Friday, March 29, 2024
24.7 C
Jayapura

Waspada, Kasus DBD di Asmat Masih Fluktuaktif

AGATS_Bupati Asmat Eliza Kambu mengakui wabah Demam Berdarah Dengue yang terjadi di Agats ibu kota Kabupaten Asmat, meski masih fluktuatif angka kasus penderitanya, namun secara umum bisa mulai terkendali. Secara kumulatif, data kasus DBD sejak satu bulan terakhir ini sekitar 104 kasus.

“Puncak kasus itu meningkat, pada minggu kedua bulan Juli lalu, tapi trendnya masih berfluktuasi, kadang naik dan kadang turun,”ungkap Bupati Eliza Kambu saat ditanya Cenderawasih Pos terkait perkembangan penangangan DBD di Agats, Selasa (2/8) kemarin.

Menurut Bupati Eliza, minggu lalu kasus DBD sempat naik sebanyak 6 kasus. Namun setelah ditelusuri, penyampaian data ini terlambat. Hal ini disebabkan karena informasi dari Puskesmas di Agats yang tertahan, dan baru bisa dilaporkan pekan kemarin.

Baca Juga :  Biayai 1.919 Mahaiswa Papua dan Non Papua

Mengingat kasus DBD ini belum benar-benar hilang, maka berbagai upayua penanggulangan sudah dilakukan, terutama dengan melakukan fogging atau pengasapan di sekitar warga yang ditemukan terinfeksi Demam Berdarah Dengue ini. Selain itu, juga dilaukan penaburan obat anti jentik nyamuk di sejumlah bak penampungan air hujan milik masyarakat.

Diakui untuk menerapkan 3 M, mengubur, menguras, menutup dan mengubur di wilayah Asmat ini memang agak susah. Sebab, sebagian besar masyarakat mengandalkan air hujan untuk kebutuhan air bersih sehari-hari, otomatis setiap rumah punya penampungan air hujan. Namun warga diminta tetap memperhatikan kebersihannya.

“Kita sudah mulai melakukan pendataan daerah mana saja yang terpapar, tempat-tempat penampungan itu untuk dilakukan pencegahan berkembangbiaknya jentik nyamuk,”ujar Eliza Kambu yang mengaku hujan masih sering terjadi di Asmat.

Baca Juga :  Perkuat Kelembagaan Desa, 500-an Aparat Kampung Dibekali   

Upaya penanganan kasus DBD ini juga sudah dilakukan dengan mengambil langkah-langkah sesuai SOP penanganan DBD. Bahkan dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua juga sudah turun membantu melakukan fogging dengan radius 100 meter dari penderita terkonfirmasi DBD dan upaya pencegahan dengan penaburan obat anti jentik nyamuk kepada masyarakat.

“Kasus DBD hanya ditemukan di Agats, ibu kota Kabupaten Asmat saja, sempat ada satu kasus DBD di Puskesmas Towor, namun sudah bisa ditangani,”ujar Elisa Kambu yang mengaku hingga saat ini dilaporkan hanya satu orang yang meninggal akibat DBD ini. (tri)

AGATS_Bupati Asmat Eliza Kambu mengakui wabah Demam Berdarah Dengue yang terjadi di Agats ibu kota Kabupaten Asmat, meski masih fluktuatif angka kasus penderitanya, namun secara umum bisa mulai terkendali. Secara kumulatif, data kasus DBD sejak satu bulan terakhir ini sekitar 104 kasus.

“Puncak kasus itu meningkat, pada minggu kedua bulan Juli lalu, tapi trendnya masih berfluktuasi, kadang naik dan kadang turun,”ungkap Bupati Eliza Kambu saat ditanya Cenderawasih Pos terkait perkembangan penangangan DBD di Agats, Selasa (2/8) kemarin.

Menurut Bupati Eliza, minggu lalu kasus DBD sempat naik sebanyak 6 kasus. Namun setelah ditelusuri, penyampaian data ini terlambat. Hal ini disebabkan karena informasi dari Puskesmas di Agats yang tertahan, dan baru bisa dilaporkan pekan kemarin.

Baca Juga :  Polres Berbagi Kasih dengan Warga OAP 

Mengingat kasus DBD ini belum benar-benar hilang, maka berbagai upayua penanggulangan sudah dilakukan, terutama dengan melakukan fogging atau pengasapan di sekitar warga yang ditemukan terinfeksi Demam Berdarah Dengue ini. Selain itu, juga dilaukan penaburan obat anti jentik nyamuk di sejumlah bak penampungan air hujan milik masyarakat.

Diakui untuk menerapkan 3 M, mengubur, menguras, menutup dan mengubur di wilayah Asmat ini memang agak susah. Sebab, sebagian besar masyarakat mengandalkan air hujan untuk kebutuhan air bersih sehari-hari, otomatis setiap rumah punya penampungan air hujan. Namun warga diminta tetap memperhatikan kebersihannya.

“Kita sudah mulai melakukan pendataan daerah mana saja yang terpapar, tempat-tempat penampungan itu untuk dilakukan pencegahan berkembangbiaknya jentik nyamuk,”ujar Eliza Kambu yang mengaku hujan masih sering terjadi di Asmat.

Baca Juga :  Pemakaian Kompor Induksi Meningkat

Upaya penanganan kasus DBD ini juga sudah dilakukan dengan mengambil langkah-langkah sesuai SOP penanganan DBD. Bahkan dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua juga sudah turun membantu melakukan fogging dengan radius 100 meter dari penderita terkonfirmasi DBD dan upaya pencegahan dengan penaburan obat anti jentik nyamuk kepada masyarakat.

“Kasus DBD hanya ditemukan di Agats, ibu kota Kabupaten Asmat saja, sempat ada satu kasus DBD di Puskesmas Towor, namun sudah bisa ditangani,”ujar Elisa Kambu yang mengaku hingga saat ini dilaporkan hanya satu orang yang meninggal akibat DBD ini. (tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya