Friday, March 29, 2024
24.7 C
Jayapura

Tingkat Kelulusan SMA/SMK di Papua Capai 98 Persen

FOTO BERSAMA: Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua Christian Sohilait ST. M.Si bersama para kepala bidang DPPAD Provinsi Papua usai upacara Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2020, Sabtu (2/5). (FOTO: Erik/Cepos)

Peringati Hardiknas, Sohilait Ajak Belajar dari Covid-19

JAYAPURA-Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua, Christian Sohilait, ST., M.Si., menegaskan tingkat kelulusan SMA, SMK dan SMALB mencapai 98 Persen. 

Sementara yang tidak lulus 2 Persen. Dua persen yang tidak lulus tersebut disebabkan peserta ujian meninggal dunia dan berhalangan tetap.

Dari 434 Sekolah SMA, SMK dan SMALB peserta anak didik masa tahap akhir berjumlah 28.973 siswa dan yang lulus 28.399 siswa. Sementara yang dinyatakan tidak lulus 574 siswa.

“Berdasarkan nilai yang dimasukkan sekolah maka yang tidak lulus hanya 2 persen. Penyebabnya yang pertama adalah jumlah daftar ujian secara riil anak sekolahnya tidak ada, kemudian meninggal dunia dan alpa terlalu banyak sehingga keselahan peserta mereka sendiri yang membuat tidak lulus,” ungkapnya usai menggelar upacara hari Pendidikan Nasional di lapangan Dinas Pendidikan Papua, Sabtu (2/5)

Dirinya mengapresiasi kepala sekolah dan seluruh guru, sehingga dapat mengumumkan kelulusan secara serentak di seluruh Papua. Tugas berikutnya menurut Sohilait adalah menjaga anak-anak yang telah lulus dan memastikan seluruh anak yang lulus melanjutkan pendidikannya ke tingkat perguruan tinggi.

Setelah mendengarkan kelulusan, mantan Sekda Lanny Jaya ini meminta untuk tidak perlu membuat euforia yang berlebihan. Karena saat ini ditengah pandemi Corona, maka cukup mengucap sukur di rumah saja.

“Kami sudah bekerja sama dengan Kepolisian agar tidak membiarkan adanya perkumpulan dan euforia yang berlebihan dan orang tua harus jaga anaknya tetap dirumah,” ujarnya.

Sementara itu, berkaitan dengan hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2020, dirinya juga menyampaikan kepada seluruh insan pendidikan di seluruh Papua bahwa virus Corona boleh ada. Tapi pendidikan tidak boleh padam dan prestasi saat ini menentukan langkah kita kedepan untuk menjadi pemimpin masa depan di Papua.

Baca Juga :  Panglima TNI Tegaskan Tak Ada Gangguan Keamanan dalam Penyaluran Bantuan

“Kepada semua insan pendidikan, semua tenaga pendidikan, para guru dan seluruh siswa/siswi yang ada di Papua dalam suasana yang berbeda. kita juga memperingati Hardiknas diulang tahun yang tidak lagi muda. Dimana Ki Hajar Dewantara sebagai proklamator pergerakan pendidikan saat itu telah memperjuangkan pendidikan, maka hari ini kita juga harus memperjuangkan pendidikan di Papua,” tegasnya.

Ditambahkan, pihaknya memberikan refleksi di tahun 2020. Ia menilai pendidikan di Papua masih menjadi kendala besar di tanah Papua. Dimana masih banyak anak yang belum bisa membaca dan menulis. Minimnya akses pendidikan hingga daerah terjauh dan masih banyak anak jalanan. Hal lain yaitu pendidikan yang mahal dan berbagai permasalahan pendidikan lainnya yang dihadapi guru, siswa dan pemerintah.

“Oleh sebab itu tahun ini  menjadi tahun refleksi bagi kita semua. Kita juga diperhadapkan tantangan pelajaran daring saat pandemi Covid-19. Dimana masih banyak anak-anak kita yang tidak bisa belajar baik sampai saat ini, sehingga itu menjadi tantangan bagi kita saat ini insan pendidikan,” bebernya.

Sohilait menilai pendidikan saat ini tidak lagi murah. Namun dirinya percaya kemurahan hati para guru untuk menyampaikan ilmu kepada anak didikanya. Oleh sebab itu sebagai kepala dinas pendidikan dihari pendidikan tersebut dirinya juga mengapresiasi seluruh insan pendidikan di Papua.

“Saya mengapresiasi kepada seluruh guru yang ada di seluruh Papua yang memberikan kontribusinya. Saya juga mengapresiasi lembaga-lembaga pendidikan, lembaga agama dan pereorangan dan bahkan siapa saja yang berkontribusi penuh kepada pendidikan,” katanya.

Baca Juga :  Pasar Baru Kalomdol Jadi Pusat Perdagangan

Ia mengatakan bahwa belajar adalah pintu untuk melangkah jauh meraih kesuksesan. Untuk itu, Sohilait mengajak seluruh insan pendidikan di Papua untuk membuka pintu pendidikan. “Jangan setengah hati menjadi guru. Karena murid telah membuka hatinya sepenuhnya dan memberikan hatinya kepada bapak ibu guru maka ajarlah mereka dengan sepenuh hati dan tetap semangat, mari membuat perubahan ditanah Papua,” pungkasnya.

Sementara itu, Rektor Uncen Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST., MT. mengatakan memperingati Hardiknas kali ini ditengah Pandemi Covid-19 maka dirinya mengajak peran serta orang tua untuk mengajar nilai-nilai budaya, prilaku, sifat dan keyakinan yang selama ini kurang didapatkan.

“Kita harap peran orang tua lebih banyak mendampingi anaknya pada saat wabah Corona ini untuk mengajarkan anak-anaknya dirumah tentang nilai-nilai yang selama ini kurang didapatkan di pendidikan formal yang mengajar ilmu pengetahuan,” bebernya.

Senada dengan itu, Ketua Komisi V DPRP Papua, Timeles Yikwa mengatakan Hardiknas ditengah Pandemi Covid-19 mengharapkan pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dapat melakukan upaya-upaya yang baik dalam mendidik anak-anak Papua.

Ia juga mengharapkan terobosan yang dapat dirasakan seluruh anak-anak Papua baik di Kota maupun dipedalaman Papua agar dapat merasakan pendidikan.

“Anggaran-anggaran yang telah ditetapkan untuk pendidikan itu segera eksekusi dan laksanakan dan kita harap ada trobosan dinas yang dapat dirasakan seluruh anak Papua baik dikota maupun dipedalaman,” tandasnya. (eri/nat)

FOTO BERSAMA: Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua Christian Sohilait ST. M.Si bersama para kepala bidang DPPAD Provinsi Papua usai upacara Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2020, Sabtu (2/5). (FOTO: Erik/Cepos)

Peringati Hardiknas, Sohilait Ajak Belajar dari Covid-19

JAYAPURA-Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua, Christian Sohilait, ST., M.Si., menegaskan tingkat kelulusan SMA, SMK dan SMALB mencapai 98 Persen. 

Sementara yang tidak lulus 2 Persen. Dua persen yang tidak lulus tersebut disebabkan peserta ujian meninggal dunia dan berhalangan tetap.

Dari 434 Sekolah SMA, SMK dan SMALB peserta anak didik masa tahap akhir berjumlah 28.973 siswa dan yang lulus 28.399 siswa. Sementara yang dinyatakan tidak lulus 574 siswa.

“Berdasarkan nilai yang dimasukkan sekolah maka yang tidak lulus hanya 2 persen. Penyebabnya yang pertama adalah jumlah daftar ujian secara riil anak sekolahnya tidak ada, kemudian meninggal dunia dan alpa terlalu banyak sehingga keselahan peserta mereka sendiri yang membuat tidak lulus,” ungkapnya usai menggelar upacara hari Pendidikan Nasional di lapangan Dinas Pendidikan Papua, Sabtu (2/5)

Dirinya mengapresiasi kepala sekolah dan seluruh guru, sehingga dapat mengumumkan kelulusan secara serentak di seluruh Papua. Tugas berikutnya menurut Sohilait adalah menjaga anak-anak yang telah lulus dan memastikan seluruh anak yang lulus melanjutkan pendidikannya ke tingkat perguruan tinggi.

Setelah mendengarkan kelulusan, mantan Sekda Lanny Jaya ini meminta untuk tidak perlu membuat euforia yang berlebihan. Karena saat ini ditengah pandemi Corona, maka cukup mengucap sukur di rumah saja.

“Kami sudah bekerja sama dengan Kepolisian agar tidak membiarkan adanya perkumpulan dan euforia yang berlebihan dan orang tua harus jaga anaknya tetap dirumah,” ujarnya.

Sementara itu, berkaitan dengan hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2020, dirinya juga menyampaikan kepada seluruh insan pendidikan di seluruh Papua bahwa virus Corona boleh ada. Tapi pendidikan tidak boleh padam dan prestasi saat ini menentukan langkah kita kedepan untuk menjadi pemimpin masa depan di Papua.

Baca Juga :  Sudah 17 Pemain Persipura yang Hengkang

“Kepada semua insan pendidikan, semua tenaga pendidikan, para guru dan seluruh siswa/siswi yang ada di Papua dalam suasana yang berbeda. kita juga memperingati Hardiknas diulang tahun yang tidak lagi muda. Dimana Ki Hajar Dewantara sebagai proklamator pergerakan pendidikan saat itu telah memperjuangkan pendidikan, maka hari ini kita juga harus memperjuangkan pendidikan di Papua,” tegasnya.

Ditambahkan, pihaknya memberikan refleksi di tahun 2020. Ia menilai pendidikan di Papua masih menjadi kendala besar di tanah Papua. Dimana masih banyak anak yang belum bisa membaca dan menulis. Minimnya akses pendidikan hingga daerah terjauh dan masih banyak anak jalanan. Hal lain yaitu pendidikan yang mahal dan berbagai permasalahan pendidikan lainnya yang dihadapi guru, siswa dan pemerintah.

“Oleh sebab itu tahun ini  menjadi tahun refleksi bagi kita semua. Kita juga diperhadapkan tantangan pelajaran daring saat pandemi Covid-19. Dimana masih banyak anak-anak kita yang tidak bisa belajar baik sampai saat ini, sehingga itu menjadi tantangan bagi kita saat ini insan pendidikan,” bebernya.

Sohilait menilai pendidikan saat ini tidak lagi murah. Namun dirinya percaya kemurahan hati para guru untuk menyampaikan ilmu kepada anak didikanya. Oleh sebab itu sebagai kepala dinas pendidikan dihari pendidikan tersebut dirinya juga mengapresiasi seluruh insan pendidikan di Papua.

“Saya mengapresiasi kepada seluruh guru yang ada di seluruh Papua yang memberikan kontribusinya. Saya juga mengapresiasi lembaga-lembaga pendidikan, lembaga agama dan pereorangan dan bahkan siapa saja yang berkontribusi penuh kepada pendidikan,” katanya.

Baca Juga :  Panglima TNI Tegaskan Tak Ada Gangguan Keamanan dalam Penyaluran Bantuan

Ia mengatakan bahwa belajar adalah pintu untuk melangkah jauh meraih kesuksesan. Untuk itu, Sohilait mengajak seluruh insan pendidikan di Papua untuk membuka pintu pendidikan. “Jangan setengah hati menjadi guru. Karena murid telah membuka hatinya sepenuhnya dan memberikan hatinya kepada bapak ibu guru maka ajarlah mereka dengan sepenuh hati dan tetap semangat, mari membuat perubahan ditanah Papua,” pungkasnya.

Sementara itu, Rektor Uncen Dr. Ir. Apolo Safanpo, ST., MT. mengatakan memperingati Hardiknas kali ini ditengah Pandemi Covid-19 maka dirinya mengajak peran serta orang tua untuk mengajar nilai-nilai budaya, prilaku, sifat dan keyakinan yang selama ini kurang didapatkan.

“Kita harap peran orang tua lebih banyak mendampingi anaknya pada saat wabah Corona ini untuk mengajarkan anak-anaknya dirumah tentang nilai-nilai yang selama ini kurang didapatkan di pendidikan formal yang mengajar ilmu pengetahuan,” bebernya.

Senada dengan itu, Ketua Komisi V DPRP Papua, Timeles Yikwa mengatakan Hardiknas ditengah Pandemi Covid-19 mengharapkan pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dapat melakukan upaya-upaya yang baik dalam mendidik anak-anak Papua.

Ia juga mengharapkan terobosan yang dapat dirasakan seluruh anak-anak Papua baik di Kota maupun dipedalaman Papua agar dapat merasakan pendidikan.

“Anggaran-anggaran yang telah ditetapkan untuk pendidikan itu segera eksekusi dan laksanakan dan kita harap ada trobosan dinas yang dapat dirasakan seluruh anak Papua baik dikota maupun dipedalaman,” tandasnya. (eri/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya