Friday, April 26, 2024
32.7 C
Jayapura

548 Warga Terdampak, 4 Orang Meninggal Dunia

Embun Beku di Lanny Jaya Sesuai Prakiraan BMKG

JAYAPURA-Kabupaten Lanny Jaya dilanda peristiwa alam embun beku sejak awal Juni 2022. Sebanyak tiga kampung di Distrik Kuyawage yang terdampak, meliputi Kampung Kuyawage, Kampung Luarem dan Yugunomba.

Kondisi ini mengakibatkan masyarakat di kampung tersebut mengalami kelaparan karena gagal panen.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua, William Manderi menyebut hingga saat ini data yang diterima sebanyak  548 warga yang terdampak dan 4 orang dilaporkan meninggal dunia dimana dua di antaranya adalah  anak-anak.

“Berdasarkan informasi yang kami terima dari Sekban BPBD, mereka yang meninggal dunia akibat sakit,” kata William saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Selasa (2/8).

William mengaku hingga kini pihaknya terus berkomunikasi dengan teman-teman yang ada di daerah, termasuk apa langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh pemerintah setempat dan kerusakan atau kerugian yang dialami.

“Tidak ada pengungsian dan hingga saat ini pemerintah Lanny Jaya sudah memberikan bantuan ke lapangan. Termasuk bantuan dari Pemerintah Provinsi Papua, Kemenkes serta Dinas Sosial maupun Kementrian Sosial juga sudah memberikan bantuan secara langsung ke lapangan,” terangnya.

Khusus dari BPBD Provinsi Papua, menurut William, hari ini pihaknya akan turun ke lapangan untuk mengecek dan mengkaji kerusakan yang berkaitan dengan bencana yang terjadi di Lanny Jaya.

“Sehingga dari dasar itu menjadi acuan tindakan selanjutnya, sesuai informasi dari Bupati Lanny Jaya hal ini masih bisa diatasi oleh daerah. Dengan begitu kajian-kajian yang sifatnya mitigasi perlu dilakukan, sehingga kita bisa mempersiapkan atau masyarakat harus siaga untuk menghadapi situasi ini,” tuturnya.

Menurutnya, peristiwa alam embun beku terus berulang dari tahun ke tahun sejak tahun 2020, 2021 dan 2022. Untuk itu, perlunya pengkajian apa yang harus dilakukan ketika embun beku terjadi dan masyarakat juga harus waspada.

Baca Juga :  Rumah Dibakar OTK, Ratusan Warga di Dogiyai Menggungsi

“Selain mereka punya hasil kebun, tetapi tanaman apa yang bisa hidup nanti di tempat cuaca ekstrim seperti saat ini atau ada alternatif lain untuk usaha mereka. Sehingga bukan hanya kita memberikan bantuan setiap tahunnya tetapi ada upaya  upaya mitigasi yang dilakukan,” kata William.

“Kita tetap dorong bantuan dan perhatian dari pemerintah untuk masyarakat, tetapi khususnya dari BPBD akan turun melihat secara langsung kondisi di lapangan. Sehingga dari kaji cepat kita bisa menilai kerugian, kerusakan dan  kebutuhan apa yang harus diberikan sehingga bisa mengurangi dampak yang terjadi,” sambungnya.

Secara terpisah, kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisik (BBMKG) Wilayah V Jayapura, Hendro Nugroho menyatakan, peristiwa alam yang terjadi di Lanny Jaya ini sesuai dengan prakiraan BMKG yang telah disampaikan dalam konferensi pers pada Maret 2022 lalu.

Dikatakan, sesuai prakiraan BMKG di wilayah Kabupaten Lanny Jaya yang termasuk dalam ZOM 340, awal musim kemarau terjadi pada Juni Dasarian I dengan puncak musim kemarau juga terjadi pada bulan Juni 2022.

Pada musim kemarau ini lanjut Hendro, ada beberapa hal yang terjadi seperti penurunan curah hujan dikarenakan potensi pembentukan awan cenderung tidak signifikan. Lalu pertumbuhan awan yang tidak signifikan juga menyebabkan suhu udara menjadi lebih dingin karena panas yang diterima dapat langsung dipantulkan kembali keluar bumi.

“Udara akan terasa lebih dingin dikarenakan massa udara dari selatan yang bersifat kering dan dingin. Hal lain yang terjadi yakni proses evapotranpirasi mengakibatkan tumbuhan semakin kering dan tidak dapat bertahan hidup,” ungkapnya.

Baca Juga :  Komnas HAM Akan Lakukan Investigasi

Dikatakan Hendro, berdasarkan analisis hujan dasarian III Juni hingga dasarian I Juli, wilayah Lanny Jaya termasuk dalam kategori menengah hingga rendah dengan curah hujan antara 25 – 75 mm/dasarian.

“Suhu udara minimum di wilayah Jayawijaya berkisar antara 12 – 15 OC yang mana suhu udara di wilayah Lanny Jaya dapat lebih rendah karena perbedaan ketinggian antara Lanny Jaya dan Jayawijaya,” terangnya.

Ia mengimbau pemerintah kabupaten dan juga masyarakat Lanny Jaya untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang terjadi seperti embun beku, hujan es, dan angin kencang.

“Selain itu perlu dibangun lumbung untuk menyimpan makanan agar saat kemarau masyarakat tidak mengalami kelaparan,” pungkasnya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Lanny Jaya, Petrus Wakerkwa didampingi Sekda Lanny Jaya dan pejabat di lingkungan Pemkab Lanny Jaya bersama perwakilan Menteri Sosial RI telah mengantarkan bantuan bencana alam hujan es akibat cuaca ekstrim  ke posko umum. Bantuan yang diberikan menurut Penjabat Bupati Lanny Jaya, Petrus Wakerkwa berupa bahan makanan yang diserahkan kepada warga di Distrik Kuyawage, Selasa (2/8).

“Kepala Distrik Kuyawage, Goa Balim, dan Wano Barat bersama kepala-kepala kampung, mulai saat ini saya tegaskan menetap semua di daerahnya masing-masing dan tidak ada yang di Tiom atau Wamena,” tegas Bupati Petrus Wakerkwa.

Ia juga meminta agar setiap dinas terkait untuk terus memantau kondisi masyarakat di lapangan dan melakukan pengontrolan.

“Dinas Kesehatan agar selalu aktif melihat kondisi anak-anak, ibu-ibu hamil dan warga yang sakit akibat bencana ini. Saya juga minta mereka menyiapkan tim medis untuk selalu mengontrol dan memberikan makanan bergizi,” tutupnya. (fia/oel/nat)

Embun Beku di Lanny Jaya Sesuai Prakiraan BMKG

JAYAPURA-Kabupaten Lanny Jaya dilanda peristiwa alam embun beku sejak awal Juni 2022. Sebanyak tiga kampung di Distrik Kuyawage yang terdampak, meliputi Kampung Kuyawage, Kampung Luarem dan Yugunomba.

Kondisi ini mengakibatkan masyarakat di kampung tersebut mengalami kelaparan karena gagal panen.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua, William Manderi menyebut hingga saat ini data yang diterima sebanyak  548 warga yang terdampak dan 4 orang dilaporkan meninggal dunia dimana dua di antaranya adalah  anak-anak.

“Berdasarkan informasi yang kami terima dari Sekban BPBD, mereka yang meninggal dunia akibat sakit,” kata William saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Selasa (2/8).

William mengaku hingga kini pihaknya terus berkomunikasi dengan teman-teman yang ada di daerah, termasuk apa langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh pemerintah setempat dan kerusakan atau kerugian yang dialami.

“Tidak ada pengungsian dan hingga saat ini pemerintah Lanny Jaya sudah memberikan bantuan ke lapangan. Termasuk bantuan dari Pemerintah Provinsi Papua, Kemenkes serta Dinas Sosial maupun Kementrian Sosial juga sudah memberikan bantuan secara langsung ke lapangan,” terangnya.

Khusus dari BPBD Provinsi Papua, menurut William, hari ini pihaknya akan turun ke lapangan untuk mengecek dan mengkaji kerusakan yang berkaitan dengan bencana yang terjadi di Lanny Jaya.

“Sehingga dari dasar itu menjadi acuan tindakan selanjutnya, sesuai informasi dari Bupati Lanny Jaya hal ini masih bisa diatasi oleh daerah. Dengan begitu kajian-kajian yang sifatnya mitigasi perlu dilakukan, sehingga kita bisa mempersiapkan atau masyarakat harus siaga untuk menghadapi situasi ini,” tuturnya.

Menurutnya, peristiwa alam embun beku terus berulang dari tahun ke tahun sejak tahun 2020, 2021 dan 2022. Untuk itu, perlunya pengkajian apa yang harus dilakukan ketika embun beku terjadi dan masyarakat juga harus waspada.

Baca Juga :  Rumah Dibakar OTK, Ratusan Warga di Dogiyai Menggungsi

“Selain mereka punya hasil kebun, tetapi tanaman apa yang bisa hidup nanti di tempat cuaca ekstrim seperti saat ini atau ada alternatif lain untuk usaha mereka. Sehingga bukan hanya kita memberikan bantuan setiap tahunnya tetapi ada upaya  upaya mitigasi yang dilakukan,” kata William.

“Kita tetap dorong bantuan dan perhatian dari pemerintah untuk masyarakat, tetapi khususnya dari BPBD akan turun melihat secara langsung kondisi di lapangan. Sehingga dari kaji cepat kita bisa menilai kerugian, kerusakan dan  kebutuhan apa yang harus diberikan sehingga bisa mengurangi dampak yang terjadi,” sambungnya.

Secara terpisah, kepala Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisik (BBMKG) Wilayah V Jayapura, Hendro Nugroho menyatakan, peristiwa alam yang terjadi di Lanny Jaya ini sesuai dengan prakiraan BMKG yang telah disampaikan dalam konferensi pers pada Maret 2022 lalu.

Dikatakan, sesuai prakiraan BMKG di wilayah Kabupaten Lanny Jaya yang termasuk dalam ZOM 340, awal musim kemarau terjadi pada Juni Dasarian I dengan puncak musim kemarau juga terjadi pada bulan Juni 2022.

Pada musim kemarau ini lanjut Hendro, ada beberapa hal yang terjadi seperti penurunan curah hujan dikarenakan potensi pembentukan awan cenderung tidak signifikan. Lalu pertumbuhan awan yang tidak signifikan juga menyebabkan suhu udara menjadi lebih dingin karena panas yang diterima dapat langsung dipantulkan kembali keluar bumi.

“Udara akan terasa lebih dingin dikarenakan massa udara dari selatan yang bersifat kering dan dingin. Hal lain yang terjadi yakni proses evapotranpirasi mengakibatkan tumbuhan semakin kering dan tidak dapat bertahan hidup,” ungkapnya.

Baca Juga :  Massa Marah, Kantor Bupati Dirusak dan Dibakar

Dikatakan Hendro, berdasarkan analisis hujan dasarian III Juni hingga dasarian I Juli, wilayah Lanny Jaya termasuk dalam kategori menengah hingga rendah dengan curah hujan antara 25 – 75 mm/dasarian.

“Suhu udara minimum di wilayah Jayawijaya berkisar antara 12 – 15 OC yang mana suhu udara di wilayah Lanny Jaya dapat lebih rendah karena perbedaan ketinggian antara Lanny Jaya dan Jayawijaya,” terangnya.

Ia mengimbau pemerintah kabupaten dan juga masyarakat Lanny Jaya untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang terjadi seperti embun beku, hujan es, dan angin kencang.

“Selain itu perlu dibangun lumbung untuk menyimpan makanan agar saat kemarau masyarakat tidak mengalami kelaparan,” pungkasnya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Lanny Jaya, Petrus Wakerkwa didampingi Sekda Lanny Jaya dan pejabat di lingkungan Pemkab Lanny Jaya bersama perwakilan Menteri Sosial RI telah mengantarkan bantuan bencana alam hujan es akibat cuaca ekstrim  ke posko umum. Bantuan yang diberikan menurut Penjabat Bupati Lanny Jaya, Petrus Wakerkwa berupa bahan makanan yang diserahkan kepada warga di Distrik Kuyawage, Selasa (2/8).

“Kepala Distrik Kuyawage, Goa Balim, dan Wano Barat bersama kepala-kepala kampung, mulai saat ini saya tegaskan menetap semua di daerahnya masing-masing dan tidak ada yang di Tiom atau Wamena,” tegas Bupati Petrus Wakerkwa.

Ia juga meminta agar setiap dinas terkait untuk terus memantau kondisi masyarakat di lapangan dan melakukan pengontrolan.

“Dinas Kesehatan agar selalu aktif melihat kondisi anak-anak, ibu-ibu hamil dan warga yang sakit akibat bencana ini. Saya juga minta mereka menyiapkan tim medis untuk selalu mengontrol dan memberikan makanan bergizi,” tutupnya. (fia/oel/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya