Pj. Gubernur Papua pegunungan Dr. Velix Vernando Wanggai,S.IP. M.P.A menyatakan untuk bersama -sama untuk terus mempertahankan dan menguatkan tali persaudaraan di masjid tapi juga ikatan kebangsaan karena semua masyarakat yang ada di wilayah ini adalah satu bangsa dalam bingkai NKRI, ia juga berharap dalam waktu kedepan akan terus menjalin silahturahmi.
Komandan Satgas Yonif 623/Bhakti Wira Utama Letkol Infanteri Dimas Yamma Putra mengungkapkan, JS menyatakan kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Pos Komando Taktis Kumurkek. JS memutuskan keluar dari OPM setelah satu setengah tahun hidup di hutan.
  Sebagai bentuk peringatan kembali atas kejadian bersejarah yang pernah dilalui oleh Papua dan Negara Kesatuan Republik Indonesia itu, Pemerintah Kota Jayapura mengagendakan pelaksanaan satu kegiatan besar dengan membentangkan kain merah putih sepanjang hampir 11 ribu meter.
Kapolres menyatakan ucap syukurnya karena masyarakat sangat antusias untuk terlibat langsung dalam aksi pembentangan tersebut. Kepolresta mengungkapkan, Forkopimda yang dipimpin Pj Walikota Jayapura bersama seluruh elemen masyarakat menggelar giat pembentangan bendera merah putih sepanjang 10 Km lebih mulai dari Jembatan Ring Road Hamadi sampai di PLTU Holtekamp Distrik Muara Tami.
  Sehubungan dengan kegiatan itu, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi dengan melibatkan sejumlah pihak. Adapun beberapa pihak yang akan terlibat dalam kegiatan pembentangan bendera, mulai dari unsur TNI Polri, juga termasuk sekolah-sekolah di kota Jayapura juga dilibatkan.
Terkait ini salah satu anggota Kelompok Khusus DPR Papua, Yonas Nusi justru mewanti agar jangan sampai 1 Mei justru dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk mencari keuntungan kelmpok atau pribadi.
Ia menyatakan bahwa pihaknya memberi ruang untuk aksi demo selama semua sesuai aturan . Bahkan pihaknya bisa memfasilitasi jika kelompok tersebut memenuhi syarat formil yang ditentukan oleh Undang-undang yang berlaku di NKRI.
HYU sapaan ketum Gercin juga meminta masyarakat tidak terprovokasi dengan isu yang beredar di media sosial. Terutama isu yang berbau provokatif. Sebab hal itu akan merusak persatuan dan kesatuan yang ada di Papua.