Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Hindari Jalan Kekerasan Dalam Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

JAYAPURA – Senator Papua Barat Dr. Filep Wamafma angkat bicara perihal upaya penyelamatan pilot Susi Air Philip Mark Merthens, yang disandera KKB di Nduga, Papua Pegunungan.

Filep memahami maksud siaga tempur bagi TNI juga untuk perlawanan saat diserang lantaran untuk menjaga keselamatan diri. Meskipun begitu, senator Filep memandang bahwa tetap saja kekerasan tidak dapat menyelesaikan masalah.

“Persoalannya adalah tuntutan KKB untuk memisahkan diri dari Indonesia. Saat Philip Mark Merthens dijadikan sandera, maka boleh jadi disitu ada jalan damai, negosiasi bisa dilakukan. Selain TNI mengedepankan negosiasi, pihak Susi Air juga saya pikir harus turut berupaya penuh untuk membantu negosiasi,” ujarnya, Sabtu (29/4).

“Yang saya pikirkan dari peristiwa ini, rakyat sipil bisa saja kembali menjadi korban karena kedua pihak saling terus bersitegang. Ini berbahaya bagi kelanjutan penegakan HAM di Papua yang notabene masih memiliki sejumlah kasus yang belum terselesaikan,” Sambung Filep.

Baca Juga :  Ormas Islam Juga Satu Suara

Selain itu, anggota DPD RI dapil Papua Barat ini mengingatkan bahwa setiap peristiwa kekerasan hanya akan menambah tragedi baru. Dirinya menekankan agar semua pihak menahan diri untuk tidak bertindak yang mengakibatkan berulangnya kekerasan di tanah Papua.

Selain itu, dikatakannya perlu menggandeng Pemerintah Selandia Baru sebagai negara asal Philip Mark Merthens, karena semakin banyak pihak yang didengarkan untuk negosiasi, maka risiko kekerasan pasti bisa diturunkan.

” Sebagai anak Papua, saya hanya ingin Papua ini damai, karena saya tahu masa depan anak-anak Papua masih sangat panjang untuk membangun tanah ini,” tegas Filep.

Filep mengingatkan kembali bahwa perjuangan di tanah Papua akan selalu terhambat jika KKB dan TNI tidak duduk bersama. Masalah ini akan berkepanjangan sebagaimana yang terjadi dan berlangsung hingga saat ini.

Baca Juga :  Ditembak OTK, Seorang Polisi Roboh dan Tewas

“Jika duduk bersama tidak bisa direalisasikan, maka bisa didengarkan pendapat dari pihak lain yang independen. Karena bertahun-tahun sudah diusulkan ini dan itu, dibuat aturan ini dan itu, tetapi tetap saja kekerasan terjadi diantara KKB dan TNI, dan bahkan berlarut-larut dan rakyat sipil seringkali jadi korban. Maka saya mengimbau agar masing-masing pihak menahan diri, cukuplah anak-anak Pegunungan mendengar suara tembakan, karena trauma-trauma akan terus tercipta,” ungkap Filep, (oel/wen)

JAYAPURA – Senator Papua Barat Dr. Filep Wamafma angkat bicara perihal upaya penyelamatan pilot Susi Air Philip Mark Merthens, yang disandera KKB di Nduga, Papua Pegunungan.

Filep memahami maksud siaga tempur bagi TNI juga untuk perlawanan saat diserang lantaran untuk menjaga keselamatan diri. Meskipun begitu, senator Filep memandang bahwa tetap saja kekerasan tidak dapat menyelesaikan masalah.

“Persoalannya adalah tuntutan KKB untuk memisahkan diri dari Indonesia. Saat Philip Mark Merthens dijadikan sandera, maka boleh jadi disitu ada jalan damai, negosiasi bisa dilakukan. Selain TNI mengedepankan negosiasi, pihak Susi Air juga saya pikir harus turut berupaya penuh untuk membantu negosiasi,” ujarnya, Sabtu (29/4).

“Yang saya pikirkan dari peristiwa ini, rakyat sipil bisa saja kembali menjadi korban karena kedua pihak saling terus bersitegang. Ini berbahaya bagi kelanjutan penegakan HAM di Papua yang notabene masih memiliki sejumlah kasus yang belum terselesaikan,” Sambung Filep.

Baca Juga :  Porprov Papua Digelar November

Selain itu, anggota DPD RI dapil Papua Barat ini mengingatkan bahwa setiap peristiwa kekerasan hanya akan menambah tragedi baru. Dirinya menekankan agar semua pihak menahan diri untuk tidak bertindak yang mengakibatkan berulangnya kekerasan di tanah Papua.

Selain itu, dikatakannya perlu menggandeng Pemerintah Selandia Baru sebagai negara asal Philip Mark Merthens, karena semakin banyak pihak yang didengarkan untuk negosiasi, maka risiko kekerasan pasti bisa diturunkan.

” Sebagai anak Papua, saya hanya ingin Papua ini damai, karena saya tahu masa depan anak-anak Papua masih sangat panjang untuk membangun tanah ini,” tegas Filep.

Filep mengingatkan kembali bahwa perjuangan di tanah Papua akan selalu terhambat jika KKB dan TNI tidak duduk bersama. Masalah ini akan berkepanjangan sebagaimana yang terjadi dan berlangsung hingga saat ini.

Baca Juga :  Ditembak OTK, Seorang Polisi Roboh dan Tewas

“Jika duduk bersama tidak bisa direalisasikan, maka bisa didengarkan pendapat dari pihak lain yang independen. Karena bertahun-tahun sudah diusulkan ini dan itu, dibuat aturan ini dan itu, tetapi tetap saja kekerasan terjadi diantara KKB dan TNI, dan bahkan berlarut-larut dan rakyat sipil seringkali jadi korban. Maka saya mengimbau agar masing-masing pihak menahan diri, cukuplah anak-anak Pegunungan mendengar suara tembakan, karena trauma-trauma akan terus tercipta,” ungkap Filep, (oel/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya