Saturday, April 27, 2024
27.7 C
Jayapura

Pelaku Kecewa Karena Belum Diizinkan Cuti 

MERAUKE-Motif penikaman yang menewaskan Kepala Rumah Sakit (Rumkit) Jenderal L.B Moerdani, Mayor CKM. dr. Beni Arjihans akhirnya terungkap. Pelaku Sertu MA yang merupakan anggota dari almarhum diduga kecewa terhadap korban yang merupakan pimpinannya di Rumkit Jenderal L.B Moerdani.

Komandan Korem 174/Anim Ti Waningap  (ATW) Brigjen TNI E. Reza Pahlevi mengungkapkan bahwa motif penikaman yang dilakukan oleh tersangka tersebut karena kecewa terhadap korban yang belum diberikan izin.

Pelaku menurut Danrem Reza Pahlevi mengajukan cuti namun belum diizinkan. “Jadi bukan tidak diizinkan. Tapi belum diizinkan. Karena cuti itu kapan saja bisa diambil,” jelas jenderal bintang satu tersebut usai memimpin upacara pelepasan jenazah di Bandara Mopah Merauke menuju Jakarta, Rabu (6/7).

Danrem menjelaskan bahwa cuti itu belum diberikan karena tenaga kesehatan di Rumkit Jenderal LB Moerdani sangat terbatas, sehingga bergantian. Apalagi di Rumkit  Jenderal LB Moerdani, jumlah tenaganya hanya 12 orang.

Tersangka lanjut Danrem  bertugas di Merauke sekira satu tahun dan telah berkeluarga dengan satu anak. Namun, tersangka baru aktif kembali sekitar 2 minggu karena baru selesai kena musibah pada tanggal 16 Mei 2022. Dimana pelaku mengalami kecelakaan lalu lintas.

“Pelaku ini melaksanakan kegiatan istirahat selama kurang satu bulan dan tindakan operasi sekitar tanggal 3 Juni untuk pasang pen. Kemudian diistirahatkan 14 hari lagi. Kemudian 2 minggu terakhir ini masuk kantor kemudian mengajukan cuti. Itu belum diizinkan karena sudah istirahat cukup lama.

Baca Juga :  Buron 6 Tahun, Seorang Napi  Lapas Merauke Ditangkap

Karena belum diberikan izin itu yang membuat kekecewaan pelaku. Sekali lagi bukan tidak diizinkan tapi belum diizinkan karena baru selesai kegiatan istirahat,” ucap Danrem Reza Pahlevi

Pelaku sendiri menurut Danrem mengalami kecelakaan tunggal ketika pulang kantor menggunakan sepeda motor. Dimana tulang  selangkanya patah sehingga dipasang pen. Terkait dengan penikaman yang dilakukan pelaku, menurut Danrem saat ini proses hukum dilakukan terhadap tersangka. Dimana sudah lima saksi yang tak lain adalah anggota dari Rumkit Jenderal L.B Moerdani dimintai keterangan.

Selain pemecatan, tersangka juga terancam hukuman berat. “Karena ada upaya perencanaan yang dilakukan tersangka,” tuturnya.

Danrem Reza Pahlevi menyebutkan bahwa pisau yang digunakan bukan pisau dapur seperti yang ia sebutkan sebelumnya, tapi pisaunya sangat tajam dan sangat panjang. “Sepertinya sudah terencana, karena dari hasil autopsi ternyata pisau tersebut bukan seperti pisau biasa. Tidak ada bengkok sama sekali tapi lurus dan nancap kurang lebih 23 cm. Jadi bukan pisau dapur,” tegasnya.

Sementara itu,  jenazah Mayor CKM. dr. Beni Arjihans, kemarin diterbangkan menuju Jakarta menggunakan  pesawat Garuda. Sebelum diterbangkan, dilakukan upacara pelepasan jenazah yang dipimpin langsung Danrem 174/ATW Brigjen TNI E. Reza Pahlevi.

Selain dihadiri ibu-ibu Persit Kartika Candra, juga hadir para dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Merauke. Suasana haru mengiringi pemberangkatan jenazah tersebut.

Baca Juga :  Rumah Dibakar OTK, Ratusan Warga di Dogiyai Menggungsi

Istri almarhum, Nuardianna Ningsih, SH, mendampingi jenazah korban sampai ke kampung halaman orang tua almarhum di Cimahi. “Keputusan terakhir dibawa ke Cimahi, Jawa Barat, rumah orang tua almarhum,’’ jelasnya.

Danrem juga menyebutkan bahwa almarhum Mayor CKM. dr. Beni Arjihans, merupakan kepala Rumkit Jenderal LB Moerdani yang pertama. Dimana Rumkit LB Moerdani yang berada di Tanah Miring, Distrik Tanah Miring Merauke ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo sehari setelah membuka PON XX tahun 2021 lalu.

Almarhum dr. Beni Arjihans diakui Danrem memiliki semangat yang tinggi  agar Rumkit LB Moerdani segera dapat diakreditasi untuk ditingkatkan menjadi rumah sakit 34. “Sampai saat ini belum dinaikan.

Sementara fasilitas yang sudah diberikan negara bahwa rumah sakit tersebut sebagai rumah sakit Covid sangat bangus dan beliau ini semangat sekali. Semangat beliau ini akan kita teruskan untuk ditingkatkan sehingga membantu pelayanan masyarakat di sekitar Merauke. Di samping RSUD Merauke, rumah sakit itu akan kita manfaatkan untuk membantu masyarakat,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita menilai almarhum adalah sosok yang cukup komunikatif terutama dalam upaya almarhum untuk mendaftarkan rumah sakit tersebut terdaftar di Kementrian Kesehatan dan upaya tersebut  telah berhasil.(ulo/nat)

MERAUKE-Motif penikaman yang menewaskan Kepala Rumah Sakit (Rumkit) Jenderal L.B Moerdani, Mayor CKM. dr. Beni Arjihans akhirnya terungkap. Pelaku Sertu MA yang merupakan anggota dari almarhum diduga kecewa terhadap korban yang merupakan pimpinannya di Rumkit Jenderal L.B Moerdani.

Komandan Korem 174/Anim Ti Waningap  (ATW) Brigjen TNI E. Reza Pahlevi mengungkapkan bahwa motif penikaman yang dilakukan oleh tersangka tersebut karena kecewa terhadap korban yang belum diberikan izin.

Pelaku menurut Danrem Reza Pahlevi mengajukan cuti namun belum diizinkan. “Jadi bukan tidak diizinkan. Tapi belum diizinkan. Karena cuti itu kapan saja bisa diambil,” jelas jenderal bintang satu tersebut usai memimpin upacara pelepasan jenazah di Bandara Mopah Merauke menuju Jakarta, Rabu (6/7).

Danrem menjelaskan bahwa cuti itu belum diberikan karena tenaga kesehatan di Rumkit Jenderal LB Moerdani sangat terbatas, sehingga bergantian. Apalagi di Rumkit  Jenderal LB Moerdani, jumlah tenaganya hanya 12 orang.

Tersangka lanjut Danrem  bertugas di Merauke sekira satu tahun dan telah berkeluarga dengan satu anak. Namun, tersangka baru aktif kembali sekitar 2 minggu karena baru selesai kena musibah pada tanggal 16 Mei 2022. Dimana pelaku mengalami kecelakaan lalu lintas.

“Pelaku ini melaksanakan kegiatan istirahat selama kurang satu bulan dan tindakan operasi sekitar tanggal 3 Juni untuk pasang pen. Kemudian diistirahatkan 14 hari lagi. Kemudian 2 minggu terakhir ini masuk kantor kemudian mengajukan cuti. Itu belum diizinkan karena sudah istirahat cukup lama.

Baca Juga :  Salah Persepsi, Dua Kelompok Massa Bentrok

Karena belum diberikan izin itu yang membuat kekecewaan pelaku. Sekali lagi bukan tidak diizinkan tapi belum diizinkan karena baru selesai kegiatan istirahat,” ucap Danrem Reza Pahlevi

Pelaku sendiri menurut Danrem mengalami kecelakaan tunggal ketika pulang kantor menggunakan sepeda motor. Dimana tulang  selangkanya patah sehingga dipasang pen. Terkait dengan penikaman yang dilakukan pelaku, menurut Danrem saat ini proses hukum dilakukan terhadap tersangka. Dimana sudah lima saksi yang tak lain adalah anggota dari Rumkit Jenderal L.B Moerdani dimintai keterangan.

Selain pemecatan, tersangka juga terancam hukuman berat. “Karena ada upaya perencanaan yang dilakukan tersangka,” tuturnya.

Danrem Reza Pahlevi menyebutkan bahwa pisau yang digunakan bukan pisau dapur seperti yang ia sebutkan sebelumnya, tapi pisaunya sangat tajam dan sangat panjang. “Sepertinya sudah terencana, karena dari hasil autopsi ternyata pisau tersebut bukan seperti pisau biasa. Tidak ada bengkok sama sekali tapi lurus dan nancap kurang lebih 23 cm. Jadi bukan pisau dapur,” tegasnya.

Sementara itu,  jenazah Mayor CKM. dr. Beni Arjihans, kemarin diterbangkan menuju Jakarta menggunakan  pesawat Garuda. Sebelum diterbangkan, dilakukan upacara pelepasan jenazah yang dipimpin langsung Danrem 174/ATW Brigjen TNI E. Reza Pahlevi.

Selain dihadiri ibu-ibu Persit Kartika Candra, juga hadir para dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Merauke. Suasana haru mengiringi pemberangkatan jenazah tersebut.

Baca Juga :  Bermasalah, Dua Kepala Kampung  Diberhentikan Sementara 

Istri almarhum, Nuardianna Ningsih, SH, mendampingi jenazah korban sampai ke kampung halaman orang tua almarhum di Cimahi. “Keputusan terakhir dibawa ke Cimahi, Jawa Barat, rumah orang tua almarhum,’’ jelasnya.

Danrem juga menyebutkan bahwa almarhum Mayor CKM. dr. Beni Arjihans, merupakan kepala Rumkit Jenderal LB Moerdani yang pertama. Dimana Rumkit LB Moerdani yang berada di Tanah Miring, Distrik Tanah Miring Merauke ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo sehari setelah membuka PON XX tahun 2021 lalu.

Almarhum dr. Beni Arjihans diakui Danrem memiliki semangat yang tinggi  agar Rumkit LB Moerdani segera dapat diakreditasi untuk ditingkatkan menjadi rumah sakit 34. “Sampai saat ini belum dinaikan.

Sementara fasilitas yang sudah diberikan negara bahwa rumah sakit tersebut sebagai rumah sakit Covid sangat bangus dan beliau ini semangat sekali. Semangat beliau ini akan kita teruskan untuk ditingkatkan sehingga membantu pelayanan masyarakat di sekitar Merauke. Di samping RSUD Merauke, rumah sakit itu akan kita manfaatkan untuk membantu masyarakat,” tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita menilai almarhum adalah sosok yang cukup komunikatif terutama dalam upaya almarhum untuk mendaftarkan rumah sakit tersebut terdaftar di Kementrian Kesehatan dan upaya tersebut  telah berhasil.(ulo/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya