Friday, April 26, 2024
25.7 C
Jayapura

Polda Papua Siapkan Tim Dokter

Irjen Pol Paulus Waterpauw ( FOTO: Elfira/Cepos)

TPNPB Klaim Tembak Jatuh Helikopter MI 17

JAYAPURA- Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menyampaikan pihaknya sudah mendapat input melalui berita yang disebarkan di media sosial maupun WhatsAp terkait helikopter MI 17 yang jatuh tanggal 28 Juni 2019 lalu telah ditemukan. Namun, belum ada kejelasan dari siapa gambar-gambar yang beredar tersebut.

Terkait informasi tersebut, Kapolda mengaku telah menyiapkan tim dokter untuk melakukan antemortem guna memeriksa bila ada korban-korban jatuh dalam helikopter yang hilang sejak Juni tahun 2019  itu.

“Tim dokter tersebut mengindentivikasi dari apa yang bisa didapat. Biasanya mereka perlu keterangan dari keluarga, ciri-ciri umum atupun ciri-ciri khusus untuk memeriksa hal-hal yang bisa  didapat di lokasi. Apakah tubuh korban, pakaian korban atau barang-barang bawaan korban,” terang Kapolda kepada wartawan, Kamis (6/2).

Terkait dengan viralnya senjata yang disandingkan dengan temuan bangkai helikopter tersebut, Kapolda meragukan hal itu. “Tentang adanya senjata itu yang kami ragukan. Kok tiba-tiba di belakang senjata ada bendera bintang kejora itu yang menurut kami belum jelasnya di situ,” jelasnya.

Adapun upaya mencari lokasi jatuhnya helikopter lanjut Kapolda, melalui Kapolres Pegunungan Bintang dengan tim yang ada. Bahkan, Pangdam XVII/Cenderawasih sudah memerintahkan Dandrem dan Dandim untuk bersama-sama dengan Kapolres Pegunungan Bintang dan masyarakat masuk ke objek.

“Sementara kami masih menunggu laporan dari mereka. Semoga bisa dipastikan ya atau tidak. Karena diera sekarang bisa saja orang mengambil  lokasi di mana, kemudian mensharenya dan mengatur  sedemikan rupa. Tapi mudah-mudahan ada kejelasan dan kepastian tentang kejadian jatuhnya heli tersebut,” tuturnya.

Baca Juga :  Papua Selatan Terbentuk Sebelum Pilkada Gubernur Papua

“Apalagi Heli tersebut sudah cukup lama dicari, kalau sudah ada kejelasan kan sudah enak kita bisa lakukan upaya-upaya,” sambungnya.

Secara terpisah Komandan Resor Militer (Korem) 172/Praja Wira Yakthi (PWY) Kolonel  Inf Binsar P. Sianipar mengaku sampai saat ini pihaknya masih mengumpulkan informasi baik dari anggota ataupun masyarakat setempat.

“Yang jelas kami  sudah organisir semuanya agar pasukan yang ada di Pegunungan Bintang  untuk mencari. Kita kedepankan dulu mencari informasi ke masyarakat yang ada di Distrik- ditsrik melalui radio dan pos-pos TNI yang ada di sana,” ucap Danrem Binsar Sianipar saat dihubungi Cenderawasih Pos, Kamis (6/2).

Dikatakan, tim akan bergerak setelah ada informasi yang pasti. Sebagaimana foto-foto yang beredar ramai di media sosialpun tidak diketahui lokasinya di mana.

“Waktu jatuh saja kami mencarinya menggunakan 4 helikopter selama 2 bulan tidak bisa ketemu, karena itu berkabut dan hutan lebat,” terangnya.

Namun adanya  komunikasi dengan  masyarakat, diharapkan masyarakat bisa memberikan informasi awal, sebagaimana tahap 1 pencarian direncanakan selama 1 minggu kedepan dan diharapkan ada progress yang bagus.

Sementara itu, meski penyebab jatuhnya pesawat milik TNI, MI 17 sejak Juni 2019 lalu belum diketahui namun pihak TPNPB mengklaim telah menembak jatuh pesawat ini. Mereka juga mengambil senjata yang ada dalam puing-puing pesawat tersebut. Sementara kondisi jenazah dikatakan tersisa tulang belulang. Dengan jumlah persenjataan yang bertambah, mereka menyatakan semakin siap untuk bertempur dengan TNI. 

 “Kami telah menerima laporan langsung dari Komando Daerah Pertahanan Ngalum Gupel bahwa Helikopter MI 17 milik TNI telah ditembak jatuh pada tanggl 28 Juni 2019 lalu dan telah ditemukan. Semua senjata yang ada di lokasi jatunya Helikopter MI17 Milik TNI telah menjadi milik Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Komando Daerah Pertahanan (KODAP) Ngalum Gupel,” koar Juru Bicara TPNPB, Debby Sembom dalam rilisnya, Kamis (6/2). 

Baca Juga :  Komnas HAM Indikasikan Mutilasi Warga Sipil di Mimika Bukan Kali Pertama

Meski terkesan aneh kejadian hilang kontak sejak Juni 2019 dan baru diklaim Februari 2020, namun menurut Sebby, kelompok pasukan salju yang bertanggung jawab atas penembakan tersebut. 

 Dalam penyampaiannya, Panglima Komando Daerah Pertahanan, TPNPB Ngalum Gupel yaitu Bridgen Lamek Alipky Taplo menyatakan siap bertanggung jawab atas insiden ini dan heli tersebut ditembak jatuh oleh   Komandan Batalyon Meme yaitu Pasukan Salju atas nama Mason Mimin. “Pihak Batalyon Meme yang bertanggungjawab,” katanya. 

Panglima Komando Daerah Pertahanan Ngalum Gupel, Bridgen Lamek Alipky Tapol pada 4 Januari 2020 juga secara resmi mengeluarkan pernyataan bahwa dengan memperoleh senjata ini, mereka siap perang melawan pasukan keamanan Indonesia untuk merebut hak kemerdekaan bagi bangsa Papua. “Mereka juga siap berhadapan dengan TNI jika ada yang datang,” imbuh Sebby. 

Disinggung soal kondisi jenazah, Sebby mengaku jenazah penumpang pesawat masih di lokasi dan tersisa tulang belulang. Namun jika pihak TNI ingin mendatangi lokasi maka siapapun yang datang harus siap berhadapan dengan TPNPB. “Kami TPNPB tidak ada urusan dengan mayat korban musuh. Pesawat sudah dijatuhkan dan terget selanjutnya adalah senjata dan amunisi. Jika TNI mau ke lokasi heli, itu markas TPNPB dan pasukan juga sudah berjaga-jaga di jalan masuk,” tegasnya. (fia/ade/nat)

Irjen Pol Paulus Waterpauw ( FOTO: Elfira/Cepos)

TPNPB Klaim Tembak Jatuh Helikopter MI 17

JAYAPURA- Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menyampaikan pihaknya sudah mendapat input melalui berita yang disebarkan di media sosial maupun WhatsAp terkait helikopter MI 17 yang jatuh tanggal 28 Juni 2019 lalu telah ditemukan. Namun, belum ada kejelasan dari siapa gambar-gambar yang beredar tersebut.

Terkait informasi tersebut, Kapolda mengaku telah menyiapkan tim dokter untuk melakukan antemortem guna memeriksa bila ada korban-korban jatuh dalam helikopter yang hilang sejak Juni tahun 2019  itu.

“Tim dokter tersebut mengindentivikasi dari apa yang bisa didapat. Biasanya mereka perlu keterangan dari keluarga, ciri-ciri umum atupun ciri-ciri khusus untuk memeriksa hal-hal yang bisa  didapat di lokasi. Apakah tubuh korban, pakaian korban atau barang-barang bawaan korban,” terang Kapolda kepada wartawan, Kamis (6/2).

Terkait dengan viralnya senjata yang disandingkan dengan temuan bangkai helikopter tersebut, Kapolda meragukan hal itu. “Tentang adanya senjata itu yang kami ragukan. Kok tiba-tiba di belakang senjata ada bendera bintang kejora itu yang menurut kami belum jelasnya di situ,” jelasnya.

Adapun upaya mencari lokasi jatuhnya helikopter lanjut Kapolda, melalui Kapolres Pegunungan Bintang dengan tim yang ada. Bahkan, Pangdam XVII/Cenderawasih sudah memerintahkan Dandrem dan Dandim untuk bersama-sama dengan Kapolres Pegunungan Bintang dan masyarakat masuk ke objek.

“Sementara kami masih menunggu laporan dari mereka. Semoga bisa dipastikan ya atau tidak. Karena diera sekarang bisa saja orang mengambil  lokasi di mana, kemudian mensharenya dan mengatur  sedemikan rupa. Tapi mudah-mudahan ada kejelasan dan kepastian tentang kejadian jatuhnya heli tersebut,” tuturnya.

Baca Juga :  Penjabat Bupati Tolikara Disambut Meriah

“Apalagi Heli tersebut sudah cukup lama dicari, kalau sudah ada kejelasan kan sudah enak kita bisa lakukan upaya-upaya,” sambungnya.

Secara terpisah Komandan Resor Militer (Korem) 172/Praja Wira Yakthi (PWY) Kolonel  Inf Binsar P. Sianipar mengaku sampai saat ini pihaknya masih mengumpulkan informasi baik dari anggota ataupun masyarakat setempat.

“Yang jelas kami  sudah organisir semuanya agar pasukan yang ada di Pegunungan Bintang  untuk mencari. Kita kedepankan dulu mencari informasi ke masyarakat yang ada di Distrik- ditsrik melalui radio dan pos-pos TNI yang ada di sana,” ucap Danrem Binsar Sianipar saat dihubungi Cenderawasih Pos, Kamis (6/2).

Dikatakan, tim akan bergerak setelah ada informasi yang pasti. Sebagaimana foto-foto yang beredar ramai di media sosialpun tidak diketahui lokasinya di mana.

“Waktu jatuh saja kami mencarinya menggunakan 4 helikopter selama 2 bulan tidak bisa ketemu, karena itu berkabut dan hutan lebat,” terangnya.

Namun adanya  komunikasi dengan  masyarakat, diharapkan masyarakat bisa memberikan informasi awal, sebagaimana tahap 1 pencarian direncanakan selama 1 minggu kedepan dan diharapkan ada progress yang bagus.

Sementara itu, meski penyebab jatuhnya pesawat milik TNI, MI 17 sejak Juni 2019 lalu belum diketahui namun pihak TPNPB mengklaim telah menembak jatuh pesawat ini. Mereka juga mengambil senjata yang ada dalam puing-puing pesawat tersebut. Sementara kondisi jenazah dikatakan tersisa tulang belulang. Dengan jumlah persenjataan yang bertambah, mereka menyatakan semakin siap untuk bertempur dengan TNI. 

 “Kami telah menerima laporan langsung dari Komando Daerah Pertahanan Ngalum Gupel bahwa Helikopter MI 17 milik TNI telah ditembak jatuh pada tanggl 28 Juni 2019 lalu dan telah ditemukan. Semua senjata yang ada di lokasi jatunya Helikopter MI17 Milik TNI telah menjadi milik Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Komando Daerah Pertahanan (KODAP) Ngalum Gupel,” koar Juru Bicara TPNPB, Debby Sembom dalam rilisnya, Kamis (6/2). 

Baca Juga :  Oknum Tentara Dipecat dan Dipanjara Seumur Hidup

Meski terkesan aneh kejadian hilang kontak sejak Juni 2019 dan baru diklaim Februari 2020, namun menurut Sebby, kelompok pasukan salju yang bertanggung jawab atas penembakan tersebut. 

 Dalam penyampaiannya, Panglima Komando Daerah Pertahanan, TPNPB Ngalum Gupel yaitu Bridgen Lamek Alipky Taplo menyatakan siap bertanggung jawab atas insiden ini dan heli tersebut ditembak jatuh oleh   Komandan Batalyon Meme yaitu Pasukan Salju atas nama Mason Mimin. “Pihak Batalyon Meme yang bertanggungjawab,” katanya. 

Panglima Komando Daerah Pertahanan Ngalum Gupel, Bridgen Lamek Alipky Tapol pada 4 Januari 2020 juga secara resmi mengeluarkan pernyataan bahwa dengan memperoleh senjata ini, mereka siap perang melawan pasukan keamanan Indonesia untuk merebut hak kemerdekaan bagi bangsa Papua. “Mereka juga siap berhadapan dengan TNI jika ada yang datang,” imbuh Sebby. 

Disinggung soal kondisi jenazah, Sebby mengaku jenazah penumpang pesawat masih di lokasi dan tersisa tulang belulang. Namun jika pihak TNI ingin mendatangi lokasi maka siapapun yang datang harus siap berhadapan dengan TPNPB. “Kami TPNPB tidak ada urusan dengan mayat korban musuh. Pesawat sudah dijatuhkan dan terget selanjutnya adalah senjata dan amunisi. Jika TNI mau ke lokasi heli, itu markas TPNPB dan pasukan juga sudah berjaga-jaga di jalan masuk,” tegasnya. (fia/ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya