos Koramil tersebut.

Baca Juga :  Setiap Jam, Tim Papua Hight Patrol Cek Pelanggaran di Jalan

”Menyebabkan seorang personel terluka di punggung,” kata Gema. Pasca aksi tersebut, nama JS masuk DPO Polres Maybrat.

Satgas Yonif 623/Bhakti Wira Utama kemudian melakukan pendekatan kepada JS. Komunikasi dibantu oleh pemuda dan tokoh masyarakat setempat.

”JS bersedia menyerah dan dijemput oleh tokoh masyarakat bersama sekaligus tokoh intelektual, Bapak Falen Sidik,” imbuhnya.

JS langsung dibawa ke Pos Komando Taktis Satgas Yonif 623/Bhakti Wira Utama untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Dia kemudian diserahkan kepada Polres Maybrat.

Meski sudah menyerahkan diri, proses hukum terhadap JS tetap berjalan. Kepada petugas, dia mengaku pernah beraksi dengan memanah personel Koramil 1809-02 Aifat. Menurut JS aksi tersebut dilakukan saat dirinya dalam keadaan mabuk. Karena takut, dia kemudian melarikan diri ke hutan dan bergabung dengan OPM.

”Selain itu JS mengakui terlibat dalam pembakaran Excavator di Kampung Ayata, Distrik Aifat Timur Jauh pada tanggal 27 Oktober 2023,” ungkap Gema.

Baca Juga :  Lagi, Satu Penyuplai Amunisi ke KKB Ditangkap

Berdasar keterangan resmi yang diterima oleh Jawa Pos, JS mengaku merasa tidak nyaman selama bergabung dalam OPM. Karena itu, dia berkomunikasi dengan tokoh masyarakat setempat untuk kembali ke pangkuan NKRI.

”Karena mereka (OPM, Red) tidak baik, saya bawa diri ke sini dengan bantuan Bapak Falen Sidik untuk melapor bahwa saya ingin kembali ke NKRI,” bebernya.

Dia pun memastikan akan melalui seluruh proses hukum.  JS menyatakan akan bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Keinginannya pasca meninggalkan OPM adalah memperbaiki kehidupannya. Kepada anggota OPM lainnya yang masih berada di hutan, JS mengirim pesan. Dia mengajak mereka untuk segera kembali ke pangkuan NKRI.

”Kepada kawan-kawan yang masih ada di dalam hutan, ayo turun dan kembali ke NKRI untuk membangun Tanah Papua,” ajaknya. (syn/)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya